6. Nightmare

0 1 0
                                    

Pilihan akan selalu ada dalam hidup.Dan pilihan gue adalah berjalan di atas duri.

Sagitarius.

Gadis cuby dengan kaca mata itu berjalan gugup ke arah koridor kelas 8-3,di tangannya sudah ada sebuket mawar untuk mewakili perasaannya.

Dia sengaja memilih waktu pulang untuk tak gugup mengungkapkan perasaanya.

Jantungnya berdegup kencang saat sosok yang ia tungung keluar dari lorong dengan cool.

Dia langsung mengulurkan tangan nya saat cowok itu sudah dekat.

"Kak Aldi Gita suka sama kakak."

Cowok itu menatap datar cewek gempal di depanya. Wajahnya lumayan tapi dia bukan tipe Aldi.

"Mingir." Ucapnya datar

Cewek itu mengangkat kepalanya, Apa Aldi menolaknya?

"Lu tuli."

"Tapi kak ak..."

Aldi mengambil bunga mawar itu dan membuangnya tanpa rasa iba.

"Gajah kek lu ngarepin pasangan kaya gue? Lu halu apa ke banyakan micin?"

"Tapi Gita suka..."

"Diem Anjir. Gue gak sudi punya pacar gemuk dekil jelek kek lu.Asal lu tau lu itu lebih banyak kurang dari pada lebih."

"Engak."

Kring....Kring....

"Engak."

"Gita bangun." Queen dengan gemas membangunkan putrinya.

"Engak."

Queen berkaca pingang putrinya ini sedang mimpi atau apa.

Dia meraih jamweker dan mematikan Alaram yang suaranya sampai ke bawah dan lihat putrinya masih bermimpi.

"Sagitarius!"

"Engak."

Nafas Sagi terengak-engah mimpi itu datang lagi bayangan mengerika.

"Kamu kenapa. Mimpi di makan buaya?"

"Lebih parah mom." Sagi bersiap untuk tidur kembali dan terpotong oleh jeweran Queen

"Kamu mau apa? Tidur lagi? Gak ada bangun mandi terus berangkat sekolah. Ini udah jam 06:35 Gita."

"Iya mom. Ini Sagi siap-siap lepas donk sakit tau."

Queen melepaskan jeweran nya pada telinga Sagi.

"Mom kasih waktu 5 menit no coment."

"What! Mom."

Queen keluar dari kamar Sagi tanpa mau berdebat lagi dengan anak semata wayangnya itu.

Sial. Baru datang dan di suguhin oleh ruang Bk. Sagi masuk dengan ransel hitamnya yang memaniskan penampilan swag cewek itu.

Dia sengaja mengigat setengah rambutnya dan membiarkan rambut bagian tengah bawahnya tergerai, siapa sangka cewek manis sepertinya bisa menjadi liar. Meleparka sepatu pada cewek sebayanya.

Sagi menatap ibu dan anak yang sedang menatap sengit ke arahnya. Hidung Laura terdapat pelester. Lemparanya sekuat itu ya?

"Duduk." Perintah Ibu Lia

Sagi dengan patuh duduk dia malas untuk sekedar bertanya kenapa dia ada di ruangan hitam ini.

"Kamu tau kenapa Ibu manggil kamu kesini?"

SAGITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang