5. Sumpah

0 1 0
                                    

Memilih salah satu di antara dua orang yang kita sayang itu gak mudah

Sagitarius

Sagita mamasuka tangan nya pada kantung sweeter drakblue yang ia pakai.

Rambut indahnya ia kuncir buntut kuda,saat dia melangakah rambutnya pun bergoyang tertiup angin malam yang sejuk.

Setelah kejadian pagi itu, Sagi butuh ketenangan untuk hati dan pikiranya.

Hampir satu tahun dia di SMA Satria, Cewek itu bahkan tak tau jika masalalunya begitu dekat.

"Kenapa dia harus kembali dan buat gue serba salah."

Dengan kesal ia menedang kaleng minuman kosong yang tergeletak di jalan.

Pletak!

"Woi siapa yang lempar nih kaleng."

Suara bariton itu sukses membuat Sagi melotot dia cepat cepat berlari bersembunyi di balik pohon besar.

"Hadeh gue keknya kena hawa hitam dari Laura, perasaan dari kemaren gue sial mulu."

Pria berkumis itu melangkah pergi saat dia tak menemukan orang yang melepar kaleng tadi ke arahnya.

Sagi keluar dari balik pohon bernafas lega karna tak ketahuan.

Dia kemudian berjalan kembali menuju mini market di depan kompleks.

Lampu merah menyala, Sagi bersiap untuk menyebrang tapi kelepatan ucapan Ametta kembali membuat ia termenung.

Dia sampai tak sadar jika lampu sudah hijau dan dirinya masih di tengah-tengah jalan Raya.

"Awas woi."

Tinnnnnn....

Sagi tersadar saat tubuhnya tertarik dan menimpa tubuh kokoh di bawahnya.

Mata mereka saling beradu seperti di sebuah drama korea saling menatap kehindahan masing -masing.

"Kalo lu mau mati. Cari tempat laen jangan di depan gue."

Dugh

"Shit."

Sagi membenturkan keningnya dengan kening cowok itu lalu bangun ucapan cowok tadi seketika membut ia kesal.

Cowok itu duduk memegangi dahinya. "Lu kok jadi cewek kasar banget nyet, Bilang makasih kek apa. Kalo bukan karna gue lu pasti udah mati."

Sagi menatap tajam cowok itu. "Kenapa sih setiap gue ketemu lu bawaanya kesel mulu."

"Terus gue gak? Setiap ketemu lu selalu bikin gue susah."

Sagi berdiri. "Apa lu bilang?"

Cowok itu ikut berdiri. "Lu Bikin susah."

"Bikin susah." Ulang sagi

"Kenapa gak terima?"

Sagi mengepalkan tangan nya, dia ingin sekali mencakar-cakar wajah di depanya itu.

"Sialan lu. Gue sumpahin lu dapet cewek yang bakal buat lu susah dan nutup mulut durjah lu." Teriak sagi kesal

Cowok itu tersenyum remeh. "Gak usah sok kek orang tertidas."

"kenapa lu takut sumpah gue jadi nyata."

"Kalo gitu gue juga bakal sumpain lu biar bisa dapet cowok yang ngajarin tatak Ramah sama cewek setan kek lu." Cowok itu menepuk bahu Sagi lalu melegang pergi.

Dwar....

"Leo sialan."

Sagi dengan kesal mendudukan tubunya di sofa dekat Roger.

Cemilan yang ia beli kini tak tersentuh malas untuk sekedar mengunya dan menelan nya.

Pertengkaranya dengan Leo di trotoar tadi sukses membuat moodnya hancur. Cowok itu memang selalu sukse menyulut kemaraha-nya.

"Hey girl. Wats wrong with you?"

"Dad. You know, I meet A crzy boy and he make me Angry."

"Who?"

"Notings."

"Gita Tell me."

"I tinks next time dad. I wanna sleeping. Aku cape." Sagi mencium pipi Roger. "Good ningt Dad."

Sagi melegang pergi ke kamarnya, dia rasa Dady tak perlu tau masalah pribadi dia dan Leo.

"Ada apa dengan putri mu itu." Queen menaruh Mocah late yang ia buat lalu duduk di samping suaminya.

"Putri kita honey." Roger mengoreksi

"Iya, lalu ada apa?"

"I don't know, She tell me A Boy make she Angry."

"Boy?"

"Hmm. Aku rasa kita tak usah ikut campur masalah ini. Biarkan dia menyelesaikanya sendiri." Roger merangkul Queen untuk masuk kedalam pelukanya.

"Aku tidak yakin dengan itu."

Sagi menatap keluar jendela hujan nya begitu deras dan cahaya petir terlihat terang.

Apa iya sumpahnya akan jadi kenyataan. Tadi saat Leo mengucapkan sumpanya guru berbunyi keras.

Sagi mengeleng, menepuk pipinya. Ini dunia nyata bukan drama atau Novel fiksi yang selalu mendramatis.

"Bodo ah gue pusing." Dengan kesal dia merebahkan tubunya dan berusaha tertidur.

             ****

Gadis cuby dengan kaca mata itu berjalan gugup ke arah koridor kelas 8-3,di tangannya sudah ada sebuket mawar untuk mewakili perasaannya.

Dia sengaja memilih waktu pulang untuk tak gugup mengungkapkan perasaanya.

Jantungnya berdegup kencang saat sosok yang ia tungung keluar dari lorong dengan cool.

Dia langsung mengulurkan tangan nya saat cowok itu sudah dekat.

"Kak Aldi Gita suka sama kakak."

SAGITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang