______________________________________
HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________🌻🌻🌻
Rhea berdiri termenung menatap langit gelap di depan dinding kaca yang ada di kamarnya. Sudah dua hari Samuel mengurungnya di kamar ini. Sudah dua hari pula Rhea tidak melihat batang hidung Samuel.
Samuel tidak mengunci kamarnya seperti dua hari yang lalu. Tapi dia menempatkan dua pengawal di depan kamar Rhea. Rhea pernah mencoba untuk melawan dua pengawal itu, tapi dia gagal. Dua orang pengawal itu malah menyeret Rhea masuk kembali ke dalam kamar. Rhea tidak bisa menghubungi siapa pun. Tote bag nya tertinggal di club dan di kamar ini tidak ada akses untuk berkomunikasi satu pun.
Setiap hari Bi Irum akan mengantarkan makanan ke kamar Rhea. Rhea tidak menolak itu. Dia harus makan jika ingin memiliki energi. Rhea tentu tidak ingin mati konyol di rumah Samuel seperti ini. Dia harus punya energi untuk melawan Samuel. Lihat saja, Rhea akan membalas Samuel jika melihat batang hidungnya nanti.
Rhea menolehkan kepalanya ke belakang saat mendengar suara pintu terbuka. Ada Samuel di sana. Penampilannya sangat berantakan. Kemeja kusut yang digulung sampai siku, rambut berantakan, dan wajah yang terlihat sangat menyedihkan.
Samuel masuk ke dalam kamar Rhea dengan langkah terhuyung. Sepertinya Samuel mabuk. Belum lagi aroma tidak sedap menempel di tubuh Samuel. Rhea rasa Samuel baru saja pulang dari club. Samuel mendekati Rhea dengan tatapan penuh nafsu. Membuat Rhea refleks melangkah mundur.
Samuel menyudutkan Rhea ke dinding kaca di belakang Rhea. Dia menarik pinggang Rhea merapat padanya. Rhea memandang Samuel takut. Tatapan mata Samuel sungguh menakutkan. Rhea tidah pernah melihat tatapan Samuel yang seperti ini. Ini bukan Samuel.
“Sam..” cicit Rhea mendorong tubuh Samuel menjauh.
Samuel menangkup pipi Rhea dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mendorong tengkuk Rhea. Samuel mencium Rhea ganas. Membuat Rhea memukul-mukulkan kedua tangannya pada dada Samuel. Samuel tidak menggubris itu. Dia terus melanjutkan lumatan demi lumatan pada bibir mungil Rhea.
Rhea meringis perih saat merasakan Samuel menggigit bibir bawahnya. Rhea meneteskan air mata saat Samuel tidak kunjung menghentikan lumatannya pada bibir Rhea. Rhea tidak bisa melawan Samuel. Pria itu terlalu kuat.
Samuel melepaskan pagutan bibirnya pada Rhea saat dirasa Rhea sudah kehabisan napas. Rhea menghirup oksigen sebanyak mungkin. Begitu juga dengan Samuel. Samuel menyatukan dahinya dengan dahi Rhea. Menatap kedua mata Rhea yang mulai sayu.
Rhea mendorong tubuh Samuel sekuat yang ia bisa. Lalu menampar pipi Samuel keras. Rhea manatap Samuel tajam. Dia benar-benar marah atas sikap Samuel yang seperti melecehkannya.
Samuel meraba pipi kirinya yang baru saja ditampar oleh Rhea.
“KAMU NAMPAR AKU?”
Rhea mengepalkan tangannya kuat. Tidak peduli dengan rasa sakit di kulit tangannya yang beradu dengan kuku miliknya.
“Dasar brengsek” desis Rhea tajam.
Samuel kembali menangkup pipi Rhea. Berniat untuk mencium Rhea lagi. Namun sebelum itu Rhea sudah terlebih dahulu mendorong Samuel menjauh.
“CUKUP SAM! CUKUP!” teriak Rhea marah. “KAMU UDAH NYAKITIN AKU DAN SEKARANG KAMU MAU MELECEHKAN AKU SAM? KAMU BENAR-BENAR LAKI-LAKI BRENGSEK”
“I'M FUCKING LOVE YOU, RHEA ” balas Samuel
Rhea mendengus keras. “Cinta? Kamu cuma terobsesi Sam sama Mbak Shea, bukan aku”
“who said that? ” tanya Samuel. Nada bicaranya sudah mulai melunak.
Rhea berdecak kesal. “are you deaf? Aku Sam, aku yang bilang!”
Samuel mengusap rambutnya ke belakang. Dia maju selangkah lalu menangkup kedua pipi Rhea. Dia mengusap bibir mungil Rhea yang sekarang bengkak akibat ulahnya. Samuel menghapus pelan jejak peninggalan aksi brutalnya tadi.
“I'm sorry, I can't control myself ” ujar Samuel sambil mengusap bibir Rhea. Dia memperbaiki rambut Rhea yang sedikit berantakan.
“kamu kayak monster” lirih Rhea. “aku takut”
Samuel mengangguk mengaku bersalah. Benar. Wajar Rhea menganggapnya seperti monster. Dia sudah sangat kelepasan tadi. Samuel membawa Rhea masuk ke dalam pelukannya. Membawa kepala Rhea menempel di dada bidangnya. Rhea hanya diam saja. Tidak menolak atau pun membalas.
“I'm sorry Rhea. Please don't be afraid of me ” gumam Samuel masih memeluk Rhea.
Samuel melerai pelukannya pada Rhea. Dia kemudian menggendong Rhea dan meletakkannya di atas ranjang. Samuel menyodorkan segelas air putih yang ada di nakas kepada Rhea. Memaksa Rhea untuk mengisi ulang cairannya. Rhea hanya meminum hingga setengah gelas. Dia meyodorkan lagi gelas itu pada Samuel.
Samuel membuka kemeja yang dipakainya. Sehingga hanya menyisakan celana bahan panjangnya. Aksi tiba-tiba Samuel membuat Rhea memandangnya was-was. Perlahan Rhea bergerak mundur menjauhi Samuel.
Samuel naik ke atas ranjang lalu menarik Rhea untuk mendekat. Samuel merebahkan badannya dengan memeluk Rhea erat. Rhea tentu berontak minta dilepaskan.
“just tonight, let me hug you all night ” gumam Samuel menunduk memandang wajah Rhea.
Rhea menatap Samuel bingung tidak tahu harus menjawab apa. Harusnya dia menolak secara tegas. Tapi lidahnya terasa kelu. Tidak mampu mengeluarkan suara sedikit pun.
Samuel mengeratkan pelukannya pada Rhea. Membuat wajah Rhea terbenam di dada bidang miliknya. Samuel menepuk-nepuk punggung Rhea pelan. Sambil sesekali mengusap kepala Rhea. Dua hal yang dilakukan Samuel itu membuat Rhea merasa nyaman. Perlahan matanya mulai terpejam. Napasnya pun mulai terdengar beraturan.
Samuel memandang wajah tertidur Rhea. Dia mengecup puncak kepala Rhea sekali. Kemudian menggumamkan kata cinta dan maaf berkali-kali.
***
Next [39]
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rainbow
Romantizm▪︎▪︎ POSSESSIVE SERIES [4] ▪︎▪︎ ================================== Pertemuan Rhea dan Samuel - anak dari pemilih Harvey Holdings yang sekarang menjadi sponsor acara tahunan dari organisasi yang dia ikuti - sepertinya membuat Rhea akan menua sepuluh...