A/N : Cetak miring adalah flashback.
Maaf kalo ada typo.
——————————————————————————
Tiap-tiap langkah kaki Jimin nampak begitu tergesa-gesa, napasnya terengah-engah, kedua obsidiannya memandangi jalanan sekitar tanpa arah yang jelas. Tak lagi diperdulikannya hujan yang kembali mengguyur kota dan dirinya yang tengah dilanda kalut; ketakutan.
Kini tubuhnya tampak basah kuyup bersamaan dengan napasnya yang terputus-putus—ia tak memiliki tujuan, Jimin tak tahu harus melangkah kemana, meskipun demikian tak ada niatan barangkali secuil dalam benaknya untuk menghentikan langkah kakinya yang kini mulai goyah sebab ia merasa begitu lelah setelah berlari dalam guyuran hujan tanpa henti.
Tubuhnya terhuyung kala ia menabrak tubuh seseorang, kendati ini bukan orang pertama yang disenggolnya, namun kali ini ia menabrak seseorang terlampau kuat meskipun yang terjatuh adalah dirinya sendiri.
"M-maaf" cicitnya pelan; hampir tak terdengar karena suara rintik hujan kini bagaikan musik keras yang menulikan telinga si pria yang ditabraknya dan juga dirinya. Jimin perlahan mengangkat kepalanya ketika tak mendapatkan balasan apapun dari seseorang dihadapannya, pula Jimin tak menangkap pergerakkan apapun dari si pria dengan payung hitam yang digenggamnya.
Rintik hujan yang menghujam tiap inci kulit wajahnya dan tubuhnya membuatnya sulit untuk melihat dengan jelas wajah pria itu. Namun sepersekon kemudian Jimin dapat merasakan bahwa payung hitam itu kini beralih keatasnya—melindunginya dari terpaan hujan kendati dirinya sudah basah kuyup.
Jimin mengusap pelan wajahnya, meluruhkan beberapa titik air diwajah yang menghalangi pandangannya.
"Y-yoongi?" Kedua netra Jimin lantas membulat kala ditemuinya roman gelap milik Yoongi. Mata sipit milik pria itu menatapnya dengan tatapan yang datar seperti biasanya. Lantas dalam sekejap mata sipitnya membulat sempurna kala Jimin memeluknya dengan begitu erat—dapat dirasakannya kedua tangan Jimin melingkar dipinggangnya dengan sangat erat, sampai-sampai ia sedikit merasa kesulitan untuk bernapas.
Yoongi tampak membeku dalam posisi yang sama—hatinya bergejolak tak karuan kala Jimin mulai terisak didadanya. Yoongi mendadak goyah; luruh semua pertahanannya, lantas dilepasnya genggaman pada ujung payung—membiarkan payung hitam itu terjatuh, kendati kedua tangannya masih bergerak ragu untuk membalas pelukkan Jimin, namun ia tetap melakukannya. Yoongi mengusap pelan punggung Jimin. Hatinya terasa hangat ketika dapat direngkuhnya tubuh yang lebih kecil darinya itu.
Tanpa sadar senyuman kecil tercipta dibibir tipisnya, kendati tak bertahan lama,senyumannya lantas meluruh beriringan dengan hatinya yang bergemuruh ketika ia melihat seseorang yang sangat dikenalnya berada dipenghujung jalan—memegang payung hitam yang sama, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
ホタル᭄✶
BUGH
Satu kepalan tangan berhasil mendarat mulus dipipi Yoongi yang kini mulai memerah bersamaan dengan rasa perih yang mulai melajar diwajahnya. Yoongi jatuh tersungkur dilantai, pakaiannya masih tampak basah kuyup, Yoongi sama sekali tak membalas apapun.
"Kau pikir kau siapa?" Eunwoo berteriak pada Yoongi yang masih bergeming, dan hal itu membuat emosinya semakin meluap-luap, dihampirinya tubuh Yoongi yang masih terkulai, kedua tangannya lantas mencengkram kuat kerah baju milik Yoongi yang masih basah.
Yoongi masih bergeming, kedua bibirnya tetap bungkam—sama sekali tidak ada niatan dalam benaknya untuk mengungkap satu kebenaran yang selalu disembunyikan—tentang Jimin dan masa lalunya. Kendati Jimin terlampau pandai menyembunyikan segala gemuruh hatinya, segala ketakutannya seorang diri, Yoongi tak pernah tahu sedingin apa kasur Jimin dimalam hari—dan sepanjang apa malam bagi pria itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotaru [ ホタル ] || KM
FanficJungkook selalu membenci Jimin yang selalu berada lebih tinggi darinya, sampai ia melihat luka yang tak pernah ditunjukkan Jimin pada siapapun. ‼️ Bxb, hurt/comfort, harsh words, toxic relationship,mentioning cheating, broken home, bad diction, men...