Dunia baca tulis memang menyenangkan, melihat gigi dan buku yang terpasang rapi di rak membuat kesenangan tersendiri bagi Ann. Dia mengoleksi banyak novel berbagai genre cerita. Terlebih Novel Karya Windy Joaha H biasa di panggil Winjo, atau Kak Winjo. Ann sangat menyukai semua rentetan kata dan diksi dari semua karyanya, walau tak sebesar Tenderlova atau Rintik Sedu, tapi hampir semua cerita yang dibuat Winjo sangat Ann sukai. Seperti kemarin dia bahkan ikut war untuk karya kolaborasi Winjo dan Tenderlova, secret story yang hanya di cetak 1000 eks, ada kebanggaan tersendiri saat Ann menjadi salah satu yang beruntung mendapatkan karya masterpiece itu.
Ann berkeliling di bagian rak novel, matanya membaca satu persatu judul novel yang terpajang, sebuah karya yang bersinar Dimata nya. Kok bisa orang menyusun kata dan mengabadikannya dengan sangat indah. Netranya terfokus pada satu buku dengan ilustrasi yang tak asing baginya.
"Karya kak Winjo emang gak pernah gagal sih. Beli itu aja deh."
Ann membolak-balikan novel itu mengecek keadaan, bibirnya tak pernah berhenti tersenyum setiap membaca bait kalimat pada narasi.
"Suka novel?"
Saking kagetnya hampir saja novel itu melayang pada sumber suara, untung saja Ann segera menghentikan pergerakannya.
"Ampun Kak, saya tidak sengaja."
Ann menatap kesal pada sumber suara yang sedang mendramatisir memohon ampun dengan raut menyebalkan.
"Johan! Lo bisa gak sih permisi dulu. Jantung gue kalau meledak Lo mau sumbangin jantung Lo?"
Johan, pemilik sumber suara tadi tertawa tertahan mendengar omelan Ann. Dia tersenyum dan menjawab, "Jangan marah-marah terus nanti cantiknya gak kelihatan."
"Merdu banget suara buaya!"
"Saya bukan buaya, saya hanya berkata jujur."
Ann mengindahkan perkataan Johan dan kembali melihat beberapa novel yang ada di rak. Johan ikut melihat beberapa novel juga. Tangannya terulur mengambil novel dengan ilustrasi anak laki-laki berkacamata berpenampilan anak kuliahan dengan design yang manis.
"Mau baca ini tidak? Lovechitec karya Windy Joaha kabarnya banyak yang suka. Bahkan sampai sekarang masih tak bosan orang yang membicarakannya."
Ann terkejut, dia melihat Johan yang fokus membaca narasi novel yang dia pegang. Jarang sekali laki-laki tau tentang novel, setau dia laki-laki kebanyakan tak menyukai dunia baca tulis karena dianggap membosankan, lebih baik main game bukan?
"Lo tau karya Winjo?"
"Iya, saya punya beberapa novelnya?"
"Hah? Beneran?" Dengan mata berbinar Ann menatap kagum Johan, dia merasa punya teman untuk menemani rasa excited nya pada kegemarannya. Apalagi tentang karya Windy Joana.
"Lo punya karya dia sama Tenderlova nggak?"
"Malang Untold Story? Punya lah!"
Johan tersenyum menatap wajah penuh binar Ann. Dia tak menyangka hanya dengan membahas novel saja bisa membuat Ann berubah dengan drastis. Wajah cantik itu semakin bersinar karena rasa bahagia yang membuncah.
Kalau di drama pasti akan ada slow motion dengan surai indah terbang karena angin, tapi bagi Johan ini hanya ada background pink dengan bintang di sana sini. Sungguh manis.
"Kamu punya?"
"Tentu saja! Gue tu penggemar berat Windy Joana!"
"Oh iya, kabarnya series MUS akan War lagi."
"Hm. Dan gue takut. Soalnya waktu Live Instagram Kak Jo maunya 500 stock. Itu ma tinggal kedip dikit ilang."
"Kalau jodoh nggak akan kemana."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA REKATA (JOHNNY) /On Revisi
Teen Fiction"Kamu sayang banget ya sama bunda?" "Tanpa gue jawab juga Om tau gimana berartinya Bunda dalam hidup gue." "Maaf Vion." "Semua bukan salah kita Om, harusnya dari awal memang tidak ada kata 'kita'" cover by : adredexo