"Kamu mau kuliah dimana sayang?" Tanya Rita saat sedang sarapan.
"Emm nggak tau Mah, Jaezha bingung." Jawab Jaezha.
"Jaezha sebenernya pengen kaya temen-temen yang lain, tapikan Jaezha nggak sepinter mereka." Keluh Jaezha.
"Kata siapa anak Mamah nggak pinter, kamu itu kebanggaan Mamah, jangan ngeluh kaya gitu, nanti Allah marah sama kamu gimana?" Sahut Rita.
Jaezha tersenyum manis. "Iya deh, Mamah emang yang terbaik."
"Mamah yakin pasti kamu bisa jadi orang sukses." Ucap Rita.
***
"Akhirnyaa tinggal hari ini." Ucap Tya.
"Lo jadinya mau masuk apa?" Lanjut Tya.
"Gue mau ambil fashion aja deh." Jawab Jaezha.
Tya menepuk bahu Jaezha. "Gue doain semoga sukses."
Jaezha tersenyum. "Lo juga,"
"Berarti kita beda kampus dong." Tya menatap sendu Jaezha.
"Beda kampus doang, ntar kalo lagi cuti kan bisa main bareng." Sahut Jaezha.
"Iya tapikan tetep aja gue sedih kehilangan sahabat yang aneh kaya elo." Ucap Tya namun membuat Jaezha kesal.
"Ck, dasar otak panci." Balas Jaezha.
"Ntar pulang sekolah main kuy?" Ajak Tya.
"Kemana?" Tanya Jaezha.
"Ke Mall?" Tawar Tya.
"Eh gimana kalo ke pasar malam aja?" Tanya Tya.
"Boleh tuh, gue udah lama nggak main ke pasar malam, jadi ntar malem lo jemput gue oke." Jawab Jaezha.
"Iya iya, yaudah gue masuk dulu, lo ngerjain yang bener." Ucap Tya.
Jaezha mengangguk. "Lo juga."
Tya mengacungkan jempolnya kemudian pergi menuju ruang ujiannya.
"Agra apa kabar." Gumam Jaezha menatap layar ponselnya.
***
Akhirnya ujian sudah berakhir, selanjutnya seluruh murid akan menunggu hasil ujiannya. Perasaan lega kini tengah dirasakan oleh seluruh peserta ujian, setelah berhari-hari terpaku dengan belajar akhirnya selesai sudah, tinggallah menikmati hari libur bersama orang yang disayangi.
Agra. Itulah nama seseorang yang memenuhi pikiran Jaezha sejak minggu lalu, perasaannya mulai gelisah dan juga pikirannya mulai berkeliaran. Sudah dari minggu lalu Agra tidak pernah menghubunginya lagi, bahkan nomornya saja tidak aktif.
Apakah Agra melupakannya? Apakah dia sudah mulai bosan dengannya? Apakah dia sudah tidak peduli? Apakah Agra tidak mau diganggu oleh Jaezha? Apakah Jaezha punya salah? Pertanyaan itu terus terngiang dikepala Jaezha.
"Woy!"
"Jalan jangan sambil ngalamun," tegur Tya.
"Ck, yang ngalamun siapa, gue lagi mikir." Elak Jaezha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen FictionTerpikat dengan tatapannya, membuatku bertekad Tapi ternyata takdir tidak berpihak Harusnya aku tau, bahwa kamu bukan miliku