2

144 32 11
                                    

Menjadi harapan terakhir untuk mencapai impian yang belum tercapai.Tuntutan.., sembunyikan semua yang telah rusak.

Hal menyenangkan semakin hilang, hanya sesuatu yang tak di suka semakin bertambah.

Sungchan merasa dia sendiri yang terkurung dalam air.Yang lain bentuk nya terlihat buruk.Suara bising terdengar sama tak berarti.

Sembunyikan semua..

"Sungchan."

Sungchan mengadahkan kepala nya melihat seseorang yang telah menjadi cahaya nya selama ini, membuat senyum Sungchan terukir. "Iya Nako."

Gadis berponi itu menarik kursi depan lebih dekat dengan Sungchan."Pinjam laptopnya boleh?"

Sungchan mengangguk kepala nya membuka tas laptop dan mempersiapkan apa yang Nako minta.

Setelah rapat osis selesai Nako diminta merevisi sedikit proposal nya, karena hanya sedikit lebih baik di kerjakan secepatnya agar tidak menumpuk.

Jari kecil Nako mulai menari di atas keyboard mata bulat nya lurus menatap layar sesekali melihat coretan pulpen yang menjadi penanda revisi.

"Mau revisian sekarang?" Tanya Soobin selaku ketua osis.

"Iya Kak, lebih cepet selesai lebih baik kan?"

Soobin mengangguk kepala bangga mempunyai sekretaris yang kerja cepat seperti ini.

Tangan Soobin terulur menarik tangan kecil Nako dan memberikan permen. "Semangat yah! Kakak duluan."

Nako mengangguk kepala melambaikan tangan saat Soobin pergi meninggalkan ruang osis."Makasih Kak, hati-hati."

Sungchan sengaja berdehem kencang membuat atensi Nako beralih. "Hehe, mau permen?" Tawarnya.

"Lanjutin ketik, udah sore." Kata Sungchan mendorong pipi Nako pelan untuk fokus ke laptopnya.

Beberapa anak osis mulai keluar meninggalkan ruangan termasuk orang yang piket hari ini.

"Nako, entar ruang osis nya di kunci yah." Ucap Minju mulai tenggelam dari balik pintu.

"Oh? Iya Minjuu." Jawab Nako tidak tahu bahwa Minju sudah entah kemana.

Sungchan yang di samping Nako tersenyum menatap setiap inci dari wajah Nako.

Hal seperti ini sangat Sungchan sukai.Suara bising yang teredam, suasana hangat saat bersama Nako dan beberapa debaran menggelikan di dada nya tidak bisa disebut biasa saja.

"Na."

"Hmm."

"Nako."

"Iya." Kata Nako masih fokus pada laptop.

Karena tidak mendapat respon yang di inginkan Sungchan akhirnya menjepit pipi Nako.

"Pprfftt, Haha." Tawa Sungchan langsung menggema setelah melihat wajah Nako yang seperti berkumpul di telapak tangan nya.

"Sungchannnnn." Kesal Nako mencubit perut Sungchan membuat cowok itu memekik kesakitan memegangi perut.

"Sakit Naaa." Adu Sungchan berharap Nako bersimpati padanya.

"Maka nya jangan gangu!" Mata Nako menajam membuat Sungchan terdiam.

"Na."

"Apalagi?"

"Kaya nya Mashiho engga suka sama Sungchan."

Jari Nako terhenti kemudian menoleh ke arah Sungchan."Hah? Spekulasi dari mana?"

A Lot Like LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang