"Lepas" Jimin memberontak—berusaha melepaskan genggaman Eunwoo ditangannya ketika ia akan berjalan pergi dari sana setelah ia menjatuhkan wadah berisi air berwarna coklat kehitaman tersebut ke atas lantai.
Jimin sudah menduga hal seperti ini akan terjadi—Eunwoo pasti mengejarnya. "Jimin dengar, aku tidak mau kau melelakukan sesuatu yang berlebihan Jim, kau bisa dipanggil ke ruang guru" Jimin menoleh—mengarahkan pandangnya pada Eunwoo yang berbicara padanya.
"Berlebihan katamu? Lalu bagaimana dengan Junghyun? Ia mengatakan hal yang kotor tentang ibuku, apakah itu tidak berlebihan bagimu?" Eunwoo dapat melihat setetes air mata kembali lolos dari kedua netra kelabu milik Jimin. Ia mendecak kesal ketika ia mendadak kehilangan tiap kalimatnya sendiri.
Jimin lantas berlari pergi ketika Eunwoo tak lagi mampu—barangkali untuk mengeluarkan sepatah katapun dari kedua bibir tipis miliknya. Namun Jimin pun tak pernah menduga apa yang selanjutnya akan terjadi.
"Jimin, aku menyukaimu"
DEG
Langkahnya berhenti tepat ketika ia tiba dipenghujung koridor, pikirannya lantas melayang—Jimin tidak tahu jika jantungnya akan bekerja lebih keras dari pada yang ia duga. Jimin juga jelas menyukai Eunwoo— ia menyukai pria itu bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.
"Aku menyukaimu Jim, jadilah kekasihku" Eunwoo masih ditempatnya—ia berbicara dengan lantang hingga seluruh murid yang berada disana kini tengah memandangi keduanya—Jimin dan juga Eunwoo.
Jimin menyeka cairan bening yang tersisa diekor matanya, ia kemudian berbalik dan menemukan Eunwoo sudah tepat berada dibelakangnya—ia kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Eunwoo dengan lebih jelas—mencari kebohongan didalam kedua obsidian milik pria tinggi itu.
Namun Jimin tak menemukannya—atau mungkin lebih tepatnya Jimin sedang mencoba menipu dirinya dengan cara meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tak menemukan barangkali secuil ketidakpastian dalam kedua binar milik Eunwoo yang terlihat begitu indah baginya.
Jimin memeluknya saat itu juga—memeluk Eunwoo didepan seluruh murid yang berada disana, ia memeluk Eunwoo dengan begitu erat. Jimin sangat menyukai bau dari pria tinggi itu—Jimin suka semua tentang Eunwoo.
Teman-temannya yang menyaksikan hal tersebut lantas langsung bertepuk tangan dengan meriah sembari bersorak-sorai bagi keduanya, tak terkecuali Seokjin yang ikut bahagia melihatnya, meskipun ia sedikit khawatir setelah apa yang terjadi beberapa saat lalu antara Jimin dan Junghyun.
Eunwoo tersenyum lebar dan balas memeluk Jimin tak kalah erat.
Ketika semua orang ikut merasa berbahagia dan bertepuk tangan, ada tiga orang disana yang sama sekali tidak bahagia atas kejadian tersebut—Junghyun dan Jungkook yang saat ini tengah berdiri mematung menyaksikan Eunwoo dan Jimin yang berada dipenghujung lorong—dan Yoongi yang menatap Jimin serta Eunwoo dengan tatapan sinis dari jarak yang cukup jauh.
Jungkook lantas merasakan bahwa perasaan nyeri yang tak biasa mulai menyelimuti hatinya, dalam waktu sepersekon kemudian rasa nyeri didadanya tersebut mulai merangkak naik dan mencekik dirinya sendiri—rasa-rasanya saat ini rongga parunya begitu kesulitan untuk meraup udara. Namun hingga saat ini, Jungkook masih berusaha untuk menolak semua kenyataan atas perasaannya sendiri—perasaan pada Jimin yang tak pernah ia inginkan.
Ia sendiri tak tahu apa yang membuatnya menjadi seperti demikian, sebab sejauh yang ia tahu dulu cintanya hanyalah untuk Junghyun—namun ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang.
Tetapi akhir-akhir ini, Jimin selalu muncul dikepalanya bahkan saat sebelum ia mengakhiri harinya yang terasa begitu berat—Jimin akan selalu muncul dibenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotaru [ ホタル ] || KM
FanficJungkook selalu membenci Jimin yang selalu berada lebih tinggi darinya, sampai ia melihat luka yang tak pernah ditunjukkan Jimin pada siapapun. ‼️ Bxb, hurt/comfort, harsh words, toxic relationship,mentioning cheating, broken home, bad diction, men...