Jaket kulit hitamnya tak terseleting hingga atas, Jimin memilin ujung kaos hitamnya yang mengintip—mendadak merasa gugup kala langkah kaki mulai terdengar. Jimin lantas angkat kepalanya, pandangannya terhalang sebuah kaca besar yang tebal—namun ia masih dapat lihat dengan jelas, wajah pucat itu kini dipenuhi lebam, kantung matanya menghitam dan tubuhnya yang semakin kurus.
"Yoongi.." cicitnya pelan, terdengar begitu menyedihkan ditelinga Yoongi yang hanya berikan senyuman kecil. Jimin terlihat hampir menangis dihadapannya, namun suara keras seorang petugas buat dirinya tersentak.
"Lima belas menit."
Jimin mengangguk cepat, lantas kembalikan pandangannya pada Yoongi yang hanya terdiam sedari tadi. Jimin dapat rasakan hatinya yang begitu sakit ketika melihat Yoongi, entah karena kenyataan bahwa pria itu adalah seorang tangan kanan musuh ayahnya, atau karena melihat keadaan Yoongi yang kini jauh dari kata baik-baik saja?
Jimin tak tahu, semua perasaan kesal, kecewa dan marah itu puspas menjadi satu dalam benaknya. Bagaimana pun juga, Yoongi adalah sahabatnya.
"Kau terlihat sehat, Jimin. Aku senang melihatmu begitu segar, Jungkook pasti mengurusmu dengan baik. " Suara serak Yoongi mengudara, Jimin hanya pandangi kedua jelaga kelam yang kehilangan binarnya disana.
Beberapa detik dilalui dengan keheningan, Jimin masih mengumpulkan segenap keberanian untuk keluarkan suaranya.
"Wajahmu, Yoongi. .."
"Oh, ini? Ini hanya karena, kau tahu kehidupan dipenjara seperti apa? Agak keras, Jimin. Tapi jangan khawatir, aku sudah mulai terbiasa." Yoongi tersenyum simpul diakhir kalimatnya, senyuman yang masih terlihat manis meskipun sudut bibirnya terlihat robekkan dan darah yang mengering.
"Senang melihatmu bahagia ketika keparat itu dihukum. Oh ya, tidak biasanya kemari. Ada apa, Jim?"
"Yoongi, aku datang kesini.. untuk berterima kasih." Yoongi lantas terkekeh kala dengar penuturan itu, mendecak kecil sebelum menarik napas yang berat, pria pucat itu hanya pandangi Jimin untuk beberapa saat sebelum menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
"Kau tak perlu berterima kasih, untuk hal yang sudah seharusnya aku lakukan sejak dulu. Aku memiliki kontribusi atas kehancuran hidupmu, Jimin. Aku bahkan pantas dihukum mati." Jimin menggeleng keras, air matanya jatuh dengan mudah. Jimin kecewa dan marah, mau bagaimanapun juga, Yoongi sudah bersaksi—membuat Cha Yeongsan dijebloskan kepenjara seumur hidup. Dan Yoongi, tetaplah seorang sahabat baik baginya.
"K-kau tidak pantas dihukum seperti itu, kenapa kau mengatakan begitu?" Jimin letakkan telapak tangannya dikaca dengan mata berair, berharap bisa meraih sahabatnya itu meskipun ia tahu bahwa itu tidak mungkin.
Yoongi telah rasakan dunianya hancur, ia tak memiliki arah lagi untuk hidupnya sendiri. Tinggal selamanya dipenjara bukanlah sebuah opsi yang terdengar bagus, namun ia tak masalah jika harus menjalankannya. Untuk membayar rasa bersalah, untuk membayar atas apapun yang ia lakukan pada Jimin—meskipun ia tahu, hukuman apapun takkan cukup untuk membayar semua hutangnya. Untuk beberapa saat ia kembali mengingat dimasa-masanya sekolah, dimana ia dengan bodohnya memberikan segala informasi mengenai Jimin pada ayah tirinya yang gila.
Yoongi menghancurkan Jimin.
Semua itu ia lakukan demi sebuah pengakuan, Yoongi hanya ingin dibanggakan. Diakui sebagai seorang anak meskipun tak terikat oleh darah. Demi sebuah pengakuan dan kasih sayang, ia melakukan hal paling bodoh dalam hidupnya. Seharusnya Yoongi tahu sejak awal, bahwa "pengakuan" dan "kasih sayang" yang dijanjikan hanyalah harapan kosong belaka.
Jika saja ada mesin waktu, Yoongi ingin memutar kembali waktu. Menghapus kesalahannya dan memperbaiki segalanya, memberikan Jimin seluruh kebahagiaan yang ada didunia ini meskipun ia tahu—Jimin tak pernah dituliskan dalam takdirnya, tapi nyatanya itu hanyalah angan-angannya saja, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotaru [ ホタル ] || KM
Fiksi PenggemarJungkook selalu membenci Jimin yang selalu berada lebih tinggi darinya, sampai ia melihat luka yang tak pernah ditunjukkan Jimin pada siapapun. ‼️ Bxb, hurt/comfort, harsh words, toxic relationship,mentioning cheating, broken home, bad diction, men...