[Kesembilan]

1K 143 25
                                    

A/N :

HEHE, kayaknya kalian bakalan banyak bertanya-tanya di prat ini:>

—————————————————————

Jimin melangkahkan kaki nya keluar restoran dengan dada yang terlihat naik-turun dengan begitu cepat. Jimin tidak tahu pasti apa yang membuatnya begitu merasa campur aduk. Ia merasa begitu marah dan sedih dalam waktu yang bersamaan.

Mungkin ia merasa begitu marah ketika Yoongi berbicara tidak baik tentang Eunwoo—atau mungkin ia merasa begitu sedih sekaligus marah dengan kenyataan bahwa Yoongi berbicara fakta mengenai hubungannya dengan Eunwoo?

Jimin lantas menyandarkan tubuh kecilnya kesisi mobil miliknya. Sudah sejak seminggu yang lalu Jimin mulai membawa mobil nya sendirian tanpa sang paman yang harus mengantarnya kemana-mana—dan juga ia mulai memiliki apartemen sendiri karena Eunwoo memaksanya.

Lantas pikirannya mulai melayang—ia mulai merenungi hubungannya dengan Eunwoo yang telah berjalan beberapa lama. Hingga dering dari ponselnya menginterupsi kegiatannya itu.

Kedua netra miliknya melebar ketika ia menemukan nama kekasihnya yang muncul dilayar ponselnya—Jari kecilnya lantas menggeser dial berwarna hijau dengan gemetar bercampur perasaan ragu.

"Yeoboseyo?" Jimin berusaha menahan gejolak dihatinya mati-matian, ia berharap Eunwoo tidak tahu bahwa hari ini ia memutuskan untuk pergi dan bertemu dengan Seokjin dan Yoongi—secara diam-diam tanpa memberitahukan padanya terlebih dahulu. Karena Jimin tahu, pria itu pasti takkan memperbolehkannya untuk pergi.

"Kau dimana Jim?"

"A-aku—" Jimin mengigit bibirnya yang kering, lidahnya tiba-tiba terasa begitu kelu—ia tak tahu harus mengatakan alasan atau lebih tepatnya kebohongan macam apa untuk diucapkan.

"Mengapa tidak membuka pintu apartemen?"

"Kita baru beberapa minggu dan kau sudah berani berbohong, hmm?"

Jimin hanya bisa membisu ditempatnya berdiri—cengkramannya pada tasnya semakin mengerat bersamaan dengan jantungnya yang bekerja duakali lipat lebih keras. Suara Eunwoo diseberang telepon sudah cukup untuk mengintimdasi nya.

Ia kemudian mengintip kearah lengannya yang tertutup sweater panjangnya—ia dapat melihat bahwa lebam nya bahkan belum menghilang sempurna.

Dan ia juga tahu bahwa jika ia berbohong pun tidak akan ada gunanya kali ini sebab Eunwoo sudah berada diapartemen miliknya. Dan ia pasti akan terkena masalah.

"10 menit"

Telepon diputuskan secara sepihak, Jimin lantas dengan tergesa-gesa memasukki mobilnya sendiri dan mulai melajukannya dengan kecepatan yang begitu tinggi. Kini yang berada dikepalanya hanyalah '10 menit', dalam sepuluh menit ia harus sampai ke apartemennya.

Kendati sesungguhnya membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua puluh lima menit dari restoran tersebut untuk ke apartemennya yang masih baru ia tinggali—namun persetan dengan itu semua, ia benar-benar harus sampai dalam sepuluh menit.

Sialnya, jalanan yang ia lalui guna mempersingkat waktu malah harus membuatnya terjebak disana—sebab jalanan terlihat begitu macet dan juga padat oleh banyak kendaraan. Ia bahkan tak lagi bisa mundur—ia benar-benar terjebak disana.

Ia menghela napas frustasi, ia memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat pada kekasihnya mengenai kondisi jalanan yang begitu macet dan hal tersebut membuatnya tak bisa kembali dengan cepat.  Meskipun ia tahu hal tersebut takkan mencegah kemarahan pria itu padanya—namun apa boleh buat? Ia tak tahu harus melakukan apa selain mengirimkan pesan tersebut.

Hotaru [ ホタル ] || KM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang