Him

3.1K 350 38
                                    

Mingyu pun akhirnya terdiam kemudian terbesit ide jahil di kepalanya. Ia pun mendekatkan kepalanya kemudian menginstruksikan Wonwoo untuk melakukan hal yang sama. Tidak disangka lelaki berkacamata itu menurut dan Mingyu pun mendekatkan wajahnya pada wajah Wonwoo seraya menatap dalam sepasang obsidian cokelat terang di balik kacamata itu.

"Then 'sleep' with me."





{}


Plak!

Wonwoo terdiam sembari menatap satu tangannya yang mengudara. Perasaan kebas pada sebelah pipi Mingyu membuat lelaki itu perlahan menyentuh pipinya terkejut. Keduanya terdiam di posisi masing-masing hingga Wonwoo memutuskan untuk meninggalkan Mingyu yang saat ini tengah menatap kursi kosong di seberangnya datar.

'Ah... am I too much?' Mingyu menghela napas panjang kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"That... kinda hurts."

Mingyu hanya bisa diam. Kurang lebih 48 jam pertama Wonwoo tinggal di sini dan yang ia dapatkan adalah tamparan manis dari lelaki itu di pipinya. Ah, apakah sesulit ini untuk kembali berteman dengan lelaki itu? Atau caranya untuk kembali berteman dengan lelaki itu salah? Tetapi dulu ketika mereka masih bersama, Wonwoo tidak pernah terlihat marah ketika ia melemparkan lelucon-lelucon konyol yah meskipun ia tidak yakin saat ini Wonwoo tengah marah padanya atau tidak.

'Oh... right. That time he was yours, now he isn't. Wajar Wonwoo marah bego.' Mingyu lagi-lagi menghela napasnya kemudian menyisir surainya ke belakang dengan kasar.

"Should I apologize?"

Mingyu bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk meminta maaf pada Wonwoo atas tingkah menyebalkannya tadi. Well, he was just kidding. Sesampainya di depan kamar Wonwoo, Mingyu mengetuk pintu dengan pelan.

Tok!tok!

"Won?" Panggil Mingyu pelan. Tidak ada jawaban dari Wonwoo tetapi Mingyu tidak menyerah. Ia tetap melakukan hal yang sama dalam hitungan menit. Hampir lima menit ia berdiri di depan pintu kamar tersebut namun tidak ada jawaban dari Wonwoo. Lelaki itu pun menyerah dan berakhir menyandarkan kepalanya pada pintu cokelat tersebut sembari berucap pelan.

"Won... I'm sorry."

{}

"Is he gone yet?" Bisik Wonwoo pada dirinya sendiri. Sedari tadi lelaki berkacamata itu berada di balik pintu kamar. Ia sangat terkejut ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat disertai dengan ketukan pelan di pintu yang digunakannya untuk bersandar.

Wonwoo mengintip ke sela-sela bawah pintu dan menghela napas lega ketika ia tidak menemukan bayangan tubuh Mingyu. Ia pun kembali bersandar pada pintu tersebut seraya menutup wajahnya yang memerah akibat detak jantungnya yang berdetak tidak karuan karena ulah dari lelaki tinggi itu.

"Why did he apologize? Bukannya gue yang harusnya minta maaf ya?" Bisiknya bingung.

"Then 'sleep' with me."

Bayang-bayang dan suara Mingyu ketika mengucapkan empat kata yang terdengar begitu seduktif tersebut tiba-tiba kembali berputar di kepalanya. Hal tersebut membuat jantung Wonwoo lagi-lagi berdetak dengan kencang.

"Shit. Wonwoo you're too drunk." Wonwoo menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Well, alasan lelaki berkacamata itu melayangkan sebuah tamparan pada wajah Mingyu adalah murni karena Wonwoo terkejut. Pertama, Wonwoo baru menyadari bahwa kata 'sleep' yang dimaksud Mingyu adalah hal itu. Yang kedua, suara Mingyu ketika mengatakan kata-kata tersebut membuat bulu kuduknya seketika merinding disertai dengan jantungnya yang berdetak dengan kencang.

Sekala Niskala | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang