Kring kring
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seluruh murid di kelas F yang sudah mengemasi barangnya sejak 15 menit sebelum bel, langsung pergi meninggalkan kelas.
Lauren menaiki bus dan berjalan menuju tempat yang dikirimkan oleh ayahnya. Ia terus mengikuti rute yang di arahkan oleh google maps melalui handphone nya.
"Huh... Akhirnya sampe"
Lauren memasuki gerbang rumahnya, kemudian berhenti di depan pintu sambil menekan bel.
Setelah dua kali membunyikan belnya, seorang perempuan yang terlihat seumuran dengan ayah Lauren datang untuk membukakan pintu.
"Lauren?!"
"Iya"
"Ya ampun kamu udah gede aja, terakhir tante liat kamu masih sekecil bantal" ucap Tante Park sambil memegang pipi Lauren.
"Ayo sini masuk" sambung Tante Park.
Saat memasuki rumahnya, Lauren tampak terkagum dengan mendali-mendali yang terpajang di ruang tamu rumah Tante Park
"Wah, itu mendali siapa aja tante?"
"Anak-anak tante"
"Juara satu olimpiade matematika nasional" ucap Lauren sambil membaca salah satu penghargaan yang dipajang.
"Kalau yang itu piala anak tante yang masih kecil"
"Hebat banget anak tante"
"Iya dong siapa dulu mamahnya"
Setelah sedikit mengobrol, tante Park mengantarkan Lauren ke kamarnya, kemudian menyuruhnya untuk makan malam bersama di meja makan.
"Anak tante belum ada yang pulang?"
"Belum, anak pertama masih harus latihan skating dan anak kedua harus les matematika" balas tante Park.
"Pasti tante bosen sendirian di rumah"
"Iya, untung ada kamu"
"Ah tante bisa aja"
"Oh iya nanti tante mau pergi buat jemput Yeji, kamu gapapa kan sendirian?"
"Gapapa tante, tenang aja"
"Kalau anak tante yang pertama agak cuek jangan marah ya, dia emang begitu, jarang ngomong"
"Oke tante"
"Kamu abisin ya makannya, tante pergi sekarang"
"Iya, hati-hati di jalan tante, jangan ngebut"
"Siap!"
Tante Park meninggalkan rumah, dan Lauren hanya makan seorang diri di sini.
Lauren memakan makanannya dengan lahap, ia ingin buru-buru ke kamarnya karena merasa takut.
Seorang laki-laki dengan kaos berwarna hitam tiba-tiba datang untuk membuka kulkas. Tapi, Lauren sama sekali tidak melihat wajahnya, ia hanya fokus untuk makan.
Seketika lampu rumah tante Park padam. Seluruh ruangan menjadi gelap. Lauren yang baru saja selesai makan menjadi ketakutan. Ia reflek memegang tangan laki-laki yang ada di dekatnya.
"Tolong, gue takut" ucap Lauren.
Laki-laki itu hanya diam, kemudian melepas tangan Lauren.
"Ikut gue" ucap laki-laki tersebut.
Laki-laki itu membawa Lauren ke sebuah ruangan, ia mengambil sesuatu dari sana, lalu duduk dan membakar sumbu lilin yang ada di depannya.
Perlahan-lahan ruangan tersebut menjadi terang. Lauren mulai bisa melihat laki-laki yang ada di depannya.
"Hah demi apa si?!" Ucap Lauren sambil menutup mulutnya dengan lima jari.
Lauren benar-benar terkejut melihat Sunghoon yang ia suka selama 2 tahun sedang duduk di depannya. Wajahnya terlihat sangat tampan terkena pantulan sinar api dari lilin tersebut.
Tapi karena Lauren teringat kejadian tadi pagi, akhirnya Lauren menundukan kepalanya karena takut ketahuan.
"Kenapa ayah harus nitipin gue di rumah orang yang gue suka" ucap Lauren di dalam hatinya.
Setelah hampir 15 menit, akhirnya lampu rumah tante Park kembali hidup. Tak lama, tante Park datang bersama Yeji.
"Sunghoon, Lauren kalian berdua udah akrab?" Tanya tante Park.
"Nggak tante, tadi sempet mati lampu jadi dia nemenin aku" balas Lauren.
"Kalau gitu, tante kenalin anak tante ke kamu, yang ini namanya Sunghoon"
"Oh, h-hai Sunghoon" ucap Lauren sedikit canggung.
Tante Park kemudian sedikit menyenggol Sunghoon dengan sikutnya agar Sunghoon membalas salam dari Lauren.
"Hai Lauren" ucap Sunghoon dengan datar.
"Kalian masuk kamar sana, tidur sekarang, besok harus sekolah" ucap tante Park.
"Oke tante" balas Lauren.
[02]
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days with Sunghoon✔️
Fanfiction(TERBIT) Awalnya cuma dititipin, lama-lama dijodohin. #1 fiksipenggemar (juli, 2021) #2 fanfiction (agustus, 2021)