7. Jangan Marah

502 75 10
                                    

"......... Kau baik Bos?"

Verron melirik Ben sinis saat tangan kanannya itu bertanya padanya. Tumpukan kertas yang ada di tangannya dia pegang erat-erat, saat matanya sekali lagi menyapu deretan kalimat yang tercantum di laporan tersebut.

"Kau yakin dia benar-benar sepupu Galen?" Tanya Verron singkat. Mata tajamnya menatap Ben yang mengangguk yakin, sebelum pria itu menjelaskan alasannya pada Verron.

"Dia anak dari Nyonya Emerald, adik dari Nyonya Ruby yang dinyatakan meninggal dalam keributan tujuh tahun yang lalu. Dari informasi yang berhasil aku dapatkan, pembunuh Nyonya Emerald tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu Nyonya Ruby. Entah apa yang menjadi alasan pertikaian mereka waktu itu, namun Nyonya Ruby nampaknya masih berbaik hati untuk menjaga Alex dan membesarkannya sampai saat ini. Tiga tahun setelah Nyonya Ruby membawa Alex kedalam rumahnya, kecelakaan yang merengut nyawa dia dan istrinya terjadi. Alex juga ternyata terlibat dalam kecelakaan itu, dia adalah satu-satunya korban yang selamat karena Nyonya Ruby berhasil melindunginya tepat waktu. Selang setahun setelah kejadian itu, Galen mulai menyimpan saham dalam jumlah besar di salah satu agensi entertainment yang terkenal di negara ini. Galen juga membeli gedung apartemen mewah di pusat kota, lalu membawa sebagian besar bawahannya pindah sementara yang lain tetap tinggal di rumah utama. Alex mulai di daftarkan sebagai penyanyi di bawah label agensi tempat Galen menanam saham tiga kemudian, dan dia memulai debutnya sebagai penyanyi setelah lima bulan dilatih oleh agensi tersebut. Dia menggunakan nama Alex Alfionsa sebagai nama panggung. Sementara nama resmi yang terdaftar di daftar adopsi adalah Alex Don Zello, anak kedua dari Ruby Zello dan Clark Zello"

Selesai mendengarkan penjelasan Ben, Verron akhirnya menyimpan kertas laporan yang ada di tangannya. Pria itu bersandar pada kursi kulitnya, sorot matanya tetap tajam saat dia terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Siapapun dia sebelumnya, indetitas anak itu sekarang adalah adik dari Galen. Jangan sentuh dia lagi Ben, anggap saja kau tidak pernah tahu bahwa penyanyi Alex adalah bagian dari keluarga Zello. Kita tidak pernah bertemu dengannya, dan kita akan melupakannya mulai saat ini" Ujar Verron memutuskan pada akhirnya.

*****

"Bagaimana perasaanmu?"

Saat Alex terbangun akhirnya terbangun, wajah khawatir Galen adalah hal pertama yang menyambutnya di pagi hari. Alex mengangguk kecil, dia mencoba bangkit saat tulang-tulangnya seakan bergetar kesakitan.

"Jangan dulu bangun Alex. Kau demam tinggi kemarin, aku sampai hampir saja membawamu ke rumah sakit jika saja Dokter tidak mencoba meyakinkanku bahwa kau benar-benar baik-baik saja"

Alex bisa tahu bahwa Galen tengah marah padanya sekalipun pria itu terus mengajaknya bicara dengan nada halus sedari tadi. Remaja itu menunduk, saat dia diam-diam menyentuh tangan Galen dengan jari-jarinya.

"....... Maafkan aku Kak Galen....." Bisik Alex kecil. Dapat remaja itu dengar bahwa Galen membuang nafas panjang, sebelum jari pria itu mengangkat dagunya dengan lembut.

"Kenapa kau melakukannya Alex? Kenapa kamu harus kabur dariku? Kau membuatku hampir gila kemarin...."

Mata Alex berkaca-kaca saat pemuda itu dengan jelas bisa melihat raut putus asa dari wajah sepupunya. Galen bahkan sampai tidur dengan pakaian kerjanya yang kemarin pria itu pakai saat berangkat kerja, karena seharian sibuk mencari dan merawat Alex saat remaja itu akhirnya ditemukan.

"....... Hiks, maaf......... Hiks, maafkan aku Kak Galen........ Aku, aku hanya penasaran dengan kehidupan sekolah kemarin....... Diam-diam aku memerhatikan interaksi mereka, aku tidak melakukan apapun lagi setelah itu Kak....."

Hati Galen mulai melunak saat Alex mulai menangis di depannya kini. Sekali lagi Galen bergerak untuk mengusap rambut Alex lembut, sebelum tangannya perlahan turun untuk menghapus air mata di pipi putih Alex.

"Sejak kapan kau berlajar melakukan penyamaran hm?"

Alex mulai meredakan tangisnya saat merasa Galen sudah tidak lagi marah padanya. Alex mencoba menenangkan emosinya terlebih dahulu, sebelum menjelaskan semuanya dengan jujur kepada pria tersebut.

"Kak Jay yang mengajariku...... Kata Kak Jay, aku harus menggunakan penyamaran jika keluar sendirian, atau para fans mungkin akan mengenaliku. Aku belajar melakukan penyamaran dari internet Kak....... Maaf...... Aku tidak mengatakannya padamu" Ujar Alex menjelaskan. Dia tahu membongkar rahasianya sekarang mungkin hanya akan membuatnya sulit untuk kabur lagi di masa depan. Namun semua itu ternyata tidak sebanding dengan Galen yang terlihat kecewa padanya sebelum ini.

Dengan Galen, Alex bersedia melakukan apapun asal pria itu tidak membecinya. Bagaimanapun, Galen adalah orang pertama yang mau mengulurkan tangan untuk menolongnya dulu. Galen, Bibi, beserta Pamannya adalah orang yang membawa Alex keluar dari lubang gelap itu. Alex tidak mau mengecewakan mereka, apapun yang terjadi.

Melihat bahwa Alex telah kapok dengan usaha kaburnya, Galen mencoba melupakan semua kejadian yang membuatnya sangat panik kemarin. Pria itu menatapi Alex, sambil berpikir untuk mengingat pria bernama Jay yang dibicarakan pemuda itu tadi.

"Alex, Kak Jay yang tadi kau sebut itu siapa?" Tanya Galen lembut. Alex balas menatap Galen, sebelum menjawab pertanyaan itu dengan mulus.

"Kak Jay teman artis yang berkenalan denganku di program See My Voice Kak. Dia pria yang baik, dia memberiku banyak saran yang berguna selama ini" Ujar Alex menjelaskan. Galen membalas ucapan pemuda itu dengan anggukan dan senyum, walaupun pikirannya terus-menerus mengulang nama itu berulang kali. Galen jelas harus menegur pria bernama Jay itu, karena sudah berani mengajarkan yang tidak-tidak pada sepupu manisnya ini.

"Kak Galen?"

"Hm?"

Galen segera kembali merubah ekspresinya menjadi lembut saat Alex kembali menegurnya. Pemuda itu terlihat malu, sebelum jarinya dengan kikuk mencoba menangkup tangan Galen.

"Kak Galen tidak lagi marah kan? Maafkan aku Kak, aku hanya benar-benar penasaran dengan sekolah kemarin......" Ujar Alex sekali lagi. Kini Galen hanya tersenyum, saat dia akhirnya turun dari tempat tidur.

"Ya, asal kau berjanji tidak akan melakukan perbuatan nekat itu lagi. Dunia luar itu berbahaya, aku tidak akan bisa melindungimu jika kau lari dariku Alex....."

Alex dengan berat mencoba mengangguk setelah dia selesai mendengar ucapan Galen. Sampai akhir, Alex tidak pernah takut pada manusia yang ada di luar sana. Ibunya sudah tidak ada, orang-orang yang selama ini Alex temui selalu baik sampai tidak ada lagi rasa takut yang muncul jika dia berhadapan dengan orang lain. Namun Alex tidak bisa mengatakan hal yang sama tentang hujan. Hujan telah mengambil orang yang dia sayang, dan hujan bahkan tidak bisa dihentikan oleh sepupunya yang sangat hebat.

Hanya Galen yang bisa melindunginya saat hujan mulai turun. Alex tidak akan keluar lagi, jika Galen tidak bersama dengannya.

"Ayo kita sarapan, Lex. Aku sudah meminta seseorang membiarkanmu bubur hari ini"

Puas melihat anggukan yang diberikan Alex, Galen mendekati pemuda itu untuk membantunya turun dari tempat tidur mereka. Galen memegang tangan Alex dengan hati-hati, saat akhirnya keluar dari kamar.

See you in next chapter^^

Angelic Voice [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang