Terdengar isak tangis pilu,
Teriris rasanya hati melihat pukulan bertubi-tubi. Ricuh sudah keadaan diseluruh penjuru negeri..
Negara ini tak lagi asri, kehancuran dimana-mana. Seluruh suara berteriak hal yang sama.
Dimana keadilan?Dimana kami mendapat keadilan?
Dimana suara kami didengar?
Dimana kami menuntut hak?
Bila kami berseru suara kami tak jua sampai pada indra pendengaran sang penguasa.
Berapa lama lagi? Tumpah darah ini berlangsung? Kita ini apa? Katanya kita ini keluarga, Indonesia adalah Rumah bersama. Nyatanya rasanya seperti ayah sedang berhianat.Janji manis hanya sekedar kata, tanpa bukti, tanpa wujud nyata.
Kami menyuarakan ketidak-setujuan, tapi kami dipukuli dan disirami. Lalu dengan cara apa kami menyuarakan pendapat bila dengan aksi pun kami tak mendapat jawabanPilu untuk negeriku tercinta
Depok, 8 oktober 2020
Pukul 23.14 WIB
Yuar sibiru
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Semesta
PuisiLuka yang mengembang sebab nestapa yang tak kunjung mengerti, Semesta yang Indah turut berkecimpung didalamnya, Ntah apa maksudnya, tak pernah ada yang tau, seperti apa dan bagaimana kisah yang ingin semsta ciptakan •Hai! Ini cerita pertamaku, sem...