[18]

433 21 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Kantin fakultas Rhea nampak sepi hari ini. Terlihat dari meja-meja kantin yang hanya terisi beberapa saja. Rhea mendudukkan dirinya di salah satu kursi kantin. Rhea adalah seorang mahasiswi jurusan hubungan internasional tahun ketiga kuliah. Tidak terasa waktu berlalu sangat cepat. Rasanya baru kemarin dia menjadi mahasiswa baru dan sebentar lagi dia dan teman-teman seangkatannya akan resmi mendapat gelar sesepuh kampus.

Rhea mengucapkan terimakasih pada ibu kantin yang mengantarkan ice choco miliknya. Rhea menyesapnya dalam satu tarikan napas. Dia sangat haus setelah menghadiri kelas ruqiyah bersama dosen yang sangat dihindarinya.

Rhea mengambil ponsel yang ada di dalam tote bag. Ia berencana akan membuka instagram sembari menunggu Bella yang sedang ada urusan di jurusan.

Rhea membuka salah satu akun online shop yang menjual berbagai jenis tas. Salah satu brand lokal yang saat ini sedang naik daun di instagram. Rhea menggerakkan jarinya ke atas ke bawah. Melihat-lihat foto produk yang mungkin akan menarik hatinya. Dia berniat membeli tote bag baru untuk ke kampus.

"what bag do you want to buy "

Suara berat seseorang membuat Rhea terkejut. Jantungnya berdebar kencang. Rhea menoleh ke belakang. Ada Samuel yang memposisikan kepalanya tepat di sebelah telinga kanan Rhea. Refleks Rhea menjauhkan kepalanya dari Samuel.

Kening Rhea berkerut bingung. Kenapa dia tidak menyadari kedatangan Samuel. Apa dia tadi terlalu fokus menatap ponsel sampai tidak menyadari kedatangan Samuel.

Samuel duduk di sebelah Rhea tanpa izin. Dia menyambar ice choco milik Rhea dan meminumnya. Kedua matanya menatap ice choco itu takjub.

"not bad " gumam Samuel.

Rhea mengambil ice choco miliknya. Ia menatap Samuel sengit. "ini punya aku, beli sendiri sana kalau mau"

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian Rhea di rumah Samuel kemarin. Selama seminggu itu pula dia tidak pernah bertemu dengan Samuel. Amarahnya pun entah kenapa sudah hilang tak bersisa. Rhea kemarin terlalu terkejut. Dia tidak pernah tidur bersama laki-laki lain sebelumnya. Dan tidak pernah berpikir untuk melakukannya.

Samuel menarik tangan Rhea secara tiba-tiba. Membuat Rhea yang tidak siap sedikit terhuyung. Beruntung ia berhasil mengambil ponsel dan tote bag yang ada di atas meja.

"Sam, mau ke mana? Kenapa tarik-tarik tangan aku?" seru Rhea di belakang Samuel.

Samuel membukakan pintu mobil miliknya - bukan mobil kerja yang selalu dikendarai Pak Asep. Dia Menyuruh Rhea masuk ke dalam mobil dengan gerakan kepala.

"kita mau ke mana? Aku masih ada kelas" tolak Rhea masih berdiri di depan pintu mobil Samuel.

Samuel terkekeh mendengar Rhea. "Sweet liar, kelas kamu udah selesai hari ini. Get in "

Samuel menggunakan tangan kanannya untuk sedikit mendorong paksa Rhea masuk ke dalam mobil dan tangan yang lain ia gunakan untuk melindungi kepala Rhea dari atap mobil. Setelah Rhea masuk, Samuel menuju kursi kemudi dan melajukan mobilnya ke tempat yang tidak Rhea ketahui.

Rhea merasakan getaran dari ponsel yang ada di atas pahanya. Ia meletakkan ponsel ke telinga saat melihat nama Bella di layar.

"Halo Bel.. gue lagi sama Samuel. Dia nyulik gue lagi" Rhea berbisik pelan berharap Samuel tidak bisa mendengarnya. "Hah? Have fun? Bel lo itu ada di tim gue atau dia sih sebenernya, nyebelin banget... ih dasar, awas aja ya lo di kost nanti, tunggu pembalasan gue"

"siapa?" tanya Samuel saat melihat Rhea mematikan ponselnya.

Rhea menatap mengejek Samuel. "Kepo"

Samuel menoleh pada Rhea sembari tertawa kecil. Tangannya terulur mengelus pelan rambut Rhea. Hal itu sukses membuat Rhea terdiam Selama beberapa detik.

Saat tersadar, Rhea buru-buru menghempaskan tangan Samuel dari kepalanya. "ih enggak usah pegang-pegang, berantakan rambut aku nanti"

Samuel kembali tertawa. Rhea selalu berhasil membuat moodnya menjadi lebih baik. Entah mantra apa yang digunakan Rhea untuk memikat hatinya. Tidak lama kemudian Samuel memberhentikan mobilnya di depan pintu utama sebuah pusat perbelanjaan mewah.

Samuel keluar setelah pintu mobil dibukakan oleh salah satu penjaga di sana. Dia memberikan anggukkan kepala saat penjaga itu menyapa dirinya. Samuel menggenggam tangan Rhea yang sedikit terkejut melihat keadaan di depan pintu masuk. Di sana sudah berbaris beberapa pria dan wanita berseragam sama yang Rhea yakini karyawan yang ada di pusat perbelanjaan ini. Mereka nampak menunduk hormat pada Samuel.

Wow, orang kaya kalau ke Mall emang disambut sebegininya ya

Rhea terkekeh dalam hati. Ada-ada saja pikiran konyolnya ini. Rhea melihat seorang pria paruh baya yang mendekat ke arahnya dan Samuel. Pria itu menyapa Samuel penuh hormat. Kemudian mempersilahkan Samuel untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Pria paruh baya yang ternyata seorang Manager Lapangan itu berjalan di belakang Samuel bersama dengan beberapa orang karyawan lainnya.

"Sam, mau ngapain di sini?" bisik Rhea. Tangannya masih terus digenggam Samuel.

"Shopping "

Samuel membawa Rhea masuk ke salah satu toko pakaian ternama. Pegawai yang berjaga di dalam langsung menyambut Samuel ramah. Tentu saja mereka mengetahui siapa pria bule yang ada di hadapan mereka. Karena pria inilah yang menggaji mereka setiap bulannya.

"saya mau dari sini sampai sana" ujar Samuel menunjuk sebaris pakaian wanita. "ini.. ini.. lalu yang ini, ini juga" titahnya lagi menunjuk barang-barang yang diinginkannya.

Para pegawai yang menjaga toko itu bergegas mengambil semua barang yang ditunjuk Samuel. Rhea yang melihat hal itu spontan menghentikan perbuatan Samuel.

"Sam, kamu ngapain sih?" tanya Rhea tidak mengerti.

"belanja untuk kamu Rhea. Siapa lagi coba?" jawab Samuel kelewat santai.

Rhea mendongak menatap Samuel. "aku enggak mau Sam, lagian aku enggak butuh itu semua. Udah, kita pulang aja yuk,"

Samuel menundukkan kepala mendekatkan wajahnya pada wajah Rhea. "kamu enggak suka sama brand ini? Okay, kita ganti brand aja kalau gitu"

Samuel menarik tangan Rhea keluar dari store. Kemudian masuk ke store yang lain. Tetapi Rhea menolak lagi barang-barang yang ingin dibelikan Samuel untuknya. Samuel tidak menyerah, dia kembali membawa Rhea masuk ke dalam store lainnya. Begitu seterusnya hingga Rhea jengah.

Rhea yang lelah keluar masuk store sedari tadi menghentakkan tangan Samuel keras. Menyebabkan tangan Samuel yang menggenggam tangannya terlepas. Rhea menatap Samuel penuh kekesalan.

"kamu apa-apaan sih Sam!" seru Rhea sedikit tinggi.

"kamu yang apa-apan Rhea. Why did you turn down all that stuff? I bought it for you "

Rhea menghembuskan napasnya kesal. "aku enggak butuh semua barang yang kamu tunjuk itu, Sam. Aku capek, mau pulang"

Belum sempat Rhea melangkah, Samuel sudah lebih dulu menahan lengan Rhea. Samuel tidak habis pikir pada Rhea. Seharusnya Rhea senang diajak berbelanja seperti ini. Tapi kenapa dia malah marah padanya. Terlebih Rhea menolak semua barang yang dibelikannya.

Samuel memanggil Manager Lapangan yang berdiri beberapa langkah di belakang dengan jari telunjuknya.

"pecat semua pegawai yang bekerja di store yang saya masuki tadi. Mereka tidak becus bekerja sampai calon istri saya ini tidak berminat pada satu pun barang yang ada di sana"

***

Next [19]

Black RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang