Ep 7 - Hari Pertama

110 16 0
                                    

HAPPY READING-!!!

Sudah seminggu setelah pertengkaran tersebut terjadi. Arlene tidak percaya bahwa kini Zenan akan ikut ke sekolah bersamanya, sebagai siswa baru. Ternyata kedatangannya minggu lalu di sekolah itu untuk melengkapi data yang kurang.

Menurut Arlene ini aneh, Zenan sudah lulus setahun yang lalu, kenapa ia tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya saja? Selama diperjalanan, Arlene hanya terus memikirkan hal yang belum bisa ia temukan jalannya, pikirannya buntu.

Sebenarnya ia ingin bertanya kepada Zenan yang sedang mengemudi disampingnya, tapi ia takut jika pertanyaannya menyinggung, lebih baik diam atau tetap panasaran? Entahlah.

Dan beruntungnya Zenan adalah manusia paling peka yang Arlene kenal. Ia tiba tiba menjelaskan tanpa Arlene bertanya.

"Aku ngulang karena mau kok, bukan usulan atau paksaan."

"Kamu cenayang ya?" ledek Arlene.

"Ngga" jawab Zenan sambil terkekeh kecil.

"Jadi, kenapa pengen ngulang? Menurut aku itu rugi banget, kamu ga lanjut kuliah dan—"

"Shuut dengerin, pertama aku ga ada niatan lanjut kuliah di Indo aku dateng kesini karena— yah kamu tau lah. Kedua aku punya firasat kalau orang yang ganggu kamu tempo hari bakal berulah lagi, jadi seenggaknya kalo dia berulah aku ada buat kamu, kamu tenang aja."

"Sella mah aku sentil langsung ilang." Kekeh Arlene.

Zenan mendelik, lalu ia berkata, "oh iya aku dapet kelas IPA 2."

"IPA 2?" beonya.

"Iya. Kelas kamu juga?"

"Ngga bukan, aku IPA 3."

Ck, IPA 2 ada Rafi. Ada Reyhan juga!

"Kamu ga bisa pindah aja?"

"Pindah kelas? Kursi kosong cuman ada di IPA 1 sama IPA 2, aku yakin IPA 1 isinya anak buku semua, jadi aku tolak. Emang ada apa di IPA 2?"

Arlene menghela napas kecil.

"Jangan deket deket sama yang namanya Rafi, Reyhan, Faisal, Juna, sama Athar. Apalagi kalo mereka nanya yang aneh aneh, skip aja."

"Hm? Oke. Kalau saran temen gimana?"

"Siapa ya kira kira anak IPA 2, nanti ak- bruuuk"

"Aduh siapa sih!" omel Arlene ketika tiba tiba mobil yang berada dibelakang mereka menabrak begitu saja.

Arlene hendak turun namun orang tersebut lebih dulu mengetuk kaca mobilnya.

Ia turunkan kaca tersebut dan terkejut mengetahui si pelaku.

"Lo—!"

•°•°•

"Zenan bisa duduk di samping Athalla," ucap Bu Gisa selaku guru yang mengajar di jam pertama pagi ini setelah Zenan selesai memperkenalkan diri.

"Kesian anjir duduk sama es!" celutuk Athar.

"Athar! Kamu ga boleh begitu sama kembaran kamu sendiri!" omel Bu Gisa.

"Yeeu si ibu kayak ga tau gimana Athar Athalla aja," teriak Faisal.

"Sudah Faisal! Sekarang lanjut belajar, yang ingin berkenalan dengan Zenan nanti saja."

"Yaaah si ibuuuu," kompak anak perempuan.

Mereka mulai belajar, pelajaran Bu Gisa memang membosankan. Mereka pikir jika memasuki jurusan IPA tidak akan lagi bertemu dengan sejarah, namun rupanya sejarah tetap pelajaran, tidak peduli jurusan mana yang di masuki IPA atau IPS. Setelah lama berkutat dengan buku dan pikiran akhirnya Bu Gisa keluar dari kelas karena bel ganti pelajaran telah berdering.

ZENARLENE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang