Jaezha berjalan menuju depan gerbang komplek rumah untuk menaruh sampah, namun saat hampir sampai di gerbang ia menghentikan langkahnya dan terpaku melihat seseorang masuk ke dalam kompleks yang sama dengannya.
"Jaezha,"
"Agra," spontan Jaezha menyebut namanya.
"Lo ngapain disini?" Jaezha langsung bertanya.
"Gue pindah kesini." Jawab Agra.
'anying!'
"O-owh gitu, yaudah gue kesana dulu, lo..."
"Tunggu."
Jaezha menghentikan langkahnya dan berbalik.
***
"Lo apa kabar?" Tanya Agra memulai pembicaraan.
"Emm gua baik,"
'baik mbahmu! Gue nungguin elu 3 taun woi!!!'
"Lo kuliah?" Tanya Agra.
Jaezha hanya mengangguk seraya meminum minumannya.
"Sorry."
Jaezha langsung menatap Agra bingung.
"Sorry buat apa?"
"Selama ini gue nggak pernah ngasih kabar." Ucap Agra.
"Nggak usah minta maaf kali, lagian ngapain juga harus ngabarin gue." Sahut Jaezha sambil tertawa garing.
"Waktu gue disana beberapa hari hp gue ilang, jadinya gue beli yang baru, makanya gue nggak ngabarin lo lagi." Jelas Agra.
"Semalem lo sama siapa?" Tanya Agra.
Jaezha belum paham dengan pertanyaan Agra, namun beberapa detik kemudian paham apa yang dimaksud oleh Agra.
"Owhh waktu reuni?"
Agra mengangguk.
"Ituu..."
'Aduh gue jawab apa ni!!' Batin Jaezha bingung.
"Emm itu temen gue," jawab Jaezha.
"Beneran?" Agra tak percaya.
Jaezha mengangguk. "Iya, kenapa emang?"
Agra menggeleng. "Nggak papa, cuma kalian terlalu mesra buat dibilang temenan."
Jaezha terkejut dengan ucapan Agra. "Hehe, nggak juga."
"Terus lo....sama Sinta?" Jaezha sebenarnya ragu untuk bertanya.
"Kita kuliah di kampus yang sama, dan cuma temen." Jawab Agra.
"Kenapa?"
"Nggak papa kok," sahut Jaezha cepat.
'mantap boskyuuu!!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen FictionTerpikat dengan tatapannya, membuatku bertekad Tapi ternyata takdir tidak berpihak Harusnya aku tau, bahwa kamu bukan miliku