Ep 3 - Menguntit 2

116 18 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana Zenan akan datang ke Indonesia. Arlene mulai mengeluarkan mobilnya dari garasi.

Selama di perjalanan bahkan ketika sudah meninggalkan kota singgahnya, Arlene tidak sadar jika ia dibuntuti oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Reyhan.

Setelah sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Arlene mencoba menghubingi Mamanya.

"Halo Ma."

"Iya halo, kenapa Arlene?"

"Gimana aku hubungin Kak Zen nanti?"

"Mama kasih kamu nomernya. Dia sebelum berangkat udah dapet nomer baru buat di sana dari Papa. Hmm tapi dia juga udah punya nomer kamu. Kamu tunggu aja ya."

"Oke Ma, aku nunggu di Kafe Mangga ya, kalo nanti dia hubungin Mama."

"Ya udah, tapi kamu juga chat dia ya?"

"Iya, nanti aku chat. Thanks Ma."

"It's ok. But Arlene, Mama harap kalian berdua akan baik baik aja."

"Iya Mama ga perlu khawatir. Aku tutup ya telponnya."

"Iya, jaga kesehatan oke?"

"Okee, bye Ma"

Tuut..

Setelah mengakhiri panggilannya, Arlene keluar dari mobil dan memasuki bandara. Kemudian berjalan ke arah kafe yang ia cari, Arlene masuk dan memesan sebuah minuman.

Arlene mencari kursi kosong dan mendapatnya di dekat jendela yang mengarah langsung ke luar.

Ia membuka media sosial guna menghilangkan rasa bosannya. Tapi rasanya sama saja membosankan. Ia memiliki banyak followers tetapi postingannya 0, ntahlah ia terlalu malas untuk sekedar berselfi ria semenjak datang di Indonesia.

Sudah hampir sejam Arlene hanya duduk di cafe ini sambil memainkan game diponselnya. Hingga sebuah pesan mengalihkan perhatiannya.

08xxx

Hi Arlene!!

It's me Zen

Where are you?

Seketika tubuh Arlene menegang. Ia berkeringan dingin, mencoba mengatur napasnya yang terasa berat lalu mulai mengetik balasan untuk Zenan dengan tangan yang bergetar.

Kafe Mangga

Sungguh Arlene sangat gemetar saat ini, ia harap Zenan tidak marah karena membalas pesannya dengan singkat.

Arlene cukup gugup untuk bertemu dengan Zenan sekarang. Bayangkan saja ia pergi lari dari masalah tiga tahun lalu, dan sampai sekarang mereka belum ada ucapan saling berbaikan, tapi Zenan tiba tiba datang menemuinya dan tidak terdapat alasan yang jelas bagi Arlene.

Selang beberapa menit, Arlene merasa lengannya ditarik oleh seseorang, lalu ia dipeluk kuat hingga tidak mendapat ruang untuk bergerak.

Ketika Arlene menonggakkan wajahnya ia langsung merasa kekurangan pasokan oksigen, jantungnya berpacu lebih cepat, dan peluh mulai membasahi dahinya.

Zen batinnya.

"I miss you so bad babe!!" pekik Zenan.

Zenan melepaskan pelukannya, lalu hendak mencium Arlene, buru buru Arlene menolehkan wajahnya ke arah kanan.

"Ini Indonesia kak."

Terdengar Zenan terkekeh kecil.

"Sorry."

ZENARLENE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang