broken II

1.5K 114 9
                                    

Happy Reading...

******
Tujuh tahun kemudian.

semua berbeda seratus delapan puluh derajat bagi James, tak ada lagi senyum yang menghias wajahnya, kehilangan cinta ternyata dapat membuatnya begitu terpuruk.

lagi, james tersenyum pedih mengingat bagaimana ia menyakiti Nadine, cinta yang harusnya ia jaga malah ia sakiti berkali-kali.

menyesalpun tak ada gunanya, jika bisa James ini mengembalikan waktu yang terbuang sia-sia karena kebodohannya.

terlihat sepele memang, katakanlah jika James lebay, namun hidupnya begitu jauh berbeda setelah Nadine pergi, seakan james yang dulu telah mati dan digantikan James yang dingin, hanya kerja yang bisa ia lakukan tuk mengalihkan rasa sakitnya.

James kembali menghela nafasnya, rutinitas yang sebenarnya begitu melelahkan, namun hanya itu cara yang bisa ia lakukan untuk mengalihkan rasa sakitnya.

"Masuk," ucap James setelah mendengar ketukan pintu.

"Maaf mengganggu waktunya pak, rapat bersama Arta Company akan dimulai, dan pak Alex selaku pemimpin perusahaan Arta sedang menuju ke ruang rapat"

Tanpa bicara, James berjalan menuju ruang rapat, pesonanya yang mematikan tak jarang membuat wanita yang berpapasan dengannya menjadi lupa diri.

Tatapan tajam dan dingin itu bukannya menutupi pesona seorang James, malah membuat pesona James kian menguar, sayang mereka hanya bisa membayangkan namun tak bisa memiliki James.

James memasuki ruang rapat dengan tatapan tajam seperti biasanya, namun pemandangan didepannya membuat James terpana hingga tak memperhatikan presentasi yang sedang dipaparkan.

Disana sosok Nadine dengan begitu serius memperhatikan setiap detail yang disampaikan, ingin rasanya James berlari menghampiri Nadine, namun sedikit kesadaran menghentikan keinginannya.

tak banyak berubah, Nadine masih begitu mempesona, gurat wajahnya tampak lebih dewasa, walau rapat telah berakhir, tatapan tajam yang James berikan untuk Nadine tak berkakhir, terlebih saat Alex dengan dengan santainya merangkul Nadine meninggalkan ruang rapat.

hoho, tidak akan James biarkan seseorang menyentuh Nadinenya, jika mau silahkan langkahi dulu mayatnya.

"Pak Alex, bisakah saya bicara dengan Nadine sebentar?" lagi, James heran pada dirinya sendiri, kenapa harus izin kepada kunyuk satu itu untuk berbicara dengan Nadinenya.

"Maaf pak, rasanya tak ada lagi yang harus dibicarakan, lagipula Nadine hanya asisten pribadi saya, jadi joka ada yang ingin ditanyakan silahkan hubungi sekretaris pribadi saya."

kampret, ingin rasanya james meremas mulut lemesnya itu, punya hak apa dia sampai melarangnya berbicara dengan Nadine.

"Ada hal pribadi yang harus kami bicarakan, dan saya rasa anda tidak memiliki hak untuk melarang Nadine."

"Mas Alex tunggu saja dimobil, aku nggak akan lama kok," ucap Nadine.

Apa-apaan itu? mas katanya? demi apapun James takkan rela Nadinenya bersama orang lain.

"Lama tak bertemu, bagaimana kabarmu?" ucap Nadine memecah kesunyian.

"Baik, bagaimana denganmu?"

"seperti yang kau lihat, baik bukan?, jadi hal penting apa yang harus kita bicarakan?"

James terdiam tak tau dari mana ia harus bicara, berkali-kali ia membayangkan pertemuannya dengan Nadine serta apa saja yang harus disampaikannya, namun saat ini otaknya terasa buntu dan lidahnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan sepatah kata.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang