Hai! Hai!
Aku kembali!Happy Weekend, ya! 🌹
Selamat malam Minggu untuk para jomblo! 🤭Happy Reading!
Tandai jika ada typo bertebaran ya, 😘
Thankyou!🍪🍪🍪
Berkuliah di Universitas Ekonomi Swasta terkenal Jakarta memang sedikit menyenangkan. Didukung fasilitas yang lengkap, dosen yang berkualitas, lingkungan yang sehat dan bersih menjadi penilaian banyak orang untuk masuk ke Universitas ini.
Oh ya, jangan lupakan dengan penampilan ketjehh dari mahasiswa-mahasiswi di sini yang menjadi nilai tambah atau sekedar motivasi orang-orang untuk mendaftar ke Universitas ini.
Suasana kampus hari ini terasa lebih ramai dibanding dengan hari biasa, mungkin salah satu faktornya karena jadwal kuliah yang sudah normal seperti biasa. Aku dan Arumi sudah ada di kampus pagi ini, sedangkan Bilqis dan Syafira belum sampai kampus karena masih terjebak macetnya jalanan Ibu Kota.
Malas menunggu mereka berdua di kelas, aku pun berinisiatif mengajak Arumi untuk mencari sarapan di kantin, sekedar memberikan asupan makan untuk badanku. Karena berpura-pura bahagia butuh tenaga ekstra, hehe.. Bercanda, yang benar itu karena hari ini jadwal kelas full dari pagi sampai sore, jadi mau tidak mau aku harus mengganjal perutku sampai nanti jam makan siang.
"Eh, lu tau enggak, Ra?" tanya Arumi dengan tangan yang sudah sibuk mengaduk gado-gado.
"Enggak," jawabku seadanya dan menyibukkan diri mengaduk bubur ayam. Kalian tidak usah protes caraku memakan bubur, karena aku adalah tim bubur aduk sejati. Kalian pasti tidak tau betapa nikmatnya bubur ayam jika disatukan dan diaduk, surga dunia!
"Yaelah, lu mah!" ucap Arumi berdecak kesal.
"Lah? Kan lu belom cerita, gimana gue bisa tau? Please deh, gue bukan mbah mijan yang bisa tau lu bakal ngomong apa," gerutuku malas mendengar omongan dari Arumi, info darinya pasti tidak berbobot. Dasar lambe turah abal-abal.
"Ish! Itu loh, katanya ada dosen baru, denger-denger sih gantiin Pak Didi buat sementara waktu," ucapnya memberikan info.
"Terus?"
"Kok terus sih, lu emang engga seneng apa?"
"Biasa aja, lagian nih ya, bukannya lebih bagus enggak ada dosen?"
"Ya, iya sih," ucap Arum berpikir "tapi kali ini beda. Katanya tuh, dosen pengganti Pak Didi tuh ganteng!" sambungnya lagi tak terima ucapanku tadi.
"Katanya? Masih katanya belom faktanya kan?"
"Ya, iya sih. Cuma ini udah rame banget loh di grup kelas. Duh, jadi engga sabar pengen liat se-ganteng apa sih muka dosen baru itu,"
"Yakin lu pengen liat doank?"
"Iya, siapa tau kan itu jodoh gue, jadi enggak perlu susah-susah nyari lagi," jawabnya yang langsung kuhadiahi pukulan di kepalanya.
"Kok gue digeplak sih, Ra!" protes Arum dengan suara sedikit keras membuat beberapa orang menengok.
Aku yang merasa menjadi bahan tontonan beberapa pasang mata hanya bisa balas melihat sambil memberikan senyuman, sesekali memberikan anggukan tanda tidak terjadi apa-apa antara aku dan Arum. "Biar lu sadar, jangan kebanyakan ngehalu! Lu kira, lu lagi hidup di dunia novel atau cerita-cerita wattpad!" ucapku kesal.
"Bilang aja lu juga mau, Ra. Enggak usah basa-basi, iya kan?" Mendengar tuduhan dari Arum membuatku geleng-geleng kepala.
Ya, Tuhan dosa ga sih sumpel mulut temen pakai sate usus?!
![](https://img.wattpad.com/cover/239658507-288-k870544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [ C O M P L E T E D ]
RomanceBagaimana jika Chayra Hanin Wijaya - seorang mahasiswi aktif dan juga seorang artis, harus menerima bahwa orangtuanya menjodohkan dia dengan seorang CEO di perusahaan pariwisata sekaligus dosen pengganti di kampusnya? Disaat orang lain berlomba-lom...