9. Melindungi

456 66 5
                                    

"Sampai jumpa lagi Kak Verron, Kak Ben. Sekali lagi, terimakasih atas bantuan kalian tempo hari"

Mata Verron tetap tertuju pada Alex saat mobil yang mereka tumpangi akhirnya mulai melaju pelan. Alex masih melambai padanya, tersenyum manis saat Galen hanya bisa memasang wajah suram tanpa Alex sadari. Dua bawahan Galen tidak terlalu berbeda, bahkan sepanjang acara makan malam, hanya Alex yang aktif mengajak mereka bicara sementara yang lain hanya memasang wajah kaku.

"Bos, kenapa kau menerima ajakan itu tadi?"

Setelah mobil mereka benar-benar meninggalkan arena parkir, barulah Ben mengambil waktu untuk bertanya pada Verron. Verron membalas pertanyaannya dengan mengangkat alis, seakan bertanya pada Ben apa maksud pertanyaan dia sebelumnya

"Bos sendiri yang bilang bahwa kita seharusnya melupakan pemuda itu bukan? Aku berencana menolak tawarannya tadi, jadi aku tidak pernah menduga bahwa Bos sendiri yang akan menerima permintaan Alex. Bos bahkan memberi Alex kartu nama Bos. Bos seharusnya melihat bagaimana buruknya ekspresi Galen saat dia melihatnya Bos"

Verron tersenyum kecil saat dia mengingat wajah frustasi Galen saat pria itu tidak bisa memberitahu apa hubungan mereka sebenarnya. Tidak setiap hari Verron bisa membuat pria kokoh itu kesal, namun hal yang membuat mood nya benar-benar membaik sebenarnya adalah hal yang lain.

Verron tidak menyangka mendengarkan seseorang bicara saja sudah cukup untuk mengangkat mood nya yang sempat hancur karena pertemuannya dengan pria yang menyebalkan hari ini. Mata Alex yang memiliki binaran lucu, suaranya yang begitu merdu, tanpa sadar Verron ingin lebih lama bersama pemuda itu ketika Alex mulai bicara padanya untuk pertama kali. Sudah lama sejak terakhir kali ada seorang pemuda tidak takut dengan tatapan dinginnya. Selain adiknya, Alex adalah orang pertama yang berhasil memasang senyum tulus yang polos di depan pria sedingin Verron tanpa merasa terpaksa sedikitpun.

Verron menyesal telah berniat menghindari anak itu setelah pertemuan pertamanya. Kini Verron tertarik pada pemuda itu, tidak peduli Galen suka dengan tindakannya ataupun tidak.

"Kita tidak akan menyakitinya. Tidak apa-apa bertemu dengannya jika kita tidak membawa urusan organisasi"

"Tapi,"

"Dia yang mengundang kita pertama, Ben"

Verron memotong ucapan Ben dengan dingin ketika pria itu ingin protes sekali lagi. Ben diam-diam hanya bisa menggerutu pelan, saat dia tahu Verron dalam mode tidak ingin dibantah sangat menyebalkan untuk ditanggapi.

Ben mengendarai mobil dalam diam, sementara Verron diam-diam tersenyum kecil ketika dia mengingat kembali pertemuan keduanya dengan pemuda bernama Alex.

*****

"Jangan terlalu lama berendam di bath tub Alex. Ini sudah malam, kita harus segera beristirahat"

"Baik Kak......"

Galen menghela nafas lelah saat Alex menjawab ucapannya dari dalam kamar mandi. Tangannya dengan telaten membereskan pakaian kotor Alex dengan tangannya sendiri. Dia tidak mau Alex diurusi oleh orang lain, jadi semua urusan pribadi Alex di dalam rumah Galen semua lah yang mengurusnya.

Matanya menggelap saat dia menemukan kartu nama hitam dengan bordir emas dengan nama Verron yang terukir di dalamnya di salah satu kantung jaket milik Alex. Galen dengan kejam meremas kartu nama itu, dan keluar kamar untuk membakar kertas kusut itu di asbak yang ada di meja ruang keluarga rumahnya tanpa mengatakan apapun lagi.

Di pantulan kaca meja, terlihat wajah dingin Galen yang memandangi kertas itu sampai benar-benar berubah menjadi abu. Sampai kapanpun, Galen tidak akan membiarkan siapapun yang berpotensi menyakiti Alex sampai dekat dengan sepupunya itu. Pertemuan ini akan menjadi kali terakhir Galen menahan diri untuk membiarkan Alex dekat dengan Verron. Tidak akan ada kedua kalinya, Galen akan memastikan itu semua dengan tangannya sendiri.

Angelic Voice [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang