"Athalla!"
"Woi Atha! Budek apa ya?" Athalla berdecak kesal, lalu ia berbalik badan serta mendonggakkan kepala, menatap kembarannya yang sedang bertumpu tangan pada sisi balkon sambil nyengir lebar menatapnya.
"Mau kemana lo?" tanya Athar mengedikkan dagunya ke arah kunci mobil di tangan Athalla.
"Pergi," jawab Athalla lalu memutar balik badannya dan lanjut berjalan menuju mobilnya.
"Gue nitip martabak dong!"
"Ga ada yang jualan martabak jam segini."
"Ya udah sate!"
"Gue males nunggu."
"Nasi padang deh!"
"Jauh."
"Pelit lo njir!" Athalla mendengus, tanpa menghiraukan ucapan Athar lagi, ia segera memasuki mobilnya lalu mengemudikan mobil tersebut hingga meninggalkan pekarangan rumah.
Sepanjang perjalanan keadaan mobil Athalla hening, cowok itu memang menyukai suasana yang seperti ini, dia bukan tipe orang yang akan menyetel musik di mobil agar tidak terlalu sepi. Tapi keheningan itu mulai terusik ketika nada dering ponsel Athalla berdering nyaring hingga sedikit memecahkan fokus Athalla pada kemudinya.
Ia berdecak kesal tapi tetap mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon.
Dara is calling.
"Woi Atha! Lo dimana? Gue udah lumutan ini nunggu dari tadi!" omel seseorang di sebrang sana.
"Ck, sabar ini gue udah di parkiran."
"Ya udah cepet! Gue malu banget ini duduk sama orang ga kenal."
"Iya Dar, ini mau keluar." Lalu panggilan tersebut terputus. Kaki jenjangnya mulai berjalan meninggalkan parkiran dan pergi menuju kafe tempat ia janjian hari ini. Ketika masuk ke dalam sana, mata tajamnya tidak sengaja menangkap sosok Arlene yang sedang duduk di hadapan Dara-teman temunya. Saking terkejutnya ia sampai tersandung dan berakhir badannya jatuh tengkurap di atas meja tempat yang Arlene dan Dara singgahi.
Tentu saja kedua gadis itu terkejut, dan seluruh atensi pengunjung serta pegawai kafe langsung tertuju pada mereka.
"Sial," umpat Athalla lalu ia segera bangkit dan pergi dari sana dalam keadaan wajah dan telinga yang sudah sangat memerah. Jelas ia malu, lebih parahnya lagi ia jatuh di depan Arlene.
"Atha! Tha! Berhenti woi, sumpah ih lo malu maluin!" Athalla berhenti di depan pintu mobilnya lalu ia mengusap kasar wajahnya dan berkali kali membenturkan kepalanya di kaca mobil.
"Ih goblok," kesal Dara sambil membantu Athalla membenturkan kepala pria itu di kaca mobil.
"Shh, sakit Dar, lo kasar," omel Athalla.
"Eh sorry!" Athalla menghela napas kasar, ia menarik lengan Dara, mengajak gadis itu meninggalkan parkiran dan berjalan menuju pintu masuk mall.
"Ish sabar apa!" gerutu Dara karena sejak dari parkiran Athalla terus menyeretnya tidak sabaran. Dara menyentak kasar tangan Athalla karena sekarang banyak pasang mata yang melirik lirik ke arah mereka berdua, belum lagi Dara yang tidak berhenti bergerutu menambah prasangka para pengunjung mall itu.
"Santai, bro," ucap Dara dengan nada jengkel, lalu ia berjalan duluan meninggalkan Athalla yang menatapnya jengah dari belakang.
Ketika memasuki toko baju yang diincarnya, Dara menengok kebelakang dan mendapati Athalla berada jauh darinya. Dara menggerakkan tangannya menyuruh Athalla mendekat, lelaki itu memutar bola matanya malas tapi tetap berjalan menghampiri Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENARLENE (On Going)
Teen Fiction🚫Siscom Area🚫 CERITA INI HANYA FIKSI❗ _________________________________________________ Mencintai kakak kandung sendiri?? Ia tahu ini salah, tapi bukan kehendaknya menentukan kepada siapa ia akan mencintai. Ini bukan kisah remaja kasmaran yang ha...