8. Problem

0 1 0
                                    

Warning

Bacalah dengan bijak

Ketika takdir menutun kita pada sebuah kenyataan pahit tentang kerasnya hidup

Sagitarius

Ruangan sidang itu terlihat seperti medan perang.

Roger membuktikan perkataanya dengan datang kesekolah Sagi dan pertemu dengan kedua orang tua Laura yang membatu melihat siapa Orang tua dari anak yang berani melukai putri mereka.

"Baik pak/Bu. Disini saya akan memberikan rincian masalah yang telah di lakukan putri kalian ini. Dari sisi Sagi dia hanya membela temanya. Begitupun dari sisi Laura yang melakukan pembullyan. Jadi dari kasus ini meraka berdua bersalah."

"Gak bisa gitu bu. Liat anak saya terluka gara-gara dia." Nandini merasa tak terima.

"Oh jadi kamu pikir ini semua salah putri kami." Queen membalas sengit.

"Saya mohon tenang Ibu-Ibu. Saya sudah mengadakan rapat dengan guru-guru lain nya. Dan mereka setuju untuk menyelesaikan ini secara damai. untuk itu Sagi dan Laura kami akan menskors mereka selama Satu minggu jika kalian tak mau berdamai."

"Its okey madam. Kami akan berdamai dengan keluaraga Berdarah biru ini." Roger berucap dengan Ledekan di dalamnya.

"Baiklah Sagi Laura ayo berjabat tangan." Perintah Bu Lia

Sagi dengan malas mengulurakan tangan dan menyalimi tangan Laura.

Cewek itu buru-buru melepaskan tangan Sagi.

"Lu pikir tangan gue banyak kumanya. Tenang gue udah siapin handsaniteser buat bunuh kuman sinting  ke lu. Aw sakit mom." Sagi mengaduh saat Queen tiba tiba mencubitnya.

"Jangan mulai lagi." Peringat Queen

"Baiklah kasus ini saya anggap selsai." Final Bu Lia.

"Sagi."

Semua teman-temanya berlari memghampiri Sagi dan Orang tuanya yang berjalan mejauhi koridor Ruang BK.

"Siang Om tante." Sapa Lily

"Siang juga. Sagi beruntung ya punya sahabat yang baik sampe belain nungguin dia selsai sidang." Ucapnya mengati Teman-teman sagi yang cukup banyak.

"Oh ya kalian bertiga apa kabar?" Tanya Queen pada Ametta Rain dan Lily.

"Baik tan." Jawab Ametta

"Kapan-kapan main kerumah kita cipika cipiki bareng." Ujar Queen. Mereka bertiga menganguk

"Kalo gitu Om sama tante pamit pulang dulu mari." Roger memeluk posesive pingang Queen dan menutun istrinya itu untuk segera pergi.

Meskipun sudah berumur Queen masih tetap cantik seperti wanita usia 25 tahunan dan dia merasa harus waspada dengan teman-teman cowok putrinya itu.

Sesampainya di parkiran Roger dan Queen berpapasan dengan Andini dan Febby.

"Saya gak nyagka kalo putri kita satu sekolah." Ucap febby

"Pantes aja putrinya liar. Ternyata Nurunin sifat urakan dan liar ibunya." Cetus Nandini.

"Ternya istri darah biru yang ibu kamu pilihkan untuk mu ini tak tau sopan santu ya." Ujar Roger

"Queen istri saya ini adalah wanita baik. Bagi saya kasta tidak lah penting untuk hubungan cinta. Karna cinta itu sendiri lebih berharga dari harta."

Queen tersenyum hangat pada Roger. Sekarang dia tau kenapa Suaminya itu bersih keras untuk ikut dengan nya ke sekolah Sagi.

SAGITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang