Kaki nya bergerak cepat dari meja belajar lalu ke dapur, sudah di lakukan tiga kali menutup dan membuka pintu kamar untuk memastikan semua barang bawaan nya lengkap.
Dari samping meja ruang makan ada wanita tersenyum lembut, lalu meraih tas yang sibuk di bawa kemana-mana, dengan telaten wanita paruh baya itu membantu merapikan barang bawaannya.
"Makanya kalo di bangunin langsung berdiri jangan malah narik selimut lagi." Terdengar decakan kecil membuat sang Mamah tertawa.
"Udahlah, Nako berangkat." Pamitnya dan di balas satu kecupan di pipi sebagai bentuk doa agar hari putrinya lancar.
Nako terkekeh dan berjalan kearah Vivi si motor matic kesayangan, "hari ini agak telat yah, princess mau rapat osis dulu."
"Mana ada sih princess pake motor Scoopy? Pangeran mu enggak jemput Kamu kah?" Ledek Mamah semakin gencar untuk melihat wajah putrinya semakin cemberut.
Nako terdiam sebentar setelah menyalakan mesin motor nya, "Pangeran ku lagi kerja keluar kota sih."
"Heh! Itu mah pangeran Mamah."
Gelak tawa dari kedua nya saling bersahutan, "Bye paduka ratu berangkat yah, takut telat."
Mamah mengangguk melambaikan tangan dan Nako dengan mantap mulai menarik gas di tangan kanan nya.
Nako berdesis saat melihat lampu merah, mata nya melirik ke arah jam di tangan kiri.
Kaki mulai mengetuk-ngetuk aspal, Nako kesal dengan lampu merah di persimpangan ini yang di yakini akan membuat nya terlambat.
Lampu akhirnya berubah dari warna kuning dan Nako bersiap menarik gas nya dan Ting lampu hijau akhirnya datang tanpa basa-basi lagi Nako dengan Vivi melaju di kecepatan tertinggi yang belum mereka coba.
(✿✿✿)
"Sinting!" Nako terkesiap oleh suara dari pembawa motor yang memarkirkan di samping.
Helm nya Ia buka langsung berdiri di depan Nako menampilkan wajah penuh amarah, "kenapa kebut-kebutan sih? Jago Kamu kaya gitu?"
Nako berkedip melihat ke arah lain, "saya salah apa yah kak?"
Terdengar hembusan nafas kasar membuat Nako terkekeh, lalu Dia berjalan keluar dari barisan motor mengambil posisi disampingnya, "Takut telat, tapi Masih kok tiba-tiba udah di belakang aja sih?"
"Bukan tiba-tiba, emang liat Nako di lampu merah." Nako mengangguk kepala lalu berjalan untuk masuk ke kelas.
Nako tidak berfikir tentang apapun pagi ini, tapi saat melihat di depan kelas nya ada Sang Kekasih dengan Sahabat nya.
Langkah kaki Nako otomatis berbelok ke arah lain yang tidak di sadari oleh Mashiho sibuk dengan ponselnya.
"Makan di mana yah?"
Nako melihat ke kantin kepalanya langsung menggeleng, "No.., rame banget huhuu."
Jadi Nako hanya terus berjalan mengelilingi kelas demi kelas untuk mencari tempat yang pas untuk sarapan.
Nako menjentikkan jari nya dan berlari untuk duduk di dekat koperasi, koperasi tidak seramai kantin dan koperasi hanya menjual alat-alat sekolah.
Nako membuka kotak makan nya dan mengigit satu roti lapis buat Mamah.
"Nako?"
Gerakan Nako terhenti melihat siapa yang memanggil nya, demi apapun Nako tidak berharap akan bertemu siapapun apalagi orang yang di depan pintu koperasi bukan lah orang yang akan berinteraksi dengan Nako cuma-cuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lot Like Love
Teen FictionBagaimana sebuah rasa cinta tumbuh? Karena terbiasa atau seseorang yang membaginya. Dari sekian banyak cerita yang terukir, apakah tetap ada kata kita di bagian happy ending? Rated #1 on #yabukinako #7 on #nako