Happy Reading!
Jangan lupa votenya yaa 💗
🍪🍪🍪
Aku, Fira dan Bilqis sedang duduk di sebuah tempat makan cepat saji Amerika, rencananya sih mau memakan es krim yang tadi ditawarkan Arum, tapi tidak tahu deh apa yang nanti akan disodorkan Arum. Karena kecil kemungkinan Arum hanya membeli es krim, pasti dia akan iseng membeli cemilan lainnya, biasanya dia akan membeli kentang goreng dan kita akan memakannya berbarengan dengan es krim. Jika kebanyakan orang-orang memakan kentang dengan saos sambal atau tomat, maka aku akan memakan kentang goreng dengan es krim, perpaduan manis dan gurih yang menambah nikmat di lidah. Awalnya mereka melihat dengan tatapan bingung, tapi lama kelamaan mereka mencoba dan ikut-ikutan mengikuti cara makanku.
Sambil menunggu Arum mengantre, kulihat handphoneku ada tiga panggilan tak terjawab dari Bunda Indi, segera kuniatkan untuk menelpon balik Bunda Indi.
"Assalamualaikum, Bun. Tadi Bunda telepon Chayra? Ada apa?" Kulihat wajah Fira dan Bilqis yang mengerutkan alis. Tidak heran sih jika mereka seperti itu, mereka pasti bingung aku menelpon siapa, karena ibuku saja kupanggil dengan sapaan mami bukan bunda.
"Wa'alaikumussalam, Ra. Bunda mau tanya, Adnan sudah sampai rumah kamu?"
"Hah?"
"Loh, kamu kok kayak kaget gitu? Hari ini kamu jadi pergi bareng Ken dan Adnan 'kan?" terdengar suara Bunda Indi yang sedikit kebingungungan karena mendengar suara kagetku. Sialan! Pergi sama perempuan jadi-jadian, ijinnya pergi bareng gue! Ringisku dalam hati.
"Engga, Bun. Pak Adnan ngebatalin, katanya ada urusan mendadak." Radar kekepoan dari Fira dan Bilqis membuat mereka segera mendekat ke arahku.
"Loh? Kalau gitu Adnan sama Ken pergi ke mana? Mereka tadi ijin mau jemput kamu."
Pergi sama makhluk astral, Bun, omelku dalam hati.
"Kurang tau deh, Bun. Bun, udah dulu ya, Maaf. Soalnya Chayra lagi bareng temen-temen," ringisku tak enak. Menelpon Bunda Indi disaat sekarang adalah hal yang harus kuhindari. Belum ada sepuluh menit saja aku sudah menambah dosa.
"Owh, Maaf ya sayang, Bunda jadi ganggu kamu. Nanti Bunda coba telepon Adnan lagi deh."
"Oke, Bun. Bye," ucapku dan memutus sambungan telepon. Maafin Chayra ya, Bun. Nambah lagi deh dosa gue! Ringisku dalam hati.
"Siapa, Ra?" tanya Fira memajukan sedikit badannya ke arahku, Bilqis yang tadi sedikit acuh pun juga tak mau kalah ikut menyimak.
"Orang," ucapku asal dan mendapat decakan kesal dari mereka.
"Lu kenapa?" tanya Arum menaruh makanan yang sudah dibelinya.
Kutolehkan wajahku ke arah sang empunya suara. "Apanya yang kenapa?"
"Muka lu kayak mikirin negara, berat banget," cela Arum. Memang temanku yang satu ini kalau sudah mencela nomor satu, mungkin bisa diikut sertakan dalam perlombaan mencela nantinya.
"Iya, kayaknya setelah ngeliat Pak Adnan muka lu tambah butek!" celetuk Fira tanpa dosa.
"Sialan lu!"
"Kenyataan," timpal Arum dengan senyum meledek.
"Gue yang jelas-jelas fans Pak Adnan aja engga kayak lu, Ra," ucap Fira yang sedang sibuk mengaduk es krimnya.
"Ra, engga ada yang mau lu jelasin?" tanya Bilqis penasaran.
Aku menaikkan sebelah alisku, "Gue bukan guru les," celetukku asal.
![](https://img.wattpad.com/cover/239658507-288-k870544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [ C O M P L E T E D ]
RomanceBagaimana jika Chayra Hanin Wijaya - seorang mahasiswi aktif dan juga seorang artis, harus menerima bahwa orangtuanya menjodohkan dia dengan seorang CEO di perusahaan pariwisata sekaligus dosen pengganti di kampusnya? Disaat orang lain berlomba-lom...