"Kaki kamu kenapa?" Tanya Rita melihat Jaezha berjalan tertatih-tatih.
Jaezha memperlihatkan deretan giginya. "Kesleo Mah,"
"Kok bisa sih, kesleo gegara berantem iya?" Tanya Rita sedikit galak.
"Bukan berantem Mah, tapi nolongin orang." Sanggah Jaezha dengan senyum lebarnya.
Rita menggelengkan kepalanya. "Kamu lagi ujian, jaga kesehatan kamu,"
"Oke Mah,"
"Sarapan dulu," ucap Rita.
"Oh iya Mah, liburan nanti kita mau kemana? Masak iya cuma dirumah aja, Jaezha pengen nyegerin otak Mah,"
"Nanti mamah aja main deh, makan dulu." Sahut Rita.
Jaezha mengangguk dan kembali memakan sarapannya.
***
"Jangan lupa berdoa dulu sebelum ngerjain soal ujian." Ucap Rita.
Jaezha menggangguk patuh. "Siap Bos!"
"Doain Jaezha ya Mah,"
Rita mengangguk sambil mengelus kepala Jaezha. "Semangat!"
"Semangat!" Jaezha mengepalkan tangannya kemudian mencium tangan Rita.
"Jaezha masuk dulu, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Rita.
Jaezha melambaikan tangannya saat mobil milik mamahnya mulai meninggalkan area sekolah, ia pun melanjutkan langkahnya menuju ruang ujian.
Jaezha menatap layar ponselnya. "Apa iya gue harus lupain Agra?"
"Huftt!"
"Mungkin Agra lagi sibuk,"
Sudah 4 hari Agra tidak membalas pesan Jaezha, bahkan ditelfon saja tidak bisa. Apakah Agra benar-benar melupakan Jaezh? Entahlah, jika memang itu benar Jaezha akan menerimanya karena hubungan mereka berdua hanya sebatas teman.
Hari ini adalah hari ketiga ujian, dan besok adalah hari terakhir ujian. Setelah seluruh anak kelas 12 selesai melaksanakan ujian kelulusan, mereka bisa berlibur sampai h-1 pengumuman kelulusan diselenggarakan.
Jam sudah menunjukan pukul 11.15 AM, itu berarti waktu ujian sudah selesai sejak 15 menit yang lalu. Jaezha mengoletkan badanya, menyandarkan punggungnya di kursi dan menatap keluar jendela.
"Agra lagi ngapain ya?" Gumam Jaezha.
"Pasti Agra makin ganteng,"
"Makin kece badai,"
"Makin uwuw," Jaezha tersenyum membayangkan Agra.
Jaezha mengepalkan tangannya. "Kalau pun Agra lupa sama gue, gue bakal terus perjuangin lo, nggak peduli, pokoknya gue bakal terus berjuang buat lo."
Jaezha mengambil tasnya dan meninggalkan ruang ujian.
***
Jaezha turun dari taksi setelah memberikan uang kepada sopir, kemudian melangkah menuju rumahnya.
"Astaga!" Jaezha memegang dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen FictionTerpikat dengan tatapannya, membuatku bertekad Tapi ternyata takdir tidak berpihak Harusnya aku tau, bahwa kamu bukan miliku