Ep 2 - Menguntit

160 20 10
                                    

"Capek gila, ga kira kira Pak Raka nyuruh latihan 3 jam," keluh Faisal.

"Ngeluh mulu lu Sal, heran apa si yang bisa bikin lu bersyukur," kesal Juna.

"Gini ya Juna, bukannya gue ga pernah bersyukur. Tapi pikir aja masa latihan 3 jam bersyukur, apa yang pantes disyukurin coba," ucap Faisal dengan nada menjijikannya.

"Lu jadi sehat lah bego. Dikira basket ga ada gunanya gitu?"

"Jun ...."

Dan mereka berdua terus mendebatkan hal tidak penting. Sementara disamping Juna, Reyhan sedang berpikir, apakah ia harus menanyakan apa yang terjadi dengan Arlene tadi di kantin kepada Rafi yang sedang duduk disampingnya.

Reyhan begitu penasaran dengan semua hal tentang Arlene, karena sejak pertama kali ia melihatnya pada kelas 10 ia telah terpikat oleh pesona Arlene. Anggap saja seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Terdengar aneh, tapi fakta bahwa pesona Arlene yang begitu kuat bisa memikat banyak hati bahkan untuk yang pertama kali melihatnya.

Tapi mengingat Rafi yang selalu menolak tiap Reyhan menanyai tentang Arlene, membuat ia berpikir dua kali. Alasannya karena Arlene menyuruh Rafi bungkam, terutama terhadap Reyhan.

Memang ada apa dengannya? Reyhan tampan, anak basket, tidak bodoh tapi bukan berarti pintar, dan ia adalah anak dari pemilik sekolah. Mengapa Arlene seperti membenci dirinya. Apakah ia pernah membuat kesalahan pada Arlene? Jika ada yang tahu, mohon beritahu Reyhan.

Setelah berpikir sekian lama, akhirnya Reyhan tanyakan juga kepada Rafi.

"Fi," panggilnya

Rafi menoleh, lalu menaikkan sebelas alisnya.

"Arlene kenapa tadi di kantin?"

Rafi menghela napas berat. Ia alihkan pandangannya ke depan.

"Gak tau."

"Ga usah bohong, jelas jelas tadi dia berantem sama lu."

"Kalo udah tau ga usah nanya," jawab Rafi ketus, sekarang ia masih sensitif jika ditanyai perihal Arlene. Masih belum bisa mengendalikan amarahnya atas sikap Arlene yang keras kepala.

"Maksud gue berantem kenapa? Lo kan temen deket dia, sampe teriak teriakan di kantin, kayak ga ada tempat lain aja."

Rafi menatap Reyhan sinis.

"Lu kalo ga tau apa masalahnya mending diem."

"Makanya gue perlu tau."

Rafi terkekeh sinis.
"Lo siapanya? Pacar? Mimpi aja kali lo!"

Rafi bangkit dari duduknya, lalu menepuk nepuk pundak Reyhan.

"Gue cuman mau kasih tau, crush Arlene bakal dateng lusa. Jadi gue harap lo lebih berusaha buat dapetin Arlene."

"Semangat berjuang!" ucap Rafi lalu melenggang pergi.

Reyhan mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras. Tapi ia bingung, ada apa dengan Rafi hingga tiba tiba menyuruhnya untuk lebih berjuang mendapatkan Arlene, bukan mendukung apa keputusan Arlene.

•°•°•

"Lu ga mau pulang bareng gue aja, Len?" tanya Sheza ketika mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

"Ngga, gue bawa mobil kok."

"Oke deh."

Lalu Sheza tampak resah, seperti ingin mengatakan sesuatu kepada Arlene. Setelah berusaha menghilangkan rasa gugupnya ia berkata.

ZENARLENE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang