Happy New Year 2021!
2021 dibuka dengan berita-berita mengejutkan, tapi kita harus tetap optimis! Masih ada 11 bulan lagi, semangat!
Happy Reading!
Jangan lupa vote 💗🍪🍪🍪
“Papi belat!” ucap Ken kesal memukul lengan Pak Adnan.
“P-pak!” cicitku menahan napas.
“Eh, so-sorry,” ucapnya sedikit gagap dan menjauh dari tubuhku.
“Kamu engga apa-apa?” tanya Pak Adnan sedikit meringis.
Saya sih engga apa-apa, tapi jantung saya ini sepertinya sedikit bermasalah.
“Papi nyebelin, nanti Ken bilangin Nenek!” gerutu Ken yang sudah memonyongkan bibirnya. “Onti, Onti nda pa-pa?” sambungnya bertanya kepadaku dengan raut wajah cemas.
“Auntie engga apa-apa, Ken,” ucapku tersenyum menenangkannya, karena sedaritadi dia tidak hentinya khawatir sambil mengecek keadaan tubuhku yang ditimpa papinya.
“Becok-becok Ken nda mau main game cama papi!” serunya kesal, Pak Adnan hanya mendengus ketika mendengar ucapan dari Ken.
“Papi main sama auntie kalau gitu,” sahut Pak Adnan tak mau kalah.
Kenapa disaat perdebatan dua generasi ini, aku harus ikut terbawa?
“Saya juga engga mau!” tolakku cepat.
“Kita mucuhin papi aja, Onti!” ajak Ken sambil melipat kedua tangan di dada.
“Siap, Bos!”
“Oke! Hari minggu kita engga jadi ke mall beli dino,” ancam Pak Adnan.
“Loh! Papi kan udah plomise!” seru Ken tak terima. Aku menarik napas kasar melihat tingkah Pak Adnan yang jauh dari kata dewasa, berbanding terbalik ketika dia berada di kampus.
Apa dia punya kelainan? Atau dia punya dua kepribadian, ya?
“Tapi kan katanya Ken lagi musuhin Papi,” sindir Pak Adnan dengan senyum miring, sungguh drama yang apik!
Bocah yang sedang dikerjai oleh Papinya sendiri tampak sedang berpikir keras, entah apa yang sedang ada di dalam benaknya, “Ken nda jadi mucuhin tapi ada cyalatnya,” ucap Ken dengan senyum yang tak bisa diartikan.
“Apa?” tanya Pak Adnan sambil menaikan alis.
“Onti juga halus ikut!”
“Kok Auntie sih, Ken?” tanyaku sedikit keberatan. Kenapa aku jadi dibawa-bawa dalam perjanjian bapak dan anak ini?!
“Katanya Onti mau beliin Ken dino?”
“Iya sih, tapi kan—“
“Sudah kamu ikut aja, kita ke mall bertiga,” ucap Pak Adnan memotong omonganku.
“Jadi?” tanya Ken penasaran.
Ketahuilah Ken, jika Papimu sudah berkata seperti itu dengan wajah yang tidak bisa dikondisikan berarti Papimu tidak menerima penolakan.
Aku menarik napas kasar, berusaha mengontrol emosi di depannya, “Iya, Auntie ikut,” ucapku memberikan senyum.
“Yey!” teriak Ken dengan heboh. “Inget loh, ya! Papi udah plomise,” ucap Ken yang sudah bereuforia, meloncat kesana kemari saking senangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [ C O M P L E T E D ]
RomanceBagaimana jika Chayra Hanin Wijaya - seorang mahasiswi aktif dan juga seorang artis, harus menerima bahwa orangtuanya menjodohkan dia dengan seorang CEO di perusahaan pariwisata sekaligus dosen pengganti di kampusnya? Disaat orang lain berlomba-lom...