[09]

14K 2.4K 332
                                    

Setelah kurang lebih selama tujuh jam di perjalanan. Akhirnya Lauren dan yang lainnya tiba di sebuah villa yang berada di kaki gunung. Mereka semua menjadi sibuk untuk menurunkan barang yang ada di dalam mobil.

"Mamah... koper yeji kan rodanya copot, yeji gak bisa bawanya" ucap Yeji sambil menunjuk kopernya yang belum diturunkan sejak tadi.

"Bentar ya, mamah lagi sibuk, nanti mamah turunin"

"Yahh"

Yeji menjadi murung karena masih harus menunggu kopernya diturunkan. Padahal ia sangat ingin mengeluarkan boneka kecil kesayangannya yang ada di dalam sana.

Lauren yang melihat wajah Yeji murung langsung mendekatinya  "Sini biar kak Lauren yang bawain"

"Yeay! Makasih kak Lauren"

"Sama-sama" balas Lauren.

Lauren mengangkat dan membawa kopernya dengan lancar. Kopernya cukup ringan, bahkan Lauren bisa membawanya dengan satu tangan.

Pintu masuk, ruang tamu, dan kamar mandi sudah dilewati Lauren. Hanya tinggal beberapa langkah lagi ia tiba di kamar Yeji untuk menurunkan kopernya.

Tapi anak kucing tanpa dosa tiba-tiba lewat di depan Lauren.

Gedebug

Lauren tersandung anak kucing tersebut dan jatuh dengan posisi tengkurap.

"Mentang-mentang kecil lewatnya sembarangan!" ucap Lauren sebal sambil menatap anak kucing tersebut.

Sunghoon yang mendengar suara gedebug langsung berlari menghampiri sumbernya yang ada di depan kamar Yeji.

Saat tiba, Sunghoon justru melihat Lauren yang masih tengkurap di sana.

"Astaga kaya dugong" ucap Sunghoon.

Lauren segera bangun setelah mendengar Sunghoon meledeknya.

"Gapapa?" Tanya Sunghoon.

"gapapa tenang aja" balas Lauren.

Sunghoon kemudian berjalan mendekati Lauren yang sudah dalam posisi duduk. Lauren sangat gembira sampai-sampai ia terus melihat langkah kaki Sunghoon.

Langkah kaki Sunghoon semakin mendekat ke arahnya.

Tapi semakin lama, Sunghoon malah melewatinya.

Dan ternyata yang dihampiri oleh Sunghoon adalah anak kucing tersebut.

"Serius gapapa kan anak kucingnya?"

"Gak tau, periksa aja sendiri" sinis Lauren.

Lauren langsung berdiri dan menaruh koper Yeji dengan wajah kesal. Setelah itu ia pergi meninggalkan Sunghoon sendirian.

Saat Lauren sedang berjalan menuju ruang tamu tiba-tiba Sunghoon menggandeng tangan Lauren dari belakang.

Tentu membuat Lauren sangat terkejut.

"Eh eh kenapa?"

Sunghoon tidak menjawab, ia justru membawa Lauren ke depan kulkas.

Sunghoon membuka kulkasnya kemudian mengambil botol minuman yang beku dari dalam sana. Lalu ia menyuruh Lauren untuk duduk di kursi dapur.

Setelah Lauren duduk, Sunghoon membungkuk dan duduk dengan satu kaki di bawah, kemudian ia meluruskan kaki kiri Lauren secara perlahan.

Sunghoon meletakkan botol minuman dingin tadi ke lutut Lauren dan mulai mengompresnya.

"Kucingnya gapapa, tapi kaki lo memar" ucapnya.

Hati Lauren seketika melemah. Bayangkan saja orang yang kalian suka berbicara seperti itu, rasanya ingin meninggoy.

Lauren terus menatap wajah Sunghoon dari atas. Hidungnya yang mancung, bulu matanya yang panjang dan matanya yang indah saat berkedip membuat jantung Lauren semakin berdebar cepat.

"Udah hoon, lutut gue gapapa, gue mau beres-beres kamar dulu" ucap Lauren sambil berdiri.

Sunghoon reflek untuk berdiri juga, kemudian ia menatap wajah Lauren sambil menekan pundaknya agar Lauren duduk kembali.

"Biar gue yang beresin" ucap Sunghoon sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Lauren.

"Nanti kalo lo sakit tau sendiri mamah gue bakal seheboh apa" sambung Sunghoon.

Lauren tak bisa berkata apa-apa,

"Beresin hati gue juga hoon, udah berantakan banget nih gara-gara lo" batin Lauren.

🐧🌈

Pagi hari telah tiba, tugas matahari untuk menyinari sekaligus menghangatkan bumi telah dimulai.

Sinar matahari memasuki celah jendela kamar Lauren dan mengenai wajahnya, Ia-pun langsung terbangun dan berjalan menuju teras depan.

Suasana di luar villa sangat bagus di pagi hari seperti ini. Daun-daun di pepohonan tertiup angin, burung-burung berkicauan dan udara yang sangat sejuk membuat Lauren hanya berdiri di teras depan sambil memejamkan matanya. Anggap saja ia sedang healing.

Setelah melakukannya selama lima menit, Lauren membuka matanya kemudian membalikan badannya.

Lauren tersenyum tipis melihat Sunghoon sedang berdiri sambil memejamkan matanya juga di belakang. Angin-angin yang berhembus sesekali mengenai rambutnya dan membuat jidat sucinya terekspos. Wajahnya lebih tampan tanpa poni, baru kali ini Lauren melihatnya.

Sunghoon tiba-tiba membuka matanya, Lauren panik dan menjadi salah tingkah. Ia-pun langsung meninggalkan Sunghoon dan pergi menuju dapur.

Saat ingin membuka kulkas, Lauren melihat sebuah sticky notes tertempel di sana.

'Kalian liburannya berdua aja ya!!
soalnya yang butuh refreshing otak cuma kalian.
Have fun❤️'

Setelah membaca sticky notesnya, Lauren hanya menelan ludah.

Ia tak menyangka tante Park meninggalkan dirinya dengan Sunghoon berdua di sebuah pegunungan.

Meskipun Sunghoon orang yang sangat ia suka, tapi rasanya sangat canggung.

[09]

30 Days with Sunghoon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang