Jeno masuk kelas, terlambat. Sial! Jeno mengetuk pintu.
"Ah, Jeno. Tumben terlambat, kenapa?"
Sial dua kali! Jeno lupa memikirkan alasan kenapa dia terlambat.
"Saya kesiangan,"
"Kesiangan? Loh tapi Jaemin, istri kamu udah disini dari saya masuk." Ucap Dosen itu. Ah sial dan sungguh sial.
"Istri saya sedang marah, dia tidak membangunkan saya." Jawab nya santai.
Jaemin melongo menyumpah serapahi Jeno di dalam hati.
Dosen itu terkekeh, mahasiswa lain yang mendengar memekik gemas.
"Baiklah, silahkan duduk. Jangan biarkan anak mu berisik." Jeno mengangguk. Melangkahkan kakinya ke bangku yang kosong. Pas, disebelah Jaemin!
Jaemin mendengus ketika Jeno duduk di samping nya.
"Jaemin,"
"Diam."
"Terasa sakit?"
Jaemin tidak menyahut. Dia juga tidak mengerti apa yang Jeno bicarakan. Apanya sakit? Sial.
"Jika kita melakukan sesuatu. Kau akan merasa sakit di bagian belakang. Sekarang aku tanya, apa terasa sakit?"
"Jeno diam!"
"Ada apa Jaemin? Jangan bawa urusan rumah tangga disini, oke?"
Ah sial, Jaemin kelepasan.
🕳️°•Nomin•°🕳️
©Vvusr_Jam pelajaran Jeno dan Jaemin telah selesai. Tapi mereka tak juga pulang. Jaemin tertidur di menit-menit terakhir pelajaran. Jeno tak kuasa jika ingin membangunkan Jaemin. Pada akhirnya lelaki tampan itu menunggui Jaemin tidur. Yuli masih di gendongannya; sedang menyusu. Jeno sengaja membawa botol susu dengan ukuran besar karena pagi tadi, Jeno tidak sempat membuatkan bocah itu bubur. Diam, jangan beritahu Jaemin atau dia akan mengamuk.
Oh jangan lupakan jika Jeno pun belum memakan apapun sedari pagi. Ah Jeno jadi merasa kasihan pada Yuli yang belum sarapan ataupun makan siang.
Belum ada tanda-tanda Jaemin akan bangun.
"Yuli lapar?"
Yuli yang sedang menyusu mendongak melihat Jeno. Tangannya terulur untuk mengusap wajah Jeno. Pertama pelan hingga lama kelamaan kuku gadis kecil itu menancap di lubang hidung Jeno. Jeno mengaduh sakit.
Jeno menahan tangan Yuli, "Yuli nakal. Marah karena belum makan?"
"Bwabwabwa∼" Oceh nya dengan sebuah karet yang menyerupai puting susu masih tersumpal di mulut kecilnya.
"Kita tunggu Muma bangun nanti kita pulang, dan Muma akan memasak, oke?"
Mendengar kata Muma, Yuli menyingkirkan botol susu yang dipegang Jeno.
"Mumama∼"
"Ya, Muma kita sedang marah dia tidak membuatkan kita sarapan. Jadi kita hanya akan makan malam nanti. Maafkan Baba,"
"Mumama∼" rengek Yuli. Dan berakhir menangis kencang.
"Hei, Baba tidak nakal. Kenapa menangis?" Jeno berjalan menjauh dari Jaemin agar tidur lelaki manis itu tidak terganggu. Menepuk-nepuk pantat agar tangisan Yuli mereda. Namun nihil. Yuli terus menangis , Jeno terus mencoba menenangkan Yuli hingga tidak sadar ada sesosok manusia yang berdiri dibelakangnya.
"Jeno∼"
Ah sial! Dia lagi.
"Diam dan pergilah."
"Biar aku menggendong dia, bagaimana?" Gadis itu—Yeeun.
"Tidak! Dia anak gue, gue bisa mengurusnya sendiri! Sekarang pergi!" Tegasnya membuat nyali Yeeun menciut.
Sosok yang tadi tertidur itu mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara ribut serta tangisan Yuli.
Jaemin berjalan dengan gontai karena bangun tidur. Menghampiri Jeno yang menggendong Yuli yang tengah menangis serta gadis centil yang mengganggu sejak kemarin.
"Kenapa berteriak seperti itu. Yuli ketakutan. Kemari kan," Jeno mengatur nafasnya yang memburu, menyerahkan Yuli ke gendongan Jaemin.
"Ayo pulang!"Jeno menggandeng Jaemin, membawanya keluar kelas dan meninggalkan Yeeun yang tersenyum misterius.
▒ ▒ ▒ ▒ ▒ ▒ ▒ ▒ ▒ ▒
"Jaemin dengarkan aku!"
Jeno dan Jaemin telah sampai di kamar asramanya. Mereka duduk di sofa depan televisi yang tidak menyala.
"Tubuh mu menggigil semalam. Aku sudah memakaikan mu tiga selimut tapi tubuhmu tetap menggigil. Apa aku se tega itu membiarkan tubuh mu menggigil dan aku diam saja tanpa memberikan bantuan yang berarti?"
"Tubuhku bahkan terasa sakit karena tubuh mu yang menimpa ku. Aku terpaksa melakukan itu karena aku hanya tau cara itu untuk menghangatkan tubuh mu. Aku bahkan tidak berani hanya untuk melihat ke bawah tubuh mu."
Walaupun aku sempat menyentuhnya tidak sengaja.
"Aku hanya mengkhawatirkan mu, apa aku salah?" Tanyanya.
Wajah Jaemin memerah! Astaga, apa jika berada di dekat lelaki itu pipinya akan selalu merona? Mendengar penjelasan Jeno pipinya terasa terbakar! Kenapa bisa dia berpikiran jika Jeno memperkosanya semalam. Jeno tidak akan sudi dengannya kan? Jeno menyukai buah dada kan? Bukan pisang mini milik Jaemin.
Jaemin menangkup wajahnya dengan kedua tangan karena malu. Yuli telah tertidur karena menangis tadi.
Astaga dia sangat malu!
Tapi sungguh, Jaemin tidak sadar jika Jeno berbicara hingga panjang lebar seperti tadi. Bahkan melebihi tiga kalimat? Wah, luar biasa. Hanya kepada Jaemin dia berbicara panjang lebar dan dengan suka rela menjelaskan kesalahan pahaman diantara nya seperti itu.
To Be Continued
Vote& Coment
Dipersilahkan!©Vvusr_
8 Februari 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐮𝐫 𝐁𝐚𝐛𝐲✓【ɴᴏᴍɪɴ】
Roman pour AdolescentsEnd! But kalo baca tetep Vote sama Komen ya! Book one from Big baby! Ada sequel, jadi kalo abis baca ini baca juga book two-nya, oke?! Tidak banyak konflik jadi hati dijamin aman! . Jeno dan juga Jaemin adalah teman satu kamar atau bahasa gaulnya ad...