Setelah cincin itu tersemat di jari manis tangan kiri Wonwoo, Mingyu sontak memeluk tubuh setengah polos Wonwoo dengan erat hingga Wonwoo oleng dan terdorong hingga punggungnya menghantam kasur dengan Mingyu yang menindihnya.
"Thank you, thank you, thank you."
"Mingyuuuu beraat!" Mingyu pun menopang tubuhnya dengan kedua tangannya di antara Wonwoo kemudian menatap lelaki seraya tersenyum bahagia. Wonwoo cukup terkejut melihat Mingyu yang saat ini tengah menitihkan air matanya. Lelaki itu pun tersenyum kemudian menangkup wajah Mingyu lalu mengecup dalam bibir lelaki tinggi itu.
"Mingyu, are you crying?" Mingyu menggeleng di saat air matanya terus mengalir dari kedua matanya.
"No, you are." Wonwoo terkekeh kecil.
"Yeah, we are."
{}
"Won..."
"Hmm?"
"Masih nggak mau pake baju juga? Dingin tau." Wonwoo terkekeh kecil mendengar rengekan dari Mingyu. Well, memang sedari tadi keduanya masih dibalut hanya dengan selembar handuk yang melingkar di pinggang mereka.
Dengan Mingyu yang berada dalam pelukan Wonwoo, lelaki itu sedari tadi hanya terus mengusakkan wajahnya ke dalam ceruk leher Wonwoo, dingin. Bagi Mingyu, Wonwoo memang gila bayangkan saja AC menyala dan mereka masih dalam keadaan setengah telanjang tetapi lelaki itu sama sekali tidak tergubris atau pun mengeluh dingin.
"Sekarang jam berapa?" Tanya Wonwoo. Mingyu menoleh sekilas melihat jam yang terletak di atas nakas.
"Setengah dua pagi,"
"Mingyu, ambil baju aja di lemari. Tolong ya, sama punya gue juga. Badan gue sakit, hm." Wonwoo berujar lembut.
Well, jika boleh jujur Mingyu malas teman-teman. Ia sedang dalam posisi enak dan tidak mau pergi kemana-mana. Bagi Mingyu, berada dalam pelukan Wonwoo itu lebih berharga bahkan sebenarnya ia rela kedinginan seperti ini asal dapat terus dipeluk Wonwoo. Yah, walaupun mulutnya tidak bisa berhenti mengeluh dingin sih.
Bau bucin? Semerbak.
"Nggak mauu," Wonwoo hanya menghela napas kecil kemudian memutuskan untuk meraih remot AC yang ada di bawah bantal bertujuan mematikan AC tersebut agar Mingyu tidak mati kedinginan.
Selepas mematikan AC, sebelah tangan Wonwoo kembali membelai surai hitam Mingyu yang membuat lelaki itu perlahan-lahan mulai merasakan kantuk. Wonwoo tersenyum, ia sepertinya tidak akan tidur sampai pagi nanti dikarenakan sebelumnya Wonwoo telah tertidur cukup lama.
"Won..."
"Hmm?"
"Ngerasa deja vu, nggak?" Tanya Mingyu yang terdengar sudah mulai melantur. Wonwoo lagi-lagi terkekeh, ia tau bahwa Mingyu sudah mengantuk parah tetapi masih saja memaksakan untuk berbicara.
"Kalo ngantuk tidur aja, nggak usah maksain nanya-nanya. Nanti pagi bisa dilanjut lagi nanya-nanyanya." Mingyu menggeleng pelan.
"Nggak mau, maunya sekarang."
Keras kepala.
Yah, sama sepertinya jadi daripada mereka berdebat lebih baik Wonwoo ikut saja dalam permainan Mingyu kali ini. Lagi pula lelaki tinggi itu akan tertidur jika kantuknya telah mengambil alih. Wonwoo pun tersenyum kemudian menarik selimutnya untuk menghangatkan Mingyu dan juga dirinya.
"De javu kenapa emang?" Tanya Wonwoo masih sembari membelai surai hitam Mingyu.
"Dulu pas setelah pertama kali kita ngelakuin hal itu, kita juga tidur di sini, di kamar lo." Wonwoo mengernyit. Ah, benar juga. Terakhir kali mereka melakukan hal itu, mereka berakhir mengungsi ke kamar Wonwoo karena terlalu malas membereskan kekacauan di tempat tidur Mingyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Niskala | Meanie [✔]
Fanfiction"Inget, kita sama-sama punya hati yang harus dijaga. Jangan binal." "Cih, lo emang cowok paling brengsek yang pernah gue tidurin." #1 in Wongyu #3 in Meanie [Completed] Fluff, Romance, Mature. Meanie Couple ©️Jungsushii, 2020.