Brak!
"ASTAGA BUNDA AA TELAT KELAS PAGI!!!!"
Seola, sang wanita berusia kepala empat yang dipanggil bunda itu sontak menghela napasnya melihat si sulung yang saat ini tengah berlari menuju garasi setelah dengan tega membanting pintu kamar yang tidak bersalah miliknya. Ia kemudian berjalan menuju si sulung dengan sepiring roti sandwich dan juga segelas susu hangat di tangannya.
"Sarapan dulu, a." Ucapnya lembut. Lelaki yang sibuk memanaskan vespa berwarna beige kesayangannya itu hanya mendecak sebal refleks.
"Bun, kok aku ga dibangunin sih? Jungwoo mana?" Seola tersenyum hangat.
"Udah berangkat tadi naik gojek, sayang. Adek ada kelas jam 7." Mendengar ucapan sang bunda, lelaki itu lagi-lagi mendecak sebal.
"Ck, dasar gak guna!"
"Astaga, Wonwoo! Gak boleh gitu dong, siapa suruh kamu keluar malem terus sampe jam 3 pagi baru pulang? Giliran telat bangun nyalahin adeknya! Yang bener aja?" Wonwoo, lelaki itu hanya memutar matanya jengah mendengar rentetan teguran dari Seola yang selalu akan membela sang adik.
"Terus aja belain Jungwoo."
Wonwoo merebut sepiring sandwich dan segelas susu yang berada di tangan Seola kemudian duduk di kursi seraya memakai sepatunya. Sedangkan Seola hanya menghela napasnya kecil kemudian meletakkan sebelah tangannya di atas kepala Wonwoo lalu mengusap surai hitam tersebut dengan lembut.
"Aa, bunda kan udah bilang kalo kayak gini terus mending kamu cari kosan atau apartemen gitu? Nanti biar si adek yang nemenin kamu, ya?" Tukasnya pelan.
"Nggak mau, aa di rumah aja."
"Yaudah makanya jangan telat terus bangunnya. Jarak ke kampus kan jauh, a. Pokoknya kalo sampe besok masih susah dibangunin juga, nanti bunda bilangin ayah buat cariin apart—"
"Bunda ngusir aku?" Potong Wonwoo cepat.
Entah mengapa mood-nya mengalami penurunan drastis setiap Seola mengungkit perihal dirinya yang harus keluar dari rumah. Well... Wonwoo sedang tidak dalam mood yang bagus untuk membahas hal itu sekarang. Ia pun meneguk segelas susu yang berada di meja sampingnya dengan kasar.
"Kok ngomongnya gitu, hm? Bunda bilang gitu kan supaya kamu nggak setiap hari telat kelas pagi—"
"Aku berangkat." Wonwoo lagi-lagi memotong ucapan Seola kemudian beranjak dari tempatnya meninggalkan segelas susu yang tersisa kurang dari setengahnya.
Well, ini terjadi karena ia tau bukan itu alasan sebenarnya.
"Nanti malem pulang cepet ya, ayah mau bawain pizza." Ucap Seola yang sepertinya tidak digubris oleh si sulung.
"Thanks for the food." Tidak lupa mengecup pipi sang bunda, ia pun dengan cepat memakai helm-nya dan berangkat menuju kampus.
Seola hanya menghela napas pelan kemudian berjalan menuju pintu pagar yang masih terbuka lebar. Namun, belum sampai ia di pagar ia melihat si sulung turun dari motornya kemudian menutup pagar tersebut. Ah, apakah anak itu memutar balik demi menutup pagar yang belum ditutup?
"Udah bunda masuk aja, pagernya berat biar aku yang tutup." Setelah menutup pintu pagar dengan rapat, Wonwoo kembali menaiki motornya dan kali ini untuk benar-benar berangkat ke kampus. Melihat kelakuan anak sulungnya yang selalu tidak dapat ia tebak sedari dulu membuatnya terkekeh kecil.
She knew exactly that the gate wasn't as heavy as he said at all.
Ah, ia tidak bisa membayangkan hidup tanpa si sulung. Tingkahnya yang tidak dapat ditebak merupakan sebuah hal yang pastinya akan ia rindukan ketika lelaki itu tidak ada.
![](https://img.wattpad.com/cover/236951462-288-k515443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Niskala | Meanie [✔]
Fanfiction"Inget, kita sama-sama punya hati yang harus dijaga. Jangan binal." "Cih, lo emang cowok paling brengsek yang pernah gue tidurin." #1 in Wongyu #3 in Meanie [Completed] Fluff, Romance, Mature. Meanie Couple ©️Jungsushii, 2020.