Setelah berbincang sebentar dengan Kepala Sekolah tadi, Zenan berkeliling mengitari sekolah. Hingga tak terasa ia telah menginjakkan kakinya di area kantin. Perutnya tidak lapar karena ini masih pagi dan ia masih kenyang dengan sarapannya.
Kemudian ia duduk dimeja paling tengah wilayah kantin. Ia sebetulnya bosan tetapi ia ingin melihat Arlene walaupun hanya sebentar.
Sampailah waktu istirahat dan bel yang berdering nyaring. Segerombol siswa dan siswi mulai memasuki area kantin, dan tentu Zenan mencuri perhatian banyak orang karena ia duduk ditengah yang menjadi pusat kantin dimana tempat tersebut adalah tempat kuasa Sella dan antek anteknya.
Selama ini tidak ada yang berani untuk mencari masalah dengan Sella karena tidak ingin menjadi sasaran bully olehnya, tapi tidak dengan Arlene ia hanya malas meladeni orang sok berkuasa seperti Sella, oleh karena itu lebih baik ia tidak memiliki masalah dengan Sella, setidaknya hingga hari ini.
•°•°•
"Ganteng banget sih kamu!" ucap Sella manja lalu mencolek dagu Zenan.
Zenan risih sangat risih, karena ia dikelilingi oleh perempuan yang tidak lain adalah Sella dan teman temannya. Tapi Zenan hanya tersenyum, jenis senyum yang dipaksakan, setidaknya sampai Arlene datang.
"Udah ada yang punya belom nih?" tanya Yuza salah satu teman Sella.
"Belom kan ya?? Boleh dong sama aku." Dasar Sella genit, sekarang ia malah bergelayutan seperti monyet di lengan Zenan. Zenan lagi lagi hanya tersenyum, mencoba melepaskan tangan Sella yang bergelayut dilengannya.
"Dari tadi senyum mulu, jangan jangan bisu ya?" tanya Vena yang langsung mendapat geplakan dari teman sampingnya.
Lagi lagi Zenan hanya tersenyum, ia ingin sekali menghubungi Arlene tetapi pulsanya habis dan ia lupa untuk mengisinya tadi.
"Ngomong dong, masa diem aja," tutur Sella.
Ah mungkin Zenan bisa bertanya kepada gadis ini. "Em, kamu kenal Arlene?" tanyanya.
Sontak Sella dan teman temannya menautkan alis mereka bingung, kenapa yang ditanyakan oleh pria ini adalah Arlene.
"Arlene? Siapa tuh ga kenal," jawab Sella mengedikkan bahu.
Zenan hanya menghela napas kecil. Berbeda dengan teman teman Sella yang melotot terkejut dengan penuturan Sella.
"Lo ga kenal Arlene Sel?" tanya Elin dengan nada tidak percaya.
Sella mengedikkan bahunya lagi.
"Inceran Reyhan itu loh anak IPA 3," ucap Vena.
Sontak Sella melebarkan matanya, lalu cepat menoleh ke arah Zenan.
"Kok kamu nanyain si Arlene jalang itu sih?!" tanya Sella marah dengan suara yang lantang, mungkin semua penghuni kantin mendengarnya
Zenan terkejut sekaligus meredam rasa marah, ia hendak menepis kasar tangan yang masih bertengger di lengannya. Tetapi belum sempat, karena tiba tiba tubuh Sella terhuyung kebelakang. Seseorang menjambak rambutnya kuat hingga ia terjungkal dari kursi.
"Akh!" pekiknya.
"Siapa yang lo katain jalang? Gue?" tanya Arlene dengan tangan yang masih menarik rambut Sella kasar. Sella terus memberontak minta dilepaskan, teman temannya mencoba menghampiri ingin membantu tetapi Sheza datang dan menghalagi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENARLENE (On Going)
Teen Fiction🚫Siscom Area🚫 CERITA INI HANYA FIKSI❗ _________________________________________________ Mencintai kakak kandung sendiri?? Ia tahu ini salah, tapi bukan kehendaknya menentukan kepada siapa ia akan mencintai. Ini bukan kisah remaja kasmaran yang ha...