prolog

1.1K 211 80
                                    

FELIX menyodorkan matcha ice kesukaan Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FELIX menyodorkan matcha ice kesukaan Aurora. Membuat semburat lelah yang semula menghiasi wajah berpeluhnya perlahan sirna dan terganti oleh raut kegembiraan. Gadis itu buru-buru menerima dan meminumnya. Dari dulu matcha adalah minuman kesukaan yang juga selalu menjadi senjata utama orang-orang terdekat ketika suasana hatinya tidak baik. Segelas matcha sudah lebih dari cukup untuk mengisi ulang energi dan moodnya.

"Kamu yakin mau pergi? Aku dengar dari Mama, Tante Shin udah terima kamu di butiknya, kan?" Sembari menyeruput kopi miliknya, Felix memperhatikan Aurora yang baru saja duduk di atas koper. "Maksudku, poin pentingnya di sini bukan kamu yang pergi untuk interview, tapi alasan kamu ke Mommy."

Aurora meletakkan minumannya sebelum menepuk pelan bahu Felix. Pria yang sudah menjadi teman bahkan sebelum dia lahir ke dunia ini.

"Yakin, kan ada malaikat pelindungku di sini yang akan selalu memastikan nggak ada perang dunia ketiga selama aku pergi," ucapnya yang dibuntuti dengan kekehan sementara Felix menunjukkan protesnya. Dia agak kepayahan mengurus Mommynya. Meski Aurora tahu, seberat apapun risiko yang ditanggung, Felix akan tetap melakukannya demi pertemanan mereka yang lebih kuat dari ikatan darah.

"Emang, tapi baru kemarin Mommy ngamuk karena Rhino ketahuan balap liar."

"Terus?"

Felix menatap sendu dan ragu pada Aurora, "Nanti jebol lagi uangku. Masa aku harus borong semua tas sampai baju bermerek sampai Mommy sembuh marahnya?" Ujarnya kemudian.

"My Lixie..." Aurora tertawa kecil, turun dari kopernya, dan mencubit pipi Felix yang semakin tirus seiring dengan makin padat jadwal kegiatan pria itu. "Bukannya kamu sendiri yang selalu pamer kalau uang kamu itu nggak berseri? Masa cuma beliin Mommy tas sama baju udah ngeluh?"

"Kan tetap harus jaga-jaga buat masa depan kita nanti. Kamu emangnya mau anak kita nggak kebagian uangku?"

Mendengar kalimat yang bergulir, Aurora mendecak. Kehilangan akal setiap Felix melempar kalimat tadi.

"Just kidding, tapi kamu harus janji selalu kasih kabar. Deal?"

"Deal," Aurora membalas dengan senyuman lebar. Reflek dia menarik Felix ke dalam pelukannya. Meski badannya jauh lebih kecil dan pendek.

Dalam benaknya, dia bersyukur. Baginya, Felix sama seperti Rhino, mereka selalu bisa diandalkan dalam segala urusan dan situasi.

Seminggu yang lalu Aurora mendapat e-mail mengejutkan dari perusahaan impiannya.

Menjadi seorang desainer hebat adalah impian dan cita-cita Aurora sejak kecil. Berkat Mommynya yang mengajak dan mengenalkan dunia mode. Berawal dari situ Aurora kecil berangkat untuk menggantungkan mimpinya. Hingga selepas tamat dari studi universitas, Aurora memantapkan diri untuk mengajukan lamaran magang di salah satu perusahaan trend mode terkenal dunia.

Perjalanannya untuk meraih mimpi masih sangat panjang. Saat ini hanya satu titik dari langkah yang dia ambil. Tetapi paling tidak, Aurora merasa terberkati. Baginya hasil yang dia petik mulai dari prestasi semasa kuliah sampai mendapat e-mail panggilan interview. Semua terjadi karena dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Mulai dari Mommy yang terus memberi masukan tiap Aurora ikut lomba desain, sampai Daddynya yang tidak keberatan atas keputusan yang dia ambil.

"Kok melamun?" Felix melambaikan tangan di depan wajah Aurora. Mengembalikan atensi gadis itu dari kegiatannya berkelakar dalam angan. "Mikirin apa?"

"Nggak, aku cuma lagi bersyukur aja Tuhan kasih orang-orang baik di sekeliling aku."

"Termasuk aku?"

"Iya, termasuk kamu."

Yang mampir boleh banget vote dan komennya untuk chapters yang lebih baik :) Terima kasih atas dukungannya ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang mampir boleh banget vote dan komennya untuk chapters yang lebih baik :) Terima kasih atas dukungannya ♡

[1] Ephemeral • HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang