Wrong Direction

2.3K 270 59
                                    

Ah, persetan dengan semua itu. Tidak mau ambil pusing, lelaki itu pun perlahan-lahan mendekatkan wajahnya pada wajah Wonwoo yang tengah tertidur pulas. Mingyu dapat merasakan deru napas hangat yang teratur Wonwoo di permukaan wajahnya. Lelaki itu pun memejamkan kedua matanya.

"Mingyu,"

'Ck, ah brengsek.'


{}


Gagal mencuri kesempatan dalam kesempitan, Mingyu pun berakhir mengecup kening Wonwoo yang tengah tertidur dengan lembut kemudian membenarkan letak selimut Wonwoo sebelum akhirnya menoleh ke arah sumber suara dengan malas.

"Dengan segala hormat buat lo, bisa nggak at least ketok pintu dulu sebelum masuk? Sopan begitu? Inget, apart ini masih punya gue juga bukan punya Wonwoo doang." Ucap Mingyu sengit. Pelaku yang tidak lain tidak bukan adalah Hoshi hanya terdiam menatap Mingyu.

Well, lelaki itu memiliki perasaan yang tidak enak dan memutuskan untuk pergi ke apartemen Wonwoo ketika mengingat mungkin ini lah tujuan Wonwoo memberi tahu pin apartemennya. Namun, sebenarnya bukan ini yang ada di pikiran Hoshi ketika ia mengingat alasan Wonwoo memberi tahu pin apartemennya.

Lelaki bermata sipit itu membeku tak kuasa berkata apa-apa disaat ia melihat Jihoon yang berdiri tidak jauh darinya yang juga tengah menatap Mingyu tanpa lelaki itu sadari dengan tatapan yang sangat terluka.

Bukan ini yang ia harapkan jadi alasan Wonwoo memberi tahu pin apartemennya. Yang Hoshi harapkan adalah sebuah perdebatan antara Wonwoo dan Jihoon, bukan Jihoon yang menatap Mingyu mengecup kening Wonwoo yang tengah tertidur dengan tatapan yang sangat terluka.

Hoshi sangat tidak kuasa melihat sahabatnya itu terluka, hatinya ikut berdenyut sakit melihat Jihoon yang saat ini tengah bersusah payah untuk menahan air matanya.

"J-jihoon..." Panggil Hoshi yang membuat Mingyu mengernyitkan keningnya sembari menoleh ke arah pandangan Hoshi kemudian menaikan sebelah alisnya ketika melihat Jihoon yang saat ini tengah menatapnya.

'Oh, jadi dia daritadi disitu? Bagus lah.' Mingyu pun tersenyum miring.

"Jihoon... ayo pulang." Ucap Hoshi dengan nada suara yang sedikit bergetar. Mendengar hal tersebut, Jihoon pun memutuskan pandangannya pada Mingyu kemudian berjalan menuju Hoshi dengan gontai.

Hoshi pun membawa Jihoon keluar dari kamar apartemen Wonwoo dan menutup pintunya dengan pelan supaya tidak membangunkan Wonwoo yang sepertinya tengah tertidur itu. Keduanya berjalan ke arah parkiran dalam diam. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul setengah tiga dini hari.

Sesampainya Jihoon dan Hoshi di parkiran, Jihoon berhenti tepat di samping mobil Hoshi membuat lelaki yang tengah menyalakan mobilnya itu terbingung. Hoshi pun keluar dari mobil untuk menghampiri Jihoon yang saat ini tengah menunduk dengan tubuh yang bergetar.

Ya, Hoshi tau. Lelaki mungil itu tengah menangis dan tidak perlu waktu lama untuk menunggu Jihoon mengeluarkan sepatah kata, lelaki bermata sipit itu sontak memeluk Jihoon dengan lembut. Hal tersebut membuat Jihoon tidak kuasa menahan sesegukannya.

Lelaki mungil itu pun menumpahkan segalanya dalam pelukan hangat Hoshi. Hatinya terluka di kala ia melihat Wonwoo sama sekali tidak menolak Mingyu berbanding terbalik dengan dirinya. Jihoon tidak dapat memungkiri bahwa ia cemburu. Ia iri pada Mingyu yang dapat melakukan hal yang ia mau pada Wonwoo sedangkan ia tidak.

Mingyu hanya sekedar mantan kekasih Wonwoo, mengapa lelaki itu bisa melakukan apa yang ia mau sedangkan Jihoon yang seharusnya menjadi masa depan Wonwoo tidak bisa? Apa yang membuat Mingyu spesial?

Jika saja Jihoon tau akhirnya akan seperti ini, maka ia tidak akan mendukung Wonwoo untuk keluar dari rumahnya dan tinggal di apartemen ini dan jika saja Jihoon tau masa lalu Wonwoo beberapa waktu lebih cepat, maka ia tidak akan mengizinkan Wonwoo untuk tinggal di apartemen rekomendasi dari Jeonghan.

Sekala Niskala | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang