"Jaezha, sarapannya udah siap!" Teriak seorang ibu yang baru saja dari dapur.
Tak lama terdengar suara dari lantai atas.
"Iya Mah!"
Setelah bersiap untuk sekolah, Jaezha pun turun menuju meja makan dan menghampiri mamahnya yang sedang menyiapkan segelas susu untuknya.
"Pagi mamah!" Sapanya sambil mencium pipi mamahnya.
"Pagi sayang, kamu kok lama banget sih." Heran Rita.
"Kan dandan dikit Mah, biar cantik." Kekehnya membuat lesung pipi yang dimiliki oleh seorang anak perempuan bernama Ralirya Putri Jaezha terlihat.
"Jaezha, kan mamah udah bilang kalo-"
"Udah kelas 12 nggak boleh aneh-aneh." Potong Jaezha membuat mamahnya menggelengkan kepala.
"Inget kata-kata mamah, awas kalo mamah tau kamu bikin ulah di sekolah, mamah nggak kasih kamu uang saku." Ancam mamahnya.
Jaezha menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya. "Oke Mah."
Ditengah menikmati sarapannya, Jaezha teringat 1 hal. "Oh iya Mah, nanti aku pulangnya telat, soalnya ada tugas di perpustakaan."
"Nanti kamu telfon mamah aja kalo udah pulang oke." Ucap Rita.
"Siap Bos!" Sahut Jaezha sambil hormat.
***
"Aku masuk dulu ya Mah." Ucap Jaezha kemudian mencium tangan mamahnya.
"Inget kata-kata mamah!" Rita terus mengingatkan putri semata wayangnya.
"Iya Mamah Rita yang paling bawel." Candanya kemudian keluar dari mobil dan masuk ke dalam sekolah.
Hari ini adalah minggu kedua menjadi seorang siswa kelas 12, tak terasa ia segera meninggalkan sekolah kesayangannya ini, Jaezha sendiri pun bingung setelah lulus nanti ia akan masuk ke universitas apa, di lain sisi ia tidak mau berpisah dengan seseorang yang sudah ia suka sejak TK sampai sekarang.
"Jaezha!" Panggil seorang perempuan bernama Chintya Ardani.
"Tyaaa!" Jaezha langsung memeluk sahabatnya.
"Widihh, cakep amat neng." Tya menoel dagu Jaezha dengan genit.
"Iya dong." Sahut Jaezha centil
"Oh iya, denger-denger doi lu mau ke Amerika ya? Buat ikutan tes kedokteran disana." Ucap Tya.
"Amerika? Jauh banget," keluh Jaezha.
"Kapan?" Tanya Jaezha.
"Katanya sih satu bulan lagi." Jawab Tya.
"Gue belum siap ditinggal doi, kenapa harus Amerika sih, kan disini juga banyak univ yang bagus." Keluh Jaezha.
Tya mengelus bahu sahabatnya. "Sabar ya, mungkin kalian emang ga jodoh."
Jaezha langsung memukul Tya dengan keras.
"Aww!" Tya mengelus lengannya.
"Bukan sahabat gue lo." Kesal Jaezha kemudian meninggalkan Tya.
Tya tertawa kecil. "Bercanda kali, tungguin gue oi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen FictionTerpikat dengan tatapannya, membuatku bertekad Tapi ternyata takdir tidak berpihak Harusnya aku tau, bahwa kamu bukan miliku