Setelah semalaman Nako tidak sadarkan diri.Kini mata nya mulai terbuka, kepalanya yang mendadak pening membuat kening gadis itu mengerut.
Mata nya mulai menangkap keanehan dari tempat nya sekarang.Langit nya berbeda dengan kamar Nako, kasur serta bau sekitar nya terasa asing.
Nako melihat ke samping ada infusan yang terhubung ke tangan kanan nya.Nako tidak ingat bahwa dirinya sakit, Nako kemarin merasa baik-baik saja.
Nako melirik tangan nya sebentar kemudian meringis.Nako sebenarnya takut pada jarum bukan___ lebih ke arah tidak suka, jadi Nako menjauhkan tangan nya sendiri tidak mau memikirkan apapun.
"Udah bangun?"
Nako menoleh ke arah pintu, melihat siapa yang datang Nako memutar mata nya malas menarik selimut nya sampai kepala.
Melihat Nako yang sudah terang-terangan tidak ingin di ajak bicara membuat Mashiho hanya bisa menghembuskan nafas nya pelan.
Cowok itu menarik kursi yang berada di samping ranjang, mendudukkan diri dengan nyaman tanpa berniat mengatakan apapun sebelum Nako bertanya dulu.
Di ruangan ini kedua nya sama-sama diam, Nako yang malas berbicara dan memilih diam begitu juga Mashiho yang diam memperhatikan selimut Nako sedikit demi sedikit mulai turun sampai kepala nya mulai terlihat.
Gadis itu mendengus mengubah posisi melihat langit-langit kamar ini. "Cerita!" Katanya membuat alis Mashiho menukik."Cerita apa?"
Nako melirik ke arah Mashiho sebentar."Udah lah lupain." Nako kembali memunggungi Mashiho.
Mashiho sebenernya tahu Nako menginginkan apa, Gadis itu pasti bingung kenapa tiba-tiba disini apalagi sampai di infus. "Kamu keracunan." Final nya membuat mata Nako membulat.
"Nako kenapa sih! Harus makan udon? Kalo di rumah engga ada makanan kan bisa ke rumah Mashi."
Nako sekarang ingat, oh___udon penyebabnya.Nako menganggukkan kepala paham, mulai sekarang Dia akan menjauhi si udon dan Nako berterimakasih buat Sungchan akhirnya Nako jadi tahu kalo udon engga boleh di makan.
"Iya terserah Aku dong, mau makan apa."
"Engga usah cari penyakit! Bikin khawatir tahu."
Nako tersenyum mulai menatap Mashiho. Di tatap seperti itu Mashiho makin marah, bisa-bisa nya di saat kaya gini Nako malah senyum?
"Ternyata Mashi masih peduli sama Nako."
Mashiho tertawa hambar."ck."
Nako menghembuskan nafas nya mengalihkan objek pandangan ke langit-langit.
"Mashi, Nako engga mau kita berantem gini apalagi Nako engga paham dimana letak kesalahan nya.Kalo Nako ada salah Mashiho harus nya bilang bukan suruh Nako pergi." Nako menatap kembali ke arah Mashiho.
Mashiho berdehem untuk menetralkan emosi nya, mata hitam legam tiba-tiba terasa lembab dada menyesak.
Kenapa harus Nako yang minta maaf padahal Mashiho yang salah karena ego nya sendiri persahabatan mereka harus menjadi se-canggung ini.
"Mashiho masih mau jadi sahabat Nako kan? Kita best friend forever sama Hiichan sama Hiikun juga." Kata nya semakin melebar kan senyum.
Mashiho menundukkan kepala merasa malu untuk menampakkan diri, Mashiho jadi terlihat seperti pengecut. "Na, Mashi yang harus nya minta maaf."
Tangan Nako terulur untuk mengusap surai hitam Mashiho membuat kepala Mashiho terangkat menatap mata Nako. "Udah di maafin kok, tenang."
"Mashiho boleh nanya sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lot Like Love
Teen FictionBagaimana sebuah rasa cinta tumbuh? Karena terbiasa atau seseorang yang membaginya. Dari sekian banyak cerita yang terukir, apakah tetap ada kata kita di bagian happy ending? Rated #1 on #yabukinako #7 on #nako