TIGA

69 32 29
                                    

Bismillah...
SEBELUM BACA SILAKAN  VOTE DULU! aku tunggu ya?

Alenza baru saja keluar dari kamar mandinya, sejak tadi ia sibuk membersihkan diri di dalam.

Alenza harus mandi awalan, karena jika ia mandi ketika sudah melewati pukul 6, ia sudah tidak bisa. Ada seseorang yang menghalanginya mandi, Alenza tidak ingin hal itu akan terulang seperti kemarin, sampai-sampai ia harus pergi ke sekolah tanpa mandi. Walaupun Alenza satu keluarga dengan keluarga sederhana, namun dia tetap akan menjaga kebersihannya.

Saat ini jam masih menunjukkan pukul 04:00. Ini sangat pagi bukan? Sudah pasti menurut para kaum begadang.

Alenza sengaja bagun pada pukul lebih awalan, selain digunakan untuk mandi ia juga melakukan hal lain. Beres-beres rumah.

Heran saja Alenza sekeluarga bersama, hanya Ayah saja yang sibuk kerjanya. Tapi kenapa dirumah layaknya seperti orang yang ditinggal pergi sendirian? Maksudnya sangat berantakkan sekali di rumahnya, kotor jika Alenza tidak membersihkan rumah itu.

Jadi sudah pasti dirinyalah yang harus menjadi petugas bersih- bersih dirumah.

Tidak Alenza! Ini hanya ringan.

Kakinya berjalan melangkah menuju ke suatu arah. Alenza membuka perlahan sebuah pintu dihadapannya dan melangkah dengan hati-hati.

Ruangan yang diberi satu buah lampu redup berwarna kuning itu sangat terlihat sepi. Barang barang yang sudah tak layak pakai dan berdebu serta banyaknya buku-buku yang berceceran itu dapat menjadi titik utama pada pandangan pertama disana. Jika dilihat dengan lamat- lamat, tempat itu cukup menyemeramkan. Tapi tidak bagi Alenza.

Alenza menemui tempat ini guna mencari suatu hal. Ia sangat penasaran dengan satu hal itu.

Entah kenapa badan Alenza kaku, bersama dengan keringat dingin yang sempat membasahi dahinya.

Alenza menatap sebuah foto seorang wanita cantik. Tangannyapun segera menyahut foto kumuh itu yang sempat terhimpit oleh kursi kayu disampingnya.

Alenza tersenyum pahit. Kedua kelopak matanya mulai berkaca- kaca. Alenza segera menghapusnya dengan kasar sebelum aliran bening itu meluncur. Kenapa harus sedih? Memangnya dia siapa?

Ciitt.. ciiitt.. gludak!

Sebuah suara yang nampak tak asing itu dapat memecahkan kesedihannya dalam keheningan itu.

Dia tikus yang datang dengan tiba-tiba. Tidak heran lagi, di tempat-tempat semacam ini dapat dihuni oleh hewan-hewan yang menggelikan, salah satunya tikus tadi.

"Aaa.. tikuuss..!!" Alenza sedikit menjerit saat tahu keberadaan tikus itu. Suasana yang sebelumnya hening dan membawa aroma kesedihan itu berubah drasis. Bahkan menjadikan suasana yang tampak menggelikan.

Siapa tidak takut coba? Tadi  tikus-tikus itu berlari-larian, hingga tak sengaja menyenggol sisi kakinya. Tentu saja Alenza menjerit tak sadar.

Alenza akan segera keluar dari ruangan itu. Selain untuk melarikan diri, ia harus segera berberes-beres rumah dan membersihkan rumah yang mulai kotor itu. Padahal jam saat ini sudah pukul 05:17.

Jangan dikira ini waktu yang lama. Tidak. Ini waktu singkat jika digunakan untuk membereskan seluruh ruangan yang belum beres kan?

Alenza berjalan dengan terburu- buru. Ia harus sabar menjalaninya.

***

"Mamaa!!.. Naila kenapa gak dibangunin tadi? Sudah jam seginikann jadinyaa!!"

"Aduh Sayangg.. jangan dikira mama nggak bangunin kamu, bahkan mama sejak tadi sudah bangunin kamu sampe ngabisin waktu setengah jam. Kamu bangun kan mama yang bangunin.. gimana sih kamu."

I'M WAITING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang