Filosofi hidup semanggi adalah pembawa keberuntungan bagi kehidupan. Mencerminkan orang yang berwibawa dan di segani orang lain.
Note : kalau ada typo komen ya. Biar bisa di benahi.Keberuntungan dalam hidup, Johan selalu berdoa jika hidupnya akan selalu merasa beruntung. Setiap napasnya dia bersyukur, setidaknya semua yang dia kerjaan membawanya pada kebahagiaan yang berujung keberuntungan.
Mutasi kerja? Jika orang menganggap itu sebuah kesialan, tapi bagi Johan dia merasa beruntung. Walau awalnya ada kekecewaan tapi mutasi kerja membuatnya kembali ke kampung halamannya. Apapun yang dia lakukan sebisanya dia selalu bersyukur, sekecil apapun itu.
"Yo! Johan Ramadhan!"
Johan tersenyum kikuk saat memasuki ruangan. Dua rekannya membawa kresek yang berisi confetti popper warna-warni yang di taburkan tepat saat dia masuk, belum lagi sorakan yang memekakan telinga, hanya dua orang tapi serasa ramai sekali.
"Selamat datang Ma Bro!" Yuswan memeluk tubuh tegap itu menepuk punggung punggung itu sebentar.
"Heh! Sok kenal lo! Lepas nggak?!"
Yuswan mencibir saat rekannya itu memarahinya.
"Selamat datang ya Mas Jo, semoga betah." Ten memberikan roti kasur serta sebotol air mineral pada Johan.
"Terimakasih Mas.. Emmm."
"Panggil saya Ten saja."
"Panggil Putra aja Bang, namanya Putra sok keren banget panggil Ten, Cuih!"
"Jangan panggil gue Putra! Namanya pasaran!"
Johan hanya tersenyum paksa melihat dua orang di depannya yang sepertinya tidak akan bisa akur satu sama lain.
Ya setidaknya hari Johan tak monoton. Mulai hari ini kedua rekannya akan menjadi salah satu warna yang akan dia goreskan di buku hariannya. Allhamdulilah setidaknya punya teman, syukurnya.
"Mas Yuswan, meja saya mana?"
"Di sa- EH! KOK BANG JO BISA TAU NAMA GUE?!"
"BRISIK! MULUT LO BAU!" Ten memukul mulut Yuswan yang dekat dengan wajahnya karena tadi mereka saling adu mulut.
"Diem! Gue kaget Bang Jo bisa tau nama Gue!"
Johan tertawa sembari berjalan ke meja kerjanya yang tadi sempat di tunjuk Yuswan, "Tadi pagi saya waktu keliling melihat Mas Yuswan lagi adu mulut sama Vion."
Yuswan tertawa tak enak sembari mengacak rambut belakangnya.
"Maaf ya Bang, gadis itu emang suka banget bikin emosi pagi-pagi. Jadi mulai sekarang Bang Jo harus terbiasa."
Johan mengangguk sembari membuka botol mineral yang di kasih Ten tadi. Meneguk nya perlahan, lega rasanya saat tenggorokannya basah. Allhamdulilah, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA REKATA (JOHNNY) /On Revisi
Teen Fiction"Kamu sayang banget ya sama bunda?" "Tanpa gue jawab juga Om tau gimana berartinya Bunda dalam hidup gue." "Maaf Vion." "Semua bukan salah kita Om, harusnya dari awal memang tidak ada kata 'kita'" cover by : adredexo