Wonwoo mengangkat sebelah tangannya dan meletakkannya di rahang Mingyu kemudian mengusap sebelah pipi itu dengan lembut. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari mobil, di saat ibu jari Wonwoo mengusap lembut pipi Mingyu, lelaki berkacamata itu berucap.
"The Sky Before Sunset and You... It's beautiful."
{}
Recommended BGM - Losing Us by Raissa Anggiani
Tepat setelah pintu mobil ditutup, Mingyu sontak memukul setir mobil dengan kencang. Lelaki tinggi itu mengusap wajahnya kasar kemudian terus melayangkan pukulan-pukulan pada setir mobilnya.
Bunyi klakson-klakson mobil di belakangnya terus berbunyi menyuruh Mingyu untuk segera menjalankan kendaraannya mengingat lelaki itu saat ini masih berada di depan lobby utama rumah sakit. Sampai akhirnya seorang satpam menghampiri Mingyu dan mengetuk kaca mobilnya, Mingyu pun berakhir menghela napas kasar dan mulai menjalankan mobilnya untuk kembali ke apartemen.
Di sepanjang perjalanan, Mingyu hanya bisa merasakan penyesalan yang begitu mendalam akibat perlakuannya pada Wonwoo hari ini. Wonwoo tidak berbohong soal keterlambatannya di pameran.
"The Sky Before Sunset and You... It's beautiful."
Kata-kata itu terus terngiang di kepala Mingyu. Tidak mungkin jika Wonwoo tau judul dari karyanya jika saja ia tidak datang dan melihat sendiri. Tidak tau harus bersikap apa, Mingyu pun sedari tadi hanya terdiam menatap tajam jalanan basah ibu kota. Hujan tampak kembali deras seakan mewakili perasaan hati Mingyu dan Wonwoo malam ini.
Berkat mengendarai mobil dengan kecepatan yang menggila, tidak butuh waktu yang lama bagi Mingyu untuk sampai di apartemen. Kedua kaki panjang itu sontak berjalan dengan cepat menuju satu tujuan, yaitu kamar Wonwoo.
Mingyu melangkah masuk dengan gontai sebelum akhirnya membanting tubuhnya di atas kasur Wonwoo dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Harum shampoo khas milik Wonwoo membuat hati Mingyu terasa diremas.
Bukankah semalam mereka baik-baik saja? Mengapa bisa semua ini terjadi? Mengapa bisa kurun waktu kurang dari 24 jam hubungan yang tadinya baik-baik saja sekarang menjadi seperti ini? Bukankah seharusnya semua berakhir dengan bahagia? Mengapa jadi begini? Bukankah perpisahan mereka besok seharusnya menjadi perpisahan yang bahagia?
Mingyu tidak kuat. Lelaki itu menangis sejadi-jadinya sembari memeluk erat bantal milik Wonwoo. Harum khas milik Wonwoo dihirupnya dalam-dalam menolak untuk lupa. Lelaki tinggi itu semakin tidak ingin pergi.
Waktu saat ini telah menunjukkan pukul dua belas tengah malam. Jadwal penerbangan Mingyu adalah pukul 7.45 pagi alias kurang dari 8 jam lagi. Lelaki itu semakin memeluk erat bantal milik Wonwoo. Seharusnya malam ini menjadi malam perpisahan yang berbahagia.
Bayangan Wonwoo yang berada di dekapannya malam ini dengan ia yang memberikan kecupan-kecupan lembut di seluruh wajah lelaki manis tersebut lantas memukul telak Mingyu untuk kembali pada kenyataan.
Ceceran beling di ruang makan menjadi saksi bisu bagaimana Mingyu dengan tololnya terlarut dalam emosi yang menyebabkan hubungan mereka jadi seperti ini, bahkan ia juga tidak sengaja melukai hati dan fisik Wonwoo.
Mingyu terus menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi. Hatinya sakit sekali, rasanya seperti diremas dengan kencang kemudian dihujam dengan ratusan paku berkarat yang sakitnya hingga membuat ia mual.
Lelah akan menangis, air matanya seakan habis. Dengan wajah sembab yang kentara, lelaki itu sontak bangkit dari posisinya kemudian memutuskan untuk membereskan kekacauan yang disebabkannya tadi. Mingyu pun memutuskan untuk membersihkan pecahan-pecahan beling yang berserakan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Niskala | Meanie [✔]
Fanfiction"Inget, kita sama-sama punya hati yang harus dijaga. Jangan binal." "Cih, lo emang cowok paling brengsek yang pernah gue tidurin." #1 in Wongyu #3 in Meanie [Completed] Fluff, Romance, Mature. Meanie Couple ©️Jungsushii, 2020.