3. Antar pulang

1 3 0
                                    


"Leo! Kalian berdua sedang apa?"

"Bunda".

Sagi tersenyum miring saat cowok itu dengan pelan mendesiskan kalimat Bunda.

Good job. Sebuah rencana licik melintas di otaknya.

"Tante tologin aku". Ucapnya bergetar.

Leo mengutuk Sagi dalam hatinya cewek setan ini benar-benar.

"Leo lepasin. Bunda gak pernah ngajarin kamu buat kasar sama perempuan".

Dengan kesal Leo melepaskan kuncian nya.

Sagi menjulurakan lidahnya pada Leo sebelum melangkah ke sisi Bunda leo.

"Kamu gak papa. Sebenernya kamu siapa?"

"Gak papa tante. Aku pacarnya leo".

Leo melotot seram pada Sagi. Cewek sinting, sejak kapan dia jadian sama iblis macem dia.

"Pacar?"

"Iya tante. Aku kesini mau minta maaf sama Leo, Dia salah paham sama aku. Tapi Leo malah..." Sagi berkaca-kaca sengaja mendramatis suasana.

"Bohong Bun Leo aja gak tau nih cewek dari mana".  Leo melayangkan tatapan mematikan sebagai peringatan

"Liat tante Leo gak mau maafin aku". Ucapnya sedih

Bunda Leo menatap putranya garang. Sementara itu Sagi mengagkat alisnya puas.

"Kamu berani nyakitin hati perempuan? Itu berarti kamu nyakitin Bunda juga".

Leo mengeleng." Fitnah Bun Leo gak ngapa-ngapain dia".

Bunda Leo mengalihkan perhatianya kembali pada Sagi, memegang pergelangan tangan Sagi yang sedikit  memerah.

"Ikut tante ke rumah ya. Biar tante obatin".

Kedua remaja itu melotot, kok jadi gini sih.

"Dan kamu Leo Bawa semua belanjaan Bunda".

Sagi mengikuti Bunda Leo yang menyeretnya memasuki kompleks. Dia rasanya ingin menagis kenapa malah jagi senjata makan tuan.

Leo dengan donkol membawa keranjang belanjaan Bundanya masuk mengekori kedua orang yang terlihat langsung akrab.

Plak!

"Sakit tolol". Sagi mengusap lenganya yang di tampol Leo.

"Lu napa demen banget sih nyakitin gue?"

"Gak usah drama, pulang sono". Usir cowok itu.

"Lu ngusir gue?"

"kenapa lu betah di rumah gue. Udah cepet pualang".

"Terus nyokap lu gimana?"

"Entar gue yang urus, udah sono".

"Iya iya anak onda. Gue pulang nih". Sagi mengabil tasnya dengan kesal

Baru saja bagun suara lembut itu mengurungkan niatnya.

"Loh. Sagi mau kemana?"

"Pulang tan".

"Jangan pulang dulu. Bantu Bunda buat kue ya?"

Sagi menatap Leo yang mengeleng memberi peringatan. Sandiwara pacaran ini harus segera di hentikan.

"Tapi tan..."

Kruyukk....

Sagi tersenyum kikuk, dia mengusap perutnya yang berbunyi minta di isi.

Bunda Leo tersenyum geli. "Kamu laper ya, Bunda belum masak. Gimana kalo".

"Gak usah tan, nanti sebelum ke jalan besar Sagi mampir di depan kompleks buat beli mie ayam".

SAGITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang