Nako termenung memikirkan apa yang Mashiho katakan tempo lalu hanyalah amarah semata.
Nako yakin Cowok itu tidak benar-benar menyuruh nya menjauh.
Memang nya salah Nako dimana sampai Mashiho semarah itu? Bahkan saat dulu Mashiho menolak menjadi pangeran, Nako tidak marah.
"Ya udah lah, emang Mashiho bisa jauh dari Nako berapa lama." Yakin Nako.
Nako putuskan biar ikutin yang Mashiho minta.Engga apa-apa entar kalo tugas kerja sendiri, Nako punya Hitomi yang walaupun sama-sama bego tetep berusaha saling nyontek.Nako juga punya Kak Yoshi yang siap 24 jam ajarin matematika.
"Iyaaa!!! Nako bisaaaa."
Pintu terbuka membuat pandangan Nako beralih, di sana ada Mamah nya yang sudah berdandan rapih.
Nako turun dari tempat tidur nya berjalan ke arah Sang Mamah."Mamah mau kemana?"
"Mamah mau ke rumah nenek besok balik lagi kok."
Mata Nako berbinar mendengar Mamah nya akan ke rumah Sang Nenek yang jauh di sana, Nako kangen suasana pegunungan."Nako ikut yah!"
Mamah menghembuskan nafas pelan, tangan nya masih mengeledah mencari uang sebagai saku untuk Nako bertahan di rumah sendirian."Nako di rumah aja, Mamah sebentar kok."
"Nah!" Mamah kasih beberapa lembar uang sambil tersenyum kearah anak nya. "Jaga rumah yah, Nako-chan."
Nako mengerucut kan bibir nya tidak terima jika harus menjaga rumah sendirian."Mah, Nako ikut yah."
"Nako-chan! Jangan rewel deh." Kesal Sang Mamah membuat mata Nako mengerjap.
Mamah nya langsung berjalan keluar kamar dengan Nako yang masih mengekor di belakang, sesekali Nako masih merengek untuk ikut ke rumah Nenek.
Sampai di halaman Nako melihat Papah udah keluarin mobil, bikin mata Nako makin melebar.
Ini Nako beneran di tinggal sendiri gitu!?
"Loh!? Kalian beneran ke rumah Nenek kan?" Tanya Nako.
Papah nya cuma senyum sambil masukin beberapa koper ke bagasi, Nako masih engga percaya.
Kenapa Nako engga di ajak? Kenapa Nako baru tahu kalo koper nya aja udah di beresin dan mereka siap berangkat sekarang juga.
"Jaga rumah yah Nako-chan." Kata Papah memberikan uang tambahan untuk anak nya.
"Nako bukan satpam." Gumamnya membuat Sang Papah tertawa renyah.
Temen-temen komplek Mamah Nako datang gosip bentar tanya-tanya mereka mau kemana.
Nako yang di sana diam perhatiin ibuk-ibuk kalo di satuin suara nya ngalahin tim sorak pas hari olahraga.
"Nako ikut ke rumah Nenek nya?"
Mamah Nako langsung muram. "Aduhh, gimana yah Nako kan harus sekolah.Ini juga Saya takut kalo bawa Nako ke rumah Nenek nya, soal nya Nenek lagi sakit."
"Yaampun, semoga cepet sembuh yah."
"Iya Mamah Mashi makasih yah."
Nako yang denger penuturan Mamah nya hanya bisa tertawa datar.Papah yang liat Nako muka nya udah engga bersahabat senggol anak nya itu.
"Duit jajan nya mau Papah tambahi?"
"Engga usah Pah, Have fun dan jangan bikin adek pokok nya."
Papah langsung senggol bahu anak nya lagi sampai ke dorong kedepan.Kaget banget anak nya bisa ngomong kaya gitu.
"Siapa yang ajarin?" Bisik Papah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lot Like Love
Novela JuvenilBagaimana sebuah rasa cinta tumbuh? Karena terbiasa atau seseorang yang membaginya. Dari sekian banyak cerita yang terukir, apakah tetap ada kata kita di bagian happy ending? Rated #1 on #yabukinako #7 on #nako