[Ketigabelas]

1K 121 30
                                    

Aaa first of all, thanks buat 2k reads! 😭
And, maaf ya kalo ceritanya ribet dan terkesan bertele-tele😅

Anyway, ada kekerasan ya! ‼️

-----------------

Jimin mengerjapkan matanya berulang kali-kepalanya terangkat ke atas dan kembali menatap langit yang kini mulai menjadi gelap, perlahan kehilangan cahaya jingga dan semburat keunguan cantik miliknya, kedua netranya mendapati bintang-bintang mulai bermunculan menggantikan sang senja—kendati sinarnya tampak meredup-bintang pun tampak bersedih untuknya.

"Aku masih mencintai Eunwoo" Sontak kedua tangan Jungkook kehilangan seluruh kekuatannya, kemudian mendadak merosot dari bahu kecil Jimin bersamaan dengan senyumannya yang kini perlahan memudar dari wajahnya berantakan miliknya—pun ia sudah menyiapkan hatinya untuk setiap kemungkinan yang bisa saja terjadi, termasuk dengan kenyataan bahwa takkan bisa digapainya seorang Park Jimin kedalam genggaman, kendati hatinya tetap hancur berantakan, berserakan, menjadi kepingan-kepingan kecil yang entah bagaimana caranya untuk kembali menyatukannya,menyembuhkannya dan menjadikannya utuh kembali, Jungkook tak tahu.

Jungkook tertawa sumbang sebelum menarik napasnya dengan kasar kala kedua netranya kembali bersirobok dengan milik Jimin yang tampak berbinar meskipun tidak ada rembulan yang menyinari keduanya selain cahaya dari sang bintang yang tak begitu mencolok.

"Kunang-kunangnya pergi" Jungkook berucap, masih memandangi Jimin yang tampak menggigit dinding-dinding didalam mulutnya sendiri—lantas Jungkook dapat merasakan pergerakan Jimin yang tampak tak nyaman dengan suasana keduanya yang mendadak begitu dingin dan canggung.

"Kau akan pergi juga seperti mereka?" Jungkook menatap Jimin yang tampak terdiam seribu bahasa. Pria manis itu menggeleng perlahan, Jungkook tak tahu apa arti dari gelengan kecil itu; apakah untuk tidak tahu?, ataukah untuk tidak dalam artian bahwa Jimin takkan pergi seperti kunang-kunang yang kini pergi ke antah-berantah?—kendati yang menggeleng pun tak tahu arti sebenarnya.

Keduanya kembali terlarut-larut dalam deru ombak dalam hati yang begitu menggetarkan rasa. "Tampaknya kau benar-benar tertidur saat itu, aku tampaknya harus bertanya sebanyak apa dosisnya pada Eunwoo? Atau kau menikmatinya?" Suara kekehan yang terdengar putus asa dan penuh kepedihan kembali menyapa gendang telinga Jimin, rasanya begitu menyakitkan baginya—lantas emosinya langsung membuncah bersamaan dengan satu tamparan keras yang dilayangkannya dan mendarat tepat dipipi kanan Jungkook.

Jungkook tak pernah menduga hal itu sebelumnya. Kedua mata besarnya membulat dan menatap Jimin dengan rasa tidak percaya—kendati hatinya terasa lebih perih ketimbang perih yang dirasa dipipi kanannya.

"Berhenti bicara jika kau tak tahu apa-apa, Jungkook!" suara Jimin terdengar bergetar namun penuh penekanan. Satu jarinya pun tampak goyah kala menunjuk wajah Jungkook dengan begitu marah, hatinya lantas berdenyut nyeri.

"Bawa aku pulang" Jimin berbalik dan berlari ke arah mobil yang diparkirkan didepan sana dengan langkah penuh emosi yang begitu kentara. Jimin tak perduli, ia hanya ingin kembali pulang-kendati itu artinya ia akan menemui masalah lain, masalah yang pikirnya takkan pernah sanggup ia atasi seorang diri, namun ia pastikan bahwa ia tetap akan berjuang meskipun ia harus berdiri sendiri diatas sepatunya yang berduri.

ホタル᭄✶

Jimin melangkah dengan begitu terburu-buru kedalam apartemennya. Apartemen yang kini tak terasa seperti rumah baginya, tampak begitu asing dan menyeramkan. Ia kemudian begitu terkesiap lantaran tatapan tajam yang begitu mengintimidasi langsung menyambutnya kala ia menutup pintu dengan tangan gemetar. Ia menelan salivanya dengan kasar kala pria tersebut melangkah maju—Jimin dapat melihat bahwa pria itu masih menggunakan pakaian yang sama sejak dari pesta yang tadi-tadi.

Hotaru [ ホタル ] || KM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang