Ma boy III

1.3K 85 22
                                    

Happy reading💜💜

******

"cari mas James mbak?" ucap Fiona saat melihat Nadine berada dirumahnya

"nggak harus dengan James juga sih, mbak mau bayar uang kosan untuk tahun depan, ibuk ada?"

"lah bukannya kata Bunda untuk mbak gratis ya?" ucap Fiona balik bertanya, "tapi kalau mbak mau bayar harus sama mas James, Bunda nggak tau seluk-beluk kosan."

Nadine mendengus pelan, ia sadar sedang dibohongi oleh adik perempuan James itu, hallo Nadine bukan bocah ingusan yang tak bisa melihat kebohongan yang dikatakan fiona, tapi biar sajalah, kalau kali ini tak berhasil keluarga ini pasti lain waktu akan mencari kesempatan untuk mendekatkan dia dengan James.

"tuh nongol yang lagi diomongin," tunjuk Fiona kepada James.

"lah Nad ngapain kesini, mau ngapel? nanti ya, mandi dulu aku." Sableng, apa katanya tadi? ngapel? Nadine lebih memilih mencari duda kaya daripada bocah narsis ini.

" dih siapa juga yang kepengen, Mau bayar uang kosan,"ucap Nadine malas.

"nanti ya aku mandi dulu"

"lah apa hubungannya?" ujar Nadine menyuarakan kebingungannya.

"ya ngitung uang kosan sambil makan malam lah, aku nggak bisa konsentrasi ngitung uang kalau perutku lapar, iya kan Fio," ucap James yang diangguki Fiona.

Terserah, Nadine tau itu hanya akal-akalan mereka namun menolakpun rasanya percuma, Fiona punya seribu cara untuk membuat Nadine berduaan bersama James, dan itu sudah sering kali terjadi.

Dan yah, disinilah mereka pada akhirnya. Berada didalam kafe kekinian dengan James yang tampilannya seperti mau ngedate, kontras sekali dengan penampilannya yang mengenakan kemeja kotak-kotak, celana levis, sepatu kets dengan rambut dicepol asal.

lagi Nadine melihat James dengan tatapan jengahnya, kapan bayar uangnya? kalau James selalu mengalihkan pembicaraan saat Nadine membahas uang kosan.

"jadi kapan bayarnya? dari tadi ngobrol melulu."

"kan bisa nanti Nad, tega benar mematahkan hati anak orang," sungut James.

Nadine hanya bisa menghela nafas pasrah, kalau ia pikir lagi, ia terlalu bodoh mengiakan kehendak James saat ia tau akhirnya akan jadi seperti ini.

semua terasa menyenangkan bagi James bisa makan malam dengan pujaan hati meski Nadin diam dari tadi tanpa menanggapi guyonan recehnya.

James akui ia sangat tergila-gila dengan sosok dihadapannya ini, awal pertemuan mereka ketika Nadine menolong ibunya melawan pencopet, bagaikan drama picisan yang sering ia tonton, James terpesona pada pandangan pertama saat melihat tindakan heroik Nadine yang melempar heelsnya mengenai pencopet.

kemudian bagaikan takdir, Nadine menjadi penghuni kost yang didirikannya, saat itulah James tau Nadine menyandang status janda. lalu apakah ketertarikannya pudar? tentu tidak, setelah mengenalnya lebih jauh James justru makin terpesona, sosok yang kuat dan sangat tak pantas untuk disakiti.

James rasanya ingin mengutuk mantan suami Nadine yang berselingkuh dan mengikis rasa percaya diri yang Nadine punya, walau ia juga bersyukur atas perceraian mereka.

"lho James, makan?" tanya perempuan berambut sebahu menghampiri mereka.

iyalah dodol, nggak mungkin kita mancing disini!! ingin rasanya James berteriak marah kepada sosok yang mengganggu kegiatannya mengagumi Nadine.

"iya, bisa dilihat sendiri kan?" balas James

"oh sama mbaknya ya?" tanya perempuan yang bernama Sri itu.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang