"I broke up with Jihoon." Tidak ada tanggapan dari Mingyu tetapi Wonwoo dapat merasakan pelukan Mingyu yang mengerat. Wonwoo pun menggenggam kedua tangan Mingyu sembari sesekali mengusap lembut punggung tangan lelaki itu dengan ibu jarinya.
"The moon is beautiful, isn't it?"
"Mingyu, ngelantur ya? Nggak ada bulan hari ini." Mingyu hanya terkekeh kecil. Rupanya Wonwoo tidak mengetahui arti dari kata-katanya itu.
"Ada,"
"Hm? Dimana?"
"Here, in my embrace."
{}
Entah mengapa ketika Wonwoo menyatakan bahwa hubungannya dengan Jihoon telah berakhir, Mingyu merasa secercah perasaan lega sehingga lelaki itu mengeratkan pelukannya pada Wonwoo. Namun, disaat yang bersamaan ia menjadi ragu dan tidak tau bagaimana cara menyampaikan perihal exchange-nya pada Wonwoo. Ditambah lagi ucapan Minghao tadi terngiang-ngiang di telinganya.
"Gyu... kalo emang Wonwoo beneran sayang sama lo, doski pasti bakal terus dukung apapun keputusan lo. Plus, dia nggak akan jadian sama Jihoon."
Ia baru sadar. Bukankah temannya yang satu itu secara tidak langsung menyimpulkan bahwa Wonwoo tidak benar-benar sayang padanya? Tidak, tidak. Ia tidak boleh berpikiran negatif. Persetan dengan seminggu ke belakang, yang terpenting baginya sekarang adalah ia telah melewati malam yang berkah.
"The moon is beautiful, isn't it?"
"Mingyu, ngelantur ya? Nggak ada bulan hari ini." Ekspresi kebingungan Wonwoo yang sangat kentara membuat kedua sudut bibir Mingyu terangkat secara otomatis.
"Ada,"
"Hm? Dimana?"
"Here, in my embrace." Wonwoo tersenyum kecil.
Seharusnya saat ini menjadi saat yang tepat untuk menjadikan Wonwoo miliknya, di bawah langit yang bertaburan bintang dan ditemani dengan angin sepoi dini hari yang membelai kulitnya. Namun, untuk pertama kalinya Mingyu merasa sangat ragu akan perasaannya pada Wonwoo.
Tidak bukan itu.
Rasa cintanya pada Wonwoo berkurang? Tidak mungkin.
Entahlah, ia hanya merasa aneh. Itu saja. Mengapa seakan-akan Wonwoo selalu datang padanya disaat ia membutuhkannya. Tetapi, ketika Wonwoo tidak membutuhkannya lelaki itu malah bersikap acuh tak acuh padanya dan menganggapnya tidak ada. Sebenarnya dianggap apa Mingyu dimata Wonwoo?
Mingyu lagi-lagi menggelengkan kepalanya lalu menghela napas panjang untuk membersihkan pikiran-pikiran yang membuat mood-nya turun drastis. Hal tersebut membuat Wonwoo bingung.
"Mingyu, are you okay?" Tanya Wonwoo seraya melepaskan pelukannya pada Mingyu dan berbalik dengan tujuan untuk menatap wajah lelaki tinggi itu.
"Kayaknya yang seharusnya nanya pertanyaan itu gue deh, are you okay? Ada yang sakit?" Wonwoo tersenyum kecil lalu membuang pandangannya ke arah lain.
"Sakit sih tapi nggak perlu lo gendong-gendong kayak di cerita BL yang suka dibaca Pinky." Mingyu terkekeh kecil seraya mengernyit.
"Pinky siapa?"
"Anak gue di BEM." Mingyu tersenyum. Keduanya dilanda keterdiaman sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang ingin membuka omongan terlebih dahulu, keduanya hanya sibuk menatap langit yang dipenuhi dengan bintang yang bergemerlapan.
Sangat indah. Tapi tidak seindah perasaan mereka saat ini.
"Mingyu," Panggil Wonwoo tiba-tiba.
"Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Niskala | Meanie [✔]
Fanfiction"Inget, kita sama-sama punya hati yang harus dijaga. Jangan binal." "Cih, lo emang cowok paling brengsek yang pernah gue tidurin." #1 in Wongyu #3 in Meanie [Completed] Fluff, Romance, Mature. Meanie Couple ©️Jungsushii, 2020.