[36]

445 20 4
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Taksi yang Rhea tumpangi berhenti di depan sebuah club malam. Rhea melirik pintu masuk club yang terlihat hanya diterangi lampu-lampu temaram.

“Pak, boleh saya pinjam ponsel Bapak? Punya saya batrainya habis, Pak” tanya Rhea pada sopir taksi itu.

Sopir taksi itu mengangguk. Dia menjulurkan ponsel miliknya pada Rhea.

Rhea mengetik beberapa angka di layar. Ia menunggu panggilan telfon tersambung dengan gelisah.

“Bel, aku udah di luar” kata Rhea pelan pada Bella yang ada di seberang telfon.

Rhea menyerahkan ponsel yang dipinjamnya tadi kepada sopir taksi. Dia memberikan beberapa lembar uang kepadanya, termasuk biaya telfonnya tadi.

Rhea keluar dari taksi. Dia menunggu kedatangan Bella di depan pintu masuk club. Tadi saat Rhea memasuki taksi, Rhea menelfon Bella menanyakan keberadaannya. Ternyata Bella ada di club malam bersama beberapa teman kuliahnya yang lain. Setelah menelfon Bella, Rhea mematikan telfonnya. Tidak ingin menerima telfon dari siapapun atau bisa saja Samuel melacak keberadaannya. Samuel bisa melakukan apapun dengan semua kekuasaan yang dimilikinya. Dan Rhea benar-benar tidak ingin melihat wajah Samuel sekarang.

Rhea bergerak gelisah ketika beberapa orang menatapnya aneh. Saat ini dia hanya memakai celana jeans dipadukan dengan sweater putih dan tote bag putih miliknya. Rhea menatap pintu masuk club. Menanti kedatangan Bella. Dia tidak pernah datang ke tempat seperti ini sebelumnya.

Sebenarnya Bella sudah sering mengajaknya untuk ikut bersenang-senang ke tempat ini, tapi selalu Rhea tolak. Bukan. Bukan. Bella bukan wanita seperti itu. Dia hanya wanita biasa yang sesekali pergi ke club untuk bersenang-senang. Menghabiskan malam bersama dengan teman-temannya di sana.

Hey what's wrong, why are you crying ” seru Bella melihat wajah sembab Rhea.

Melihat Rhea yang sedang tidak baik-baik saja, membuat Bella segera membawa Rhea masuk ke dalam pelukannya. Rhea balas memeluk Bella erat. Menangis dalam diam di pundak wanita itu.

“yaudah, kita balik ke kost aja ya. Kamu kelihatan sangat menyedihkan” tawar Bella.

Rhea menggeleng menolak tawaran Bella.

“terus gimana? Atau kamu mau masuk ke dalem? Ada anak-anak lain juga di dalem”

Rhea terlihat berpikir sebentar. Kemudian mengangguk pelan menjawab pertanyaan Bella. Tidak ada salahnya bukan mencoba tempat baru seperti ini. Rhea kembali mengangguk yakin saat Bella bertanya sekali lagi pada Rhea.

Bella membawa Rhea masuk ke dalam club. Mendudukkan Rhea di salah satu sudut club. Di sana sudah ada beberapa teman kampus mereka. Bella menyuruh mereka untuk diam ketika melihat kedatangan Rhea apalagi dengan wajah sembab seperti itu.

“kamu mau minum apa Rhe? Jus?” tanya Bella.

Rhea terlihat berpikir lalu menunjuk alkohol yang ada di atas meja. “itu aja Bel, aku mau coba”

are you sure? That's alcohol ” tanya Bella ragu.

Bella tidak ingin menjerumuskan Rhea ke dalam dunia kerlap-kerlip ini. Dia tahu Rhea bukan anak malam yang suka keluyuran ke luar. Apalagi ke club. Rhea biasanya lebih suka bersantai di kamar kost, menonton film sambil menikmati camilan. Entah apa yang membuat Rhea menjadi berbeda hari ini. Bella yakin pasti sudah terjadi sesuatu pada Rhea.

Black RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang