"Nah, Jis. Hubunganmu dengan Taeyong sudah hampir satu tahun. Hal romantis apa saja yang telah kalian lakukan?"
Gadis bersurai panjang hitam itu mendadak terdiam, menghentikan aktivitasnya yang tadi asyik mengaduk-aduk cappucino boba dalam gelas plastik. Ia berkedip, menolehkan kepala secara kaku ke samping kanan. Ditatapnya iris hitam sang sahabat yang kini menyorotnya penuh rasa penasaran.
"Hal romantis apa saja yang aku lakukan?" Gadis itu, Kim Jisoo, membeo.
Gadis dengan seragam putih dibalut almet biru itu mengangguk. "Heem, hal romantis. Aku dan Jaehyun sudah seperti suami istri meski kami masih SMA."
Jisoo lekas mengerjap, berusaha menguasai diri. Ah, hal romantis, ya? Dirinya dan Taeyong tidak terlalu sering melakukan hal romantis. Nyaris tidak pernah. Sang kekasih yang agak pendiam tak terlalu suka dengan hal seperti itu kendati tahu Jisoo ini penyuka hal romantis.
"Hmm ... tidak tahu. Tanya saja pada Taeyong," sahut Jisoo lempeng kemudian meminum es kopi yang dia pegang.
"Ey, jangan bilang hubungan kalian di ujung tanduk? Kalian berkelahi? Perang mulut? Baku hantam?" Rose kini bergerak menggoyangkan tangan kanannya yang bebas, membuat Jisoo memutar bola mata jengah.
"Kami baik-baik saja, Rose."
"Aneh sekali kalau kalian benar-benar tidak melakukan hal romantis setelah hampir satu tahun menjalin hubungan." Rose menegakan tubuh. Keningnya mengerut, kini gadis itu jadi berpikir keras.
"Jangan-jangan Taeyong tidak tulus menyukaimu?"
"Dasar mulut basi!" Jisoo lekas memukul lengan Rose kesal. Gadis itu mendelik saat Rose justru terbahak, sepertinya puas sekali melihat reaksi yang dia berikan sekarang.
Rose meredakan tawa. "Begini-begini. Aku dan Jaehyun sering mondar-mandir keliling kota entah itu jalan-jalan, berpiknik, atau apapun." Ia menatap gadis yang mengenakan pakaian yang sama sepertinya ini dengan sorot tenang. Perubahan ekspresi yang cukup drastis.
"Ya-ya, aku tidak iri," sahut Jisoo ketus.
"Bukan masalah iri. Sekarang aku tanya, berapa kali kalian kencan dalam sebulan?"
Jisoo meletakan gelas kopi ke atas meja bundar di depan mereka. Obsidinya dibiarkan menatap lurus ke depan, menatap jalanan yang ramai kendaraan berlalu lalang sore ini.
Berapa kali mereka kencan dalam sebulan, ya?
Dua kali? Empat kali?
"Sepertinya tiga." Jisoo menyahut jujur. Kini dia menatap Rose lagi. "Kenapa?"
"Ke mana kalian pergi?"
"Perpustakaan umum dan kafe di dekat perpustakaan."
"Di kafe, apa yang kalian lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Papillon | Taesoo
FanficI feel butterfly when I'm with you ©2021 | taesoo-short story area.