Menganggur.
Satu hal yang menggambarkan seorang Kim Jisoo. Bukannya bosan menjadi pengangguran selama tiga tahun, Jisoo justru senang dengan statusnya kini.
Bangun, Makan, Tidur. Sungguh menyenangkan.
Gadis 25 tahun itu tidak memiliki pekerjaan setelah menyelesaikan kuliahnya. Bukannya tidak ada pekerjaan, tapi dia sendiri yang tidak mau dipekerjakan. Ayahnya telah menawarkan sebuah jabatan di kantornya, namun dengan halus ditolak oleh sang anak lantaran dia tidak bisa menjadi manajer perusahaan besar.
Oh jangan salah, si pengangguran cantik ini memiliki keluarga yang kaya raya. Ayahnya adalah presdir dari perusahaan besar bernama Kim Company, sedangkan sang ibu adalah seorang dokter di sebuah rumah sakit besar Seoul.
Sedangkan dia si anak tunggal, anak pecinta rebahan. Beberapa kali pula ayahnya menawarkan pekerjaan sebagai karyawan biasa. Namun, lagi-lagi ditolak dengan alasan, "Aku tidak suka lembur dadakan."
Ya, lembur dadakan selalu terjadi. Hal itu diketahuinya lantaran sang ayah kerap sekali mengirim pesan padanya.
Ayah
Ayah ada lembur dadakan dan akan pulang larut. Ibumu juga ada operasi tiba-tiba. Tidurlah, jangan keluar dimalam hari.Tipikal pekerjaan yang disukai Jisoo adalah dia bisa bersantai, tidak dipaksa bekerja terus, memiliki waktu luang yang banyak. Satu lagi, dia tidak suka disuruh-suruh.
Mana ada seorang karyawan yang begitu? Kalau maunya diam dan bersantai, silahkan buka pekerjaan sendiri. Dasar Pemalas! Ya begitulah omelan yang selalu ibu lontarkan.
Sifat pemalas Jisoo itu berada ditingkat paling atas dan susah untuk dimusnahkan. Gadis itu benar-benar kebal, dan semua orang di sekitarnya mengenal baik sifat buruknya itu.
Namun, semua itu pupus setelah Kim Jisoo menonton sebuah film keluarga yang mengharukan. Berhubung dia tidak suka film romantis, jadilah dia memilih film yang bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga.
Di dalam film terdapat sebuah keluarga yang begitu kaya raya. Terdiri dari suami, istri, dan satu anak yang begitu pemalas. Alur film itu menceritakan betapa kerasnya sang suami dan istri bekerja hanya untuk sang buah hati yang kesehariannya hanya diam di rumah.
Keluarga itu memang sudah kaya raya, tapi si suami dan istri tetap bekerja walau harta telah berlimpah. Hal itu membuat sikap malas si anak makin membesar. Dia makin malas, berpikir bahwa hartanya takkan habis. Semua itu karena kedua orang tuanya rajin mencari nafkah.
Tiba-tiba saja si suami mengalami kecelakaan hebat yang merenggut nyawanya sendiri. Si istri begitu sedih dan tidak terima dengan keadaan yang ada. Akhirnya dia berhenti bekerja. Dan harapan mereka sekarang adalah harta si suami yang tersisa.
Saking kecewa, sedih, dan sakit hati, si istri mengalami sakit keras. Maka dari itu, sisa harta dari mendiang suamin harus dipakai untuk berobat. Si anak juga sudah tak berpikiran yang lain selain kesehatan sang ibu
KAMU SEDANG MEMBACA
Papillon | Taesoo
FanfictionI feel butterfly when I'm with you ©2021 | taesoo-short story area.