Kemarin dihari pertama tahun ini,
Ku sambut dgn hati yg lapang,
senyum yg ringan.
Ku terima hari baru dengan doa yg baik, berharap bumi pulih kembali, keadaan membaik, semoga tak ada lagi lara, tak ada lagi pilu.Nyatanya berita duka tersiar kembali, beberapa nyawa telah terbang menembus langit biru, bertemu dengan sang pemilik alam semesta.
Setelahnya keadaan semakin memburuk harapan yg tadinya menikmati hidup yang kembali normal sirna dalam sekali kedipan mata, belum lagi alam yang kembali murka dikala pandemi belum juga mereda...Beberapa jiwa kembali menangis berseru-seru merintih ketakutan. Apa yang sedang terjadi?
Mengapa badai tak kunjung selesai katanya disela tangisnya.
Teriris hati mendengar jeritnya, mereka lupa hasil menabur angin beberapa waktu yang silam. Badai masih belum selesai, badai masih akan terus datang.Perpisahan lagi-lagi kembali menyerang, penyesalan mulai terngiang-ngiang, namun api kebencian masih belum padam. Bukan semesta yang harus berhenti menciptakan badai, tapi manusia yang mesti meluruhkan ego, kembali akur pada yang Maha kuasa, sebab segala kuasa hanya ada padanya
Depok, 17 januari 2021
Pukul 20.58Tertanda
Yuar Sibiru
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Semesta
PoetryLuka yang mengembang sebab nestapa yang tak kunjung mengerti, Semesta yang Indah turut berkecimpung didalamnya, Ntah apa maksudnya, tak pernah ada yang tau, seperti apa dan bagaimana kisah yang ingin semsta ciptakan •Hai! Ini cerita pertamaku, sem...