Epiphany

2.3K 123 10
                                    

Happy Reading 💜

*****

"Aku mencintaimu Nadine, maukah kau jadi kekasihku?" ujar David

"aku mau David" ujarku

percakapan itu seolah menjadi momen paling indah dalam hidupku,ah aku tak menyangka kalau cintaku terbalaskan, aku menyukai David sejak dua tahun yang lalu, tepatnya pada awal masuk SMA. David Saputra nama yang indah seindah orangnya, satu hal yang membuatku tergila-gila padanya yaitu senyum memikat dan tingkah recehnya, aku mencintainya dengan sepenuh hati

tak terasa aku telah berpacaran dengannya sudah Enam bulan, enam bulan terindah dalam hidupku, selama ini tak ada permasalahan yang berarti dalam hubungan percintaan kami hingga seminggu yang lalu aku merasa David berubah, tatapan David yang dulu hangat entah mengapa terasa berbeda

aku bukan seseorang yang berpengalaman dalam hal percintaan, bahkan David merupakan cinta sekaligus pacar pertamaku, aku juga bukan ahli psikologi yang tau kapan orang jujur dan berbohong, tapi Enam bulan berpacaran dengannya membuatku mengerti dirinya, kapan dia berbohong dan kapan dia jujur, kapan ia tersenyum dengan tulus dan kapan ia tersenyum dengan terpaksa

entah aku terlalu peka atau terlalu berburuk sangka, tatapan berbinar penuh cinta itu tak kulihat lagi saat dia menatapku, namun aku segera mengenyahkan pemikiran negative itu

"tak terasa hampir lulus saja, perasaan baru kemarin aku bertemu kalian" ucap Rini

"ah benar, yang kuingat pertama kali aku bertemu dengan Rini saat ia tak sengaja terjatuh didepan gerbang sekolah, dan kau tau Nadine, ternyata Rini sangat cantik ketika wajahnya dipenuhi lumpur hahahha" Eni tertawa ketika melihat ekspresi Rini yang sudah siap menangis, sudah menjadi ciri khas Rini yang selalu menangis ketika ia malu

"kau tak pernah menceritakan kejadian lucu itu padaku En?"

"kau tau kan Nad kalau temanmu satu itu hobinya ngancam, berhubung sebulan lagi perpisahan aku ceritain deh, hadiah perpisahan" ucap Eni

"hadiah perpisahan gundulmu" kesal Rini

"mengingat hadiah perpisahan, aku belum tau hadiah apa yang akan kuberikan kepada David, kasih pencerahan dong" pintaku

kulihat raut wajah keduanya berubah, ada apa?

"hmm Nad bukannya aku sok tau atau bagaimana, dan Hmm maaf ya Nad kalau apa yang aku ucapin ini membuatmu sakit hati, kemarin aku liat David mengantarkan Dea pulang dan mereka terlihat mesra " ucap Eni ragu

"Dea sepupuku?"

"iya" ucap mereka kompak

"mereka udah dekat semenjak aku dan David belum jadian kok, mereka layaknya adik kakak, aku percaya pacar dan sepupuku kok"

aku berusaha menghilangkan fikiran negative yang menyeruak dalam otakku, aku memang tipe pacar pencemburu, mengetahui seseorang menyukai David saja hatiku langsung tak karuan, mengingat pesona David memang luar biasa berbanding terbalik denganku yang memiliki paras paras pas-pasan, berbeda sekali dengan Dea sepupuku yang cantik membuatnya digilai oleh kaum adam di sekolah ini, kuharap David bukanlah salah satunya.

aku menggelengkan kepala, mencoba mengenyahkan prasangka buruk yang berkeliaran dalam pikiranku, lagipula nggak masuk akal banget kalau Dea sepupu terdekatku tega menusukku, bahkan yang mendekatkanku kepada David adalah Dea, aku yakin Dea tak sejahat itu

keyakinanku kian memudar seiring banyaknya aku mendengar isu kedekatan mereka, namun aku mencoba untuk tak terpengaruh dengan banyaknya gosip yang beredar, aku tak mau berburuk sangka terhadap dua orang terkasihku.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang